backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

3

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Daftar Obat yang Efek Sampingnya Membuat Tubuh Goyah dan Mudah Jatuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 08/09/2020

Daftar Obat yang Efek Sampingnya Membuat Tubuh Goyah dan Mudah Jatuh

Minum obat adalah solusi termudah dan tercepat ketika Anda sakit. Meski begitu, obat-obatan baik yang pakai resep dokter atau dijual bebas di toko obat pasti memiliki efek sampingnya masing-masing. Beberapa obat bisa menyebabkan tubuh gemetaran atau tremor, gampang goyah dan linglung sulit seimbang, hingga mudah jatuh bahkan pingsan. Apa saja obat tersebut? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Berbagai jenis obat yang menimbulkan efek samping mudah jatuh

Keluhan tubuh yang tiba-tiba gemetaran atau gampang goyah seringnya muncul setelah minum kopi atau minuman berkafein lainnya, terutama pada orang yang pencernaannya sensitif. Kelebihan kafein dalam tubuh merangsang sistem saraf bekerja terlalu aktif sehingga menjadi tidak seimbang.

Namun jika Anda merasa lemas, goyah, merasa pusing berputar, hingga merasa mudah jatuh tapi tidak minum kopi, mungkin ini merupakan efek samping obat yang Anda minum.

Berikut ini adalah daftar obat yang bisa memicu gangguan keseimbangan pada tubuh, di antaranya:

1. Antidepresan

Antidepresan paling umum

Beberapa jenis antidepresan memiliki efek samping tubuh tremor atau gemetar. Salah satunya adalah selective serotonin re-uptakes inhibitors (SSRIs). Dilansir dari Verywell, sebanyak 20 persen pasien yang mengonsumsi SSRI mengalami tremor dan gangguan keseimbangan sesaat setelah minum obat.

SSRI bekerja mengatur hormon serotonin, suatu zat kimia di dalam otak yang berperan untuk memperbaiki mood dan siklus tidur. Inilah yang menyebabkan beberapa orang menjadi mudah lelah dan mudah jatuh 8 sampai 10 jam pertama setelah minum obat SSRI.

Faktanya, wanita lebih mudah depresi dibandingkan pria. Menurut para ahli, hal ini disebabkan oleh perubahan hormon dan tingkat aktivitas yang lebih tinggi, sehingga wanita jadi lebih mudah stres. Itulah mengapa wanita berisiko dua kali lebih mungkin untuk mengonsumsi obat antidepresan, seperti disebutkan oleh National Center for Health Statistics.

2. Antihistamin

obat flu

Obat flu dan alergi pada umumnya termasuk golongan antihistamin yang membuat Anda cepat mengantuk.

Pada dasarnya, histamin bermanfaat untuk membantu fungsi otak bekerja secara normal. Ketika Anda minum obat antihistamin, gejala flu memang akan berkurang secara perlahan. Namun pada saat yang bersamaan, fungsi normal otak menjadi terhambat akibat pengaruh antihistamin.

Itu sebabnya minum obat flu bisa membuat tubuh lemas dan mudah goyah karena Anda lebih mudah mengantuk.

Kalau Anda takut mengantuk pada siang hari dan berisiko menghambat aktivitas Anda, minumlah obat flu atau antihistamin lainnya di malam hari. Pasalnya, selain meredakan gejala flu dan alergi, hal ini juga bisa membuat Anda lebih mudah dan cepat tertidur. Alhasil, tubuh jadi lebih stabil dan lebih aman dari risiko jatuh.

3. Obat hipertensi

obat hipertensi, obat tekanan darah tinggi

Sebuah studi yang diterbitkan pada JAMA Internal Medicine tahun 2014, lansia yang mengonsumsi obat hipertensi mengalami peningkatan risiko mudah jatuh hingga cedera serius hingga 30 sampai 40 persen. Pasalnya, obat penurun tekanan darah memiliki efek samping pusing bahkan pingsan – terlebih jika seseorang tiba-tiba berdiri setelah duduk.

Obat hipertensi yang mengandung beta-blocker dapat menghambat produksi adrenalin, hormon yang menyebabkan jantung berdebar dengan cepat. Ketika denyut jantung melambat, aliran darah ke seluruh tubuh ikut menurun sehingga membuat tekanan darah rendah (hipotensi). Ini sebabnya, orang yang minum obat hipertensi menjadi lebih mudah lelah, pusing, dan mengalami gangguan keseimbangan.

Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan inhibitor ACE yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah. Dengan demikian, aliran darah menjadi lebih lancar dan mengurangi gejala pusing akibat tekanan darah rendah.

4. Benzodiazepines

obat pereda nyeri tingkatkan risiko stroke

Benzodiazepine adalah jenis obat yang umum diresepkan untuk mengobati kecemasan. Menurut Nancy Simpkins, MD, seorang ahli kesehatan wanita di Livingston, benzodiazepine memberikan efek samping utama berupa kelelahan.

Obat benzodiazepine bekerja dengan mengikat reseptor di otak yang melepaskan zat kimia bernama GABA. Ketika GABA dilepaskan, otak dan tubuh cenderung lebih rileks dan tenang sehingga mengurangi gejala kecemasan. Namun secara bersamaan, pelepasan GABA tersebut juga membuat Anda menjadi lebih mudah mengantuk atau bahkan cepat tertidur.

Jika Anda butuh obat anticemas di saat-saat genting, misalnya saat harus mempersiapkan presentasi atau ujian, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan benzodiazepine yang dosisnya lebih rendah.

Jangan ubah dosis sembarangan

Untuk menentukan apakah gangguan keseimbangan Anda benar disebabkan oleh efek samping obat atau karena hal lainnya, konsultasikan dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan melihat riwayat kesehatan Anda, termasuk jenis obat yang sedang Anda konsumsi. Seluruh informasi ini sudah cukup untuk menentukan apakah obat tersebut memang menjadi penyebab gangguan keseimbangan yang Anda alami.

Nah, apabila Anda diresepkan obat-obatan di atas oleh dokter tapi takut mengalami efek samping kegoyahan dan mudah jatuh, konsultasikan ke dokter untuk kemungkinan menurunkan dosis atau mengganti jenis obatnya. Jangan mengubah dosis tanpa sepengetahuan dokter karena hal ini justru bisa berbalik merugikan kesehatan Anda.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Adelia Marista Safitri · Tanggal diperbarui 08/09/2020

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan