🔥 Diskusi Menarik

Selulitis

Halo dok. Saya penderita kaki bengkak bernanah (bag. pedis dextra/di atas telapak) yang berdasarkan hasil MRI , terdapat selulitis. Saya sudah dioperasi sebanyak 2x (dua kali) oleh dokter bedah umum, juga sebelumnya beberapa kali minum antibiotik/resép, diantaranya: Clindamycin, cefradoxil, Cefixime, levofloxaxin dan melalui pemeriksaan "maraton" hampir 7 bulan (seminggu sekali) diantaranya melalui rontgen (osteomyelitis), pemeriksaan kultur, MRI, Patologi Anatomi. Kecuali MRI (selulitis), lainnya: negatif. Setelah terakhir operasi (kedua), lalu kontrol-kontrol lagi dan lukanya memang kering, dinyatakan dokter sudah baik, tapi nyatanya sekitar sebulan kemudian masih ada keluar nanah walau sedikit dan setelah kering dan menutup lagi lukanya, timbul lagi bengkak. Awalnya sih dari bekas operasi thn 2006 lalu, dan sekitar 2019an muncul semacam keloid yang makin membesar saja dan sekitar 2021 "keloid" itu tiba² pecah mengeluarkan nanah sampai benar² kempés rata, akan tetapi di tempat keluarnya nanah itulah akhirnya tak bisa benar-benar sembuh/kering sampai sekarang (di awal sebelum operasi selulitis kedua, bengkaknya sering dan keluar nanah banyak dibanding sekarang yang hanya beberapa tetes saja dan masih terjadi bengkak). Nah, lalu tindakan apa yang sebaiknya saya lakukan selanjutnya dok, mengingat dokter ahli Podiatris belum ada di indonesia.

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
179
1
4

4 komentar

Hallo Sobat Sehat,

Terimakasih atas pertanyaannya.

Selulitis adalah jenis penyakit kulit yang muncul karena infeksi bakteri. Selulitis dapat menimbulkan warna kemerahan dan bengkak pada kulit. Gejala ini sering menyebar dengan cepat ke bagian tubuh lainnya.


Di samping itu, terdapat sejumlah faktor yang turut meningkatkan risiko seseorang mengalami selulitis, yaitu:

-Cedera, seperti terkena sayatan, patah tulang, atau luka bakar yang membuka jalur bagi bakteri untuk masuk ke dalam jaringan kulit.

-Mengidap penyakit kulit lain, seperti dermatitis atopik atau psoriasis.

-Menjalani perawatan kemoterapi.

-Pernah mengidap selulitis sebelumnya.

-Berat badan berlebih (obesitas).

-Daya tahan tubuh lemah.

-Beberapa kondisi yang menyebabkan daya tahan tubuh lemah dan meningkatkan risiko selulitis adalah diabetes, HIV/AIDS, dan leukimia.


Saran kami, konsultasikan dengan dokter spesialis dokter bedah yang menangani Anda untuk melakukan evaluasi dan kontrol ulang terhadap keluhan yang Anda alami. Sehingga bisa diberikan rekomendasi penatalaksaan selanjutnya sesuai keadaan Anda saat ini.

Perhatikan kebersihan dan perawatan luka dengan baik. Pastikan untuk membersihkan luka dengan benar dan mengganti perban secara teratur. Jaga agar area tersebut tetap kering dan hindari tekanan atau gesekan yang berlebihan.


Semoga membantu.

Salam, dr. Syifa.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
@dr. Laila Syifa
SelulitisSelulitis
1 tahun yang lalu
Suka
Balas
@dr. Laila Syifa

Baik, terimakasih masukkan dan sarannya dr. Syifa, akan saya pertimbangkan.

Hanya, yang saya herankan (bahkan dokter yang menangani saya juga) pada pemeriksaan kultur, tidak didapatkan ada bakteri yang tumbuh/no growth, both aerobe & anaerobe culture.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya bukan dokter, tetapi saya akan mencoba memberikan beberapa saran berdasarkan informasi yang Anda berikan.

Selulitis adalah infeksi kulit yang biasanya disebabkan oleh bakteri. Jika Anda sudah menjalani beberapa operasi dan minum antibiotik namun masih mengalami keluhan, ada beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan:

  1. Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin atau dokter bedah untuk mendapatkan pendapat kedua. Mereka mungkin dapat memberikan perspektif baru dan rekomendasi pengobatan yang berbeda.

  2. Pertimbangkan untuk mencari dokter ahli Podiatris di luar negeri jika memungkinkan. Mereka mungkin memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih spesifik dalam mengatasi masalah kaki.

  3. Diskusikan kemungkinan pengobatan lain seperti terapi antibiotik intravena atau pengobatan topikal yang lebih kuat. Dokter Anda dapat mengevaluasi apakah ada jenis antibiotik yang lebih efektif untuk mengatasi infeksi.

  4. Perhatikan kebersihan dan perawatan luka dengan baik. Pastikan untuk membersihkan luka dengan benar dan mengganti perban secara teratur. Jaga agar area tersebut tetap kering dan hindari tekanan atau gesekan yang berlebihan.

  5. Perhatikan pola makan dan gaya hidup sehat secara keseluruhan. Makan makanan bergizi, cukup istirahat, dan hindari faktor risiko seperti merokok atau konsumsi alkohol yang berlebihan.

  6. Diskusikan kemungkinan terapi tambahan seperti terapi oksigen hiperbarik atau terapi laser. Metode ini mungkin membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko infeksi.

Ingatlah bahwa saran ini hanya bersifat umum dan tidak menggantikan konsultasi langsung dengan dokter. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang memahami kondisi Anda secara mendalam dan dapat memberikan rekomendasi yang sesuai dengan situasi Anda.

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.