Temulawak dan kunyit memiliki khasiat untuk kesehatan yang cukup populer dalam masyarakat Indonesia. Namun, tak semua dapat menyebutkan perbedaan temulawak dan kunyit.
Sekilas, kedua tanaman rempah ini memang terlihat mirip. Meski begitu, temulawak dan kunyit memiliki bentuk, kandungan, dan manfaat yang tak sama.
Perbedaan temulawak dan kunyit
Tak hanya digunakan sebagai bumbu dapur, temulawak dan kunyit juga tanaman obat yang mudah dibudidayakan dan sering digunakan untuk memelihara kesehatan.
Meskipun cukup dikenal dan sering diolah sebagai bumbu masakan, ternyata tak semua orang bisa membedakan temulawak dengan kunyit.
Memang sekilas terlihat mirip, tetapi kedua bentuk dan warna kedua tanaman herbal ini berbeda.
Berikut ini perbedaan kunyit dan temulawak dari segi bentuk umbi, kandungan, serta manfaatnya.
1. Perbedaan temulawak dan kunyit dari bentuk dan rasa
Temulawak dan kunyit sama-sama tergolong dalam famili Zingiberaceae, yaitu tanaman herbal dengan rimpang yang berbau aromatik.
Keduanya pun termasuk dalam genus Curcuma. Temulawak memiliki nama latin Curcuma xanthorrhiza. Nama latin kunyit adalah Curcuma domestica.
Secara kasatmata, kunyit dan temulawak dapat dibedakan dari bentuk dan rasanya.
Dari tampilan luar, temulawak memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Berukuran lebih besar daripada kunyit.
- Memiliki warna kulit kuning yang cenderung lebih pucat.
- Garis-garis melingkar gelap.
- Daging temulawak berwarna kuning atau oranye pucat.
- Memiliki rasa pahit.
- Aroma khas temulawak yang tidak menyengat.
Sementara itu, kunyit memperlihat ciri-ciri berikut ini.
- Berbentuk lebih lonjong daripada temulawak.
- Kulit tampak berwarna kuning mencolok bahkan oranye.
- Garis-garis melingkar yang lebih gelap.
- Daging kunyit berwarna kuning pekat atau oranye cerah.
- Memiliki rasa sedikit pahit cenderung pedas seperti jahe.
- Aroma khas kunyit lebih menyengat.
Anda dapat melihat perbedaan kunyit dan temulawak dengan lebih mudah bila membandingkan keduanya secara langsung.
2. Perbedaan dari kandungannya
Meskipun keduanya memang memiliki komponen antioksidan dan anti-inflamasi, ada beberapa komponen penting yang berbeda.
Hal ini dikarenakan temulawak dan kunyit memiliki kandungan senyawa kimia yang berbeda-beda.
Mengutip dari situs Cancer Chemoprevention Research Center UGM, kandungan kimia dari kunyit meliputi:
- zat warna kurkuminoid sebanyak 3 – 4 % seperti kurkumin,
- minyak atsiri 2 – 5 %,
- fruktosa dan glukosa,
- tanin, dan
- pati.
Selain itu, kunyit memiliki kandungan zat gizi penting lainnya seperti protein, kalsium, magnesium, fosfor, kalium, vitamin C, dan zat besi.
Kandungan tersebut membuat kunyit memiliki komponen antikoagulan, antihepatotoksik, dan anti-edemik.
Sementara itu, menurut jurnal Evidence-based Complementary and Alternative Medicine (2021), temulawak memiliki banyak kandungan senyawa kimia yang meliputi:
- terpenoid,
- kurkuminoid,
- komponen fenol seperti vanilin,
- germakron,
- dan tumeron.
Tak hanya itu, kandungan zat gizi pada temulawak juga bervariasi, seperti kalium, natrium, protein, zat besi, serat, dan magnesium.
Kandungan tersebut membuat temulawak memiliki komponen antibakteri atau antimikroba, antidiuretik, antihipertensi, dan antiseptik.