Halo! Ijinkan Saya bercerita pengalaman Saya mengalami Vaginismus selama 2 tahun.
Sejak saya mem-posting cerita mengenai Vaginismus yang saya alami tahun lalu, banyak sekali DM yang masuk dan sebagian besar belum tahu mengenai adanya penyakit ini. Masih banyak orang percaya mengenai mitos tentang rasa sakit saat berhubungan seksual pertama kali.
Tidak sedikit pula informasi yang beredar mengenai penyebab munculnya penyakit Vaginismus yaitu karena adanya faktor psikis. Baik itu rasa takut akan berhubungan seksual, khawatir rasa sakit yang akan dirasakan saat berhubungan seksual, atau bahkan trauma akan pelecehan seksual pada masa lalu.
Solusi yang ditawarkan untuk menyembuhkannya pun variatif, mulai dari hipnoterapi, senam kegel, operasi selaput dara, dan masih banyak informasi lainnya di media online.
Lalu, apa itu Vaginismus?
Merujuk pada ICD (International Statistical Classification of Disease and Related Health Problems), sebuah pedoman klasifikasi penyakit yang dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO (World Health Organization). Vaginismus berkode N94.2 berada pada golongan kelainan organ reproduksi dan salurah kemih.
Jadi, Vaginismus adalah sebuah penyakit di mana penderitanya mengalami kekakuan otot pada dinding vagina yang tidak bisa dikendalikan. Sehingga menyebabkan kendala penetrasi, baik itu rasa sakit terus menerus setelah penetrasi, penetrasi tidak terjadi sewaktu-waktu, penetrasi hanya sebagian saja, bahkan hingga kegagalan penetrasi.
Kali ini Saya ingin bercerita tentang pengalaman Saya mengenai penyebab Vaginismus yang Saya sebutkan di atas. Kebungkaman Saya akan Vaginismus tidak membuat Saya merasakan respons orang lain ataupun dokter secara langsung yang menyatakan bahwa penderita Vaginismus mengalami "kurang rileks" saat berhubungan seksual. Saya hanya mendapatkan informasi dari artikel-artikel yang saya temukan di media online.
Lalu apakah benar pendapat bahwa Vaginismus disebabkan karena faktor psikis? Karena perempuan kurang rileks? Karena terlalu cemas atau takut berhubungan seksual? Saya tidak dalam kapasitas menjawab benar atau salah dalam hal ini.
Yang pasti, Saya sudah mencoba segala cara agar Saya bisa rileks termasuk berbulan madu untuk yang ke sekian kalinya.
Kondisi Saya pada saat itu sudah sangat ingin melakukan hubungan seksual, sudah terangsang, sudah basah, namun tetap saja penetrasi tidak dapat terjadi. Penis terasa seperti menabrak tembok, vagina tidak dapat ditembus, paha tiba-tiba menutup.
Penderita Vaginismus lainnya bahkan sudah sampai ke psikolog, psikiater, dan melakukan senam kegel dengan harapan pikirannya bisa menjadi rileks. Nyatanya berakhir dengan kegagalan lagi.
Hingga akhirnya Saya menemukan satu akun Instagram yang dikelola oleh dokter penggiat Vaginismus pertama di Indonesia. Dengan bantuan tangan beliau pula saya bisa sembuh berkat “dilatasi”. Ya! Dilatasi merupakan satu-satunya penyembuhan efektif bagi penderita Vaginismus.
Rasa tegang, takut, panik, cemas menyelimuti Saya ketika ingin mencoba melakukan hubungan seksual usai prosedur dilatasi di rumah sakit. Namun kali ini rasa takut itu bukan dikarenakan rasa sakit yang Saya khawatirkan seperti malam pertama, namun rasa takut dan khawatir apabila gagal lagi untuk kesekian kalinya.
Pada akhirnya mitos tersebut berhasil Saya patahkan, karena kali ini Saya berhasil penetrasi dalam kondisi tidak rileks dan tanpa rasa sakit sama sekali.
Karena vagina yang normal (tidak Vaginismus) tetap dapat dilakukan penetrasi meskipun perempuan dalam kondisi tidak rileks, tegang, atau bahkan tidak menginginkannya sekalipun.
Bagi para perempuan yang mengalami kondisi sama seperti Saya, tidak perlu khawatir karena kalian pasti bisa sembuh :)
Vaginismus terjadi bukan karena seorang perempuan tidak mau, melainkan karena dia tidak mampu.
Halo dok saya mau tanyak saya tanggal 3 bulan 2 kemarin melakukan hubungan pentit pacar saya menggesek gesek alat kelamin nya di vagina saya tiba tiba pasangan saya mengeluarkan sperma nya tapi dia mengeluarkan sperma nya itu jauh dari saya bahkan gak kenak vagina saya, tapi kenapa saya Sampek sekarang belom datang bulan tanggal 9 bulan 1 Januari kemarin saya datang bulan tapi sekarang udh lewat tanggal 9 udh tanggal 19 belom datang juga halangan saya dok, dan 1 Minggu kebelakang saya mual mual dok hair liur saya ketika mual banyak sekali dan perut saya nyeri tapi ga lama cuma beberapa menit, saya sakit kepala juga pilek, pinggang saya sakit jugaa dok, tapi pinggang saya emang selalu sering sakit juga dok sebab dulu saya jatoh dari kereta , payudara saya juga sakit sesekali dok, dan saya minum obat tambah darah udh 3 kali minum biasanya saya minum obat itu besoknya haid saya datang dok, tapi ini engga , dan beberapa hari kemarin keputihan saya banyak dok , saya sering kentut dan sering sendawa juga dok, dan tanggal 14 bulan februari saya minum obat pelancar haid dok emkapsul dan vitamin setelah saya minum obat itu saya gak lagi mual Mual dok ngak lagi sakit kepala jugaa dok, dan Sampek sekarang saya minum obat itu udh tanggal 19 belom datang jugaa dok dan dalam 2 hari ini saya sering sakit kencing dok, dan dalam 2 hari ini keputihan saya dipinggir pinggir keputihan ada kek coklat kekgitu dok kayak orang udh habis haid ada keluar coklat kekgitu dok tpi bukan darah bukan bercak darah juga dok, itu kenapa ya dok saya takut karna tanggal 9 bulan 1 Januari kemarin saya haid tapi ini udah lewat tanggal 9 udh tanggal 19 kenapa belom datang juga haid saya jadi takut dok, tapi saya ada penyakit lambung juga dok saya sering juga mual sakit lambung tapi saya takut juga dok mohon di jawab ya dok🙏🙏
Halo kak, untuk pasien yang sudah dilatasi berbantu tetapi masih kesulitan memasukan dilator dengan ukuran terbesar apakah itu wajar?
Maksudnya setelah gagal penetrasi itu pertama kali cari informasi ke mana? searching di google dengan kata kunci apa, bagaimana akhirnya tahu kalau ini tuh vaginismus.
Setelah Membaca cerita Dian Mustika ini, rasanya pandangan saya jadi berubah.
Saya malah bingung sama dokter yang bilang kurang rileks, padahal sudah terangsang, dilakukan dengan sama-sama mau, sama-sama suka. Kenapa dokter masih bilang kurang rileks ya?