backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Mengenal Hypodontia, Kelainan Genetik Saat Sejumlah Gigi Tak Tumbuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Mengenal Hypodontia, Kelainan Genetik Saat Sejumlah Gigi Tak Tumbuh

    Hypodontia adalah kelainan genetik pada gigi ketika terdapat satu atau lebih gigi yang tidak tumbuh sama sekali. Tingkat keparahan hypodontia berbeda pada tiap orang dan ditentukan berdasarkan jumlah gigi yang hilang. Tanpa penanganan, kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan makan, mengunyah, hingga berbicara.

    Ciri-ciri dan penyebab hypodontia

    membersihkan karang gigi

    Pada kondisi normal, seluruh gigi susu seharusnya lengkap sejak anak berusia 3 tahun. Gigi susu kemudian digantikan oleh gigi tetap saat anak berusia 12-14 tahun. Gigi geraham belakang lalu menyusul tumbuh untuk melengkapi seluruh set gigi.

    Namun, orang-orang dengan hypodontia tidak mengalami pertumbuhan gigi secara lengkap.

    Pertumbuhan bisa terhenti pada gigi susu, tapi kebanyakan kasus hypodontia biasanya terjadi pada gigi tetap sehingga dampaknya bersifat permanen.

    Hypodontia adalah kondisi yang disebabkan oleh kelainan genetik dan ada lebih dari 10 gen yang berperan dalam memunculkan kondisi ini.

    Melansir laman National Organization for Rare Disorders, gen yang paling berperan adalah gen WNT10A.

    Jika kedua orangtua memiliki gen WNT10A, anak yang terlahir berisiko tinggi mewarisi gen yang sama.

    Gen ini membawa kelainan genetik yang disebut displasia ektodermal. Gejalanya yakni hypodontia, rambut kering, kelainan bentuk lidah, serta hiperhidrosis (keringat berlebihan).

    Pada beberapa kasus, hypodontia juga dapat terjadi bersamaan dengan bibir sumbing. Akan tetapi, kasus hypodontia seperti ini biasanya disebabkan oleh mutasi gen lain seperti MSX1, IRF6, dan LRP6.

    Mencegah dan mengatasi hypodontia

    cara meratakan gigi

    Hypodontia adalah kelainan genetik yang tidak dapat dicegah. Terkadang, hypodontia bahkan bisa terjadi tanpa penyebab yang pasti. Meski demikian, ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk memperbaiki kelainan ini.

    Sebelum memberikan penanganan, dokter perlu memastikan kondisi Anda terlebih dahulu menggunakan sinar-X.

    Dokter juga akan mencermati tanda lain seperti adanya jarak renggang antargigi, bentuk geraham yang tidak normal, gigi berukuran kecil dan lancip, dan sebagainya.

    Setelah itu, barulah dokter dapat memberikan tindakan selanjutnya.

    Penanganan terhadap hypodontia bertujuan untuk memperbaiki penampilan Anda dan memulihkan kemampuan makan, mengunyah, maupun berbicara yang sempat terganggu.

    Berikut adalah beberapa penanganan yang umum dilakukan terhadap penderita hypodontia:

    1. Pemasangan kawat gigi

    Pemasangan kawat gigi bertujuan untuk mengembalikan posisi gigi yang renggang sehingga Anda tidak perlu menggunakan gigi palsu. Jarak antargigi yang awalnya lebar lambat laun akan mengecil seperti gigi pada umumnya.

    2. Mengatur ulang bentuk gigi

    Metode ini dilakukan untuk memperbaiki bentuk gigi yang berukuran kecil atau berujung runcing. Dokter akan mengisi gigi tersebut dengan bahan khusus yang memiliki warna menyerupai gigi. Dengan begitu, gigi tampak memiliki ukuran dan warna yang normal.

    3. Menggunakan gigi palsu

    Ini adalah metode yang cukup sering digunakan untuk mengatasi hyperdontia. Gigi palsu dapat digunakan dengan tiga cara, yakni sebagai berikut:

  • Denture: Pemasangan gigi palsu yang bisa dilepas-pasang.
  • Dental bridge: Pemasangan gigi palsu di antara gigi alami. Gigi-gigi ini direkatkan menggunakan lem khusus.
  • Dental implant: Pemasangan implan gigi langsung ke tulang rahang.
  • Hyperdontia adalah kelainan gigi yang berpengaruh besar terhadap kemampuan makan dan berbicara. Kendati tak dapat dicegah, Anda dapat mengatasinya melalui sejumlah prosedur medis.

    Penanganan sedini mungkin akan sangat membantu proses perbaikan gigi. Oleh sebab itu, segeralah berkonsultasi pada dokter apabila Anda merasa memiliki tanda-tanda dari kelainan ini.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan