Halo dok,maaf sebelumnya kami ingin menanyakan terkait penyakit kulit yang menimbulkan bercak cok
... Lihat LainnyaHalo dok saia ada bercak putih di paha Dan sekarang tambah besar di cubit GK sakit itu penyakit apa ya
Di paha saia ada bercak putih dasekarang semakin lebar di cubit GK sakit Penyakit apa ya dok dan harus berobat dimana
1 komentar
Terbaru
Halo evan, terima kasih atas pertanyaan anda.
Kemungkinan gejala yang anda rasakan adalah panu. Panu sering dijumpai di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Dikenal dengan nama tinea versicolor, penyakit ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, kondisi ini bikin gatal dan bercak yang muncul kerap mengganggu penampilan.
Sebenarnya pada kulit setiap orang, terdapat jamur dan bakteri yang hidup dan tinggal di atasnya. Mikroba tersebut dapat hidup berdampingan dengan sel tubuh tanpa menimbulkan masalah. Bahkan, banyak mikroba yang dapat melindungi Anda dari infeksi yang membahayakan tubuh. Sayangnya, terkadang jamur berkembang biak dengan cepat dan tak terkendali. Sehingga terjadilah infeksi yang akan memunculkan berbagai gangguan pada kulit yang dapat memengaruhi warna, tekstur, serta menimbulkan rasa tak nyaman. Jenis jamur yang menjadi penyebab penyakit kulit ini adalah sekelompok jamur Malassezia. Malassezia termasuk bagian dari mikrobiota, yaitu mikroorganisme yang biasa ditemukan pada kulit normal. Jamur ini bergantung pada lipid (lemak) untuk bertahan hidup. Sejauh ini, ada 14 spesies dari jamur Malassezia yang ditemukan. Yang paling sering menyebabkan panu adalah Malassezia globosa, Malassezia resta, Malasseiza sympodialis, dan Malassezia furfur. Biasanya jamur ini tumbuh di sekitar kulit kepala, wajah, dan dada tanpa menimbulkan ruam kulit. Belum diketahui jelas bagaimana mekanisme jamur dalam menimbulkan penyakit. Namun, prosesnya diduga terjadi dengan cara yang berbeda-beda bergantung kepada jenis panu yang muncul. Pada panu yang berwarna coklat, ragi jamur masuk dan membuat melanosom (butiran pigmen) dalam melanosit (sel penghasil pigmen kulit bernama melanin) membesar sehingga menyebabkan hiperpegmentasi. Proses inilah yang menimbulkan bercak coklat pada kulit. Sedangkan panu berwarna putih atau hipopigmentasi kemungkinan disebabkan oleh bahan kimia yang diproduksi jamur Malassezia yang masuk ke dalam lapisan epidermis kulit dan merusak fungsi melanosit.
Beberapa faktor risiko yang jadi penyebab panu antara lain adalah sebagai berikut.
- Cuaca panas. Cuaca yang panas dapat membuat orang berkeringat, sehingga hal ini dapat mempermudah perkembangbiakan jamur. Alasan ini pula yang membuat orang-orang yang tinggal di area dengan iklim tropis/subtropis lebih mudah terkena panu.
- Kelembapan. Area yang lembap merupakan tempat ideal untuk pertumbuhan jamur.
- Sistem imun rendah. Orang-orang yang memiliki sistem imun rendah lebih rentan terkena infeksi. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah orang-orang yang memiliki penyakit yang menyerang imun (HIV).
- Pengobatan tertentu. Pasien yang sedang menjalani pengobatan kemoterapi atau yang mengonsumsi obat-otan penekan sistem imun (immunosupression) berisiko lebih tinggi terkena panu.
- Riwayat keluarga. Memiliki orang tua yang pernah terkena panu membuat anak juga lebih rentan mengalami hal yang sama.
Agar terhindar dari penyakit, ada baiknya Anda memperhatikan tips cegah penyebab panu. Hal ini juga dapat diterapkan untuk Anda yang sudah sembuh dan berharap panu tidak datang kembali. Beberapa langkahnya meliputi sebagai berikut.
- Hindari menggunakan produk kulit yang mengandung minyak. Kulit yang berminyak lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur.
- Kurangi ekspos terhadap sinar matahari. Jika sinar matahari tidak dapat dihindari, pertimbangkan untuk menggunakan sampo anti jamur setiap hari selama beberapa hari sebelum paparan sinar matahari.
- Memakai tabir surya setiap hari. Gunakan produk yang tidak mengandung minyak dengan minimal SPF 30.
- Jangan memakai pakaian yang ketat, seperti celana jeans, dan sebagainya. Kenakan pakaian berbahan kain yang dapat menyerap keringat seperti katun.
Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin untuk penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih