Sering berdebar dan nyeri dada ketika berbaring
Kenapa ya kalau tidur terlenyang atau berbaring jantung berdebar dan terasa nyeri ,sesak, dan dada juga seperti berdenyut??
Kenapa ya kalau tidur terlenyang atau berbaring jantung berdebar dan terasa nyeri ,sesak, dan dada juga seperti berdenyut??
1 komentar
Terbaru
Anda sekarang bisa mulai memposting cerita dan komentar.
Dapatkan saran dari dokter, pakar, dan duta komunitas.
Bagikan pengalaman Anda dengan orang lain yang mungkin membutuhkan.
Terus aktif dan jadilah Duta Komunitas dengan mengumpulkan poin
Halo Mia, terima kasih atas pertanyaan anda.
Ortopnea adalah kesulitan bernapas yang terjadi saat Anda berbaring telentang. Umumnya, ketika berbaring Anda akan susah bernapas hingga batuk dan suara mengi muncul. Kondisi yang tergolong sebagai salah satu jenis sesak napas (dispnea) ini akan langsung membaik saat Anda berubah posisi menjadi duduk maupun berdiri. Ortopnea dapat menyulitkan Anda untuk tidur lelap, terlebih bila terjadi pada malam hari. Alhasil, Anda mungkin tidur dalam posisi duduk. Anda mungkin juga perlu mengatasinya dengan menambah tumpukan bantal agar posisi dada dan kepala lebih tinggi saat berbaring. Meskipun hanya sebuah gejala, ortopnea merupakan pertanda penting dari memburuknya penyakit paru-paru, jantung, atau kondisi kesehatan lainnya.
Ortopnea umumnya menjadi suatu gejala dari masalah jantung dan paru-paru. Jika Anda mengidapnya, sesak napas akan terjadi saat berbaring. Tak hanya sesak napas yang datang tiba-tiba atau berkembang secara bertahap, Anda juga akan merasakan nyeri dada dan area sekitarnya. Selain itu, orthopnea juga menyebabkan gejala-gejala lain yang meliputi:
- kelelahan,
- mual,
- perubahan nafsu makan,
- peningkatan detak jantung, dan
- batuk dan suara mengi terus-menerus.
Selain hal-hal di atas, kemungkinan masih ada tanda dan gejala lain yang tidak disebutkan.
Penyebab sesak napas saat berbaring bisa karena persebaran cairan di dalam tubuh. Ketika Anda berbaring, cairan dalam tubuh akan berkumpul pada area sekitar dada sehingga meningkatkan tekanan pada pembuluh darah paru. Nah, kondisi inilah yang akan menyebabkan gangguan pada paru-paru ketika Anda bernapas. Jika Anda tidak memiliki riwayat penyakit jantung, kondisi ini biasanya tidak terlalu bermasalah. Namun, lain halnya bila Anda pernah mengalami serangan jantung atau gagal jantung. Penumpukan cairan pada area dada akan membuat jantung Anda tidak cukup kuat memompa darah ke seluruh tubuh dalam posisi berbaring. Akibatnya, tekanan dalam pembuluh darah paru ini meningkat dan menimbulkan sesak napas saat posisi tidur. Selain itu, pengidap penyakit paru juga lebih berisiko mengalami orthopnea. Pasalnya, penyakit paru yang Anda alami dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebihan. Terlalu banyak cairan dalam paru mempersulit pertukaran gas oksigen dengan karbon dioksida pada kantung kecil paru (alveolus). Akibatnya, jumlah oksigen berkurang dan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Hal inilah yang membuat Anda sesak dan sulit bernapas saat berbaring.
Perawatan ortopnea berfokus untuk mengurangi gejala dan mengobati penyebab yang mendasarinya. Hal ini termasuk penggunaan bantal, oksigen tambahan, dan obat-obatan.
1. Penggunaan bantal dan oksigen -> Sesak napas saat berbaring bisa langsung Anda atasi dengan cara mengubah posisi posisi tidur. Biarkan bagian atas tubuh Anda jadi lebih tinggi sedikit daripada bagian bawah. Menyangga kepala dengan bantal bisa mengurangi tekanan pada paru-paru dan jantung sehingga Anda bisa bernapas lebih baik. Dalam kondisi tertentu, alat bantu pernapasan dan oksigen mungkin bisa dipakai untuk memudahkan Anda bernapas.
2. Obat-obatan -> Jika orthopnea terus mengganggu, dokter akan meresepkan obat untuk mengobati penyakit paru, penyakit jantung, atau kondisi lain yang menjadi penyebabnya. Pasien gagal jantung biasanya mendapatkan pengobatan yang meliputi:
- obat diuretik seperti furosemid,
- ACE inhibitor seperti lisinopril dan kaptopril, serta
- beta-blocker seperti atenolol dan bisoprolol.
Kombinasi obat-obatan tersebut akan membantu mengurangi tumpukan cairan dalam tubuh dan menurunkan tekanan darah tinggi. Sementara itu, bila Anda mengidap PPOK, dokter akan meresepkan obat-obatan berupa:
- bronkodilator seperti salmeterol dan ipratropium, serta
- steroid inhalasi seperti budesonid.
Obat-obatan tersebut juga akan membantu mengendurkan saluran udara dan mengurangi peradangan pada paru-paru. Selain mengelola gejala dan memberikan resep obat, dokter juga bisa melakukan tindakan pembedahan jantung tergantung pada tingkat keparahannya. Perubahan gaya hidup juga Anda perlukan untuk menjaga kesehatan sistem kardiovaskular yang berkaitan erat dengan kondisi ortopnea. Salah satunya dengan berolahraga teratur dan menerapkan pola makan sehat untuk mengurangi berat badan, khususnya pada orang dengan obesitas.
Apabila gejala semakin parah maka sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih