🔥 Diskusi Menarik

Pengalamanku 3 Kali Menjadi Ibu Hamil dengan Thalasemia

Saya ingin bercerita bagaimana saya perjuangan saya, penyintas thalasemia, untuk memiliki anak.

Menjadi ibu hamil dengan thalasemia bukan hal yang mudah, namun juga bukan sesuatu yang mustahil terjadi. Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan program hamil, bahkan sebelum memutuskan menikah.

Saat itu, sebelum menerima lamaran dari pasangan, saya jelaskan bahwa thalasemia adalah penyakit kelainan darah yang belum bisa disembuhkan, pengidapnya harus menerima transfusi darah secara rutin seumur hidupnya.

Saat itu kondisi penyakit saya ini terbilang ringan, hanya membutuhkan transfusi darah setiap 1 tahun sekali atau 6 bulan sekali jika menjalani banyak kegiatan berat. Keharusan memberitahu calon pasangan perihal kondisi penyakit ini karena kemungkinan penyakit ini menurun pada anak kami nantinya. Oleh karena itu suami saya haruslah bukan pengidap thalasemia maupun pembawa sifat thalasemia (carrier). Dengan begitu kemungkinan anak kami pengidap thalasemia menjadi 0%.

Dia akhirnya dengan senang hati melakukan skrining thalasemia sebelum saya menjawab lamarannya.

Sejujurnya hati saya ciut selama menunggu hasil skrining. Beragam skenario buruk berputar di kepala saya. Jika dia carrier, saya punya dua skenario yakni dia akan meninggalkan saya atau saya yang akan meninggalkan dia.

Calon saya anak satu-satunya di keluarga, saya tahu betul bagaimana orang tuanya mengharapkan cucu biologis dari pria ini. Saya tidak mau mengambil risiko menikah dengan dia tanpa punya anak biologis.

Saya juga mendambakan dapat membangun keluarga dengan anak-anak yang lucu, tapi di sisi lain saya tidak mau anak saya mengidap thalasemia. Sejak tahu betapa sulitnya kondisi jika memiliki penyakit ini. Saya bertekad untuk memutus rantai thalasemia di saya, tidak menurunkannya ke anak.

Lanjut di kolom komentar yah.


Pengalamanku 3 Kali Menjadi Ibu Hamil dengan ThalasemiaPengalamanku 3 Kali Menjadi Ibu Hamil dengan Thalasemia
Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
1232
26
19

19 komentar

Hello selmt mlm

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Dok mau tanya saya ibu rmh tangga usia 40 tahun sya memiliki dua anak SM suami yg pertama , dn menikah gi sudah satu tahun tapi kok blm ada dok gimana cara nya cepat hamil

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
2
@Eka wati Lesehan

Ass Bu boleh nnya bentar

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

semangaaaaaaatt wowwww

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
@Komaruddin Din

promil

1 tahun yang lalu
Suka
Balas
@piun njir

Pada tanggal

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

semangaaaaaaatt wowwww

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Halo saya sdg promil dan sdh FET ddan sdh masuk 13 hari tapi pas saya test pack hasil negatip saya sedih sdh 9 thn down banget..tapi besok baru tgl 27 mau cek BTHcg nya

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

aaa

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

aaa

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

aaa

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Semangat, semoga kabar baik ya

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
1

Hallo sehat,mo nanya nih bagaimana cara menjaga kehamilan diatas usia yg sudah tidak muda lagi

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
1

hallo sehat.... mau tanyabtadi pgi aku flek seperyi darah segar usia.kandunganku 10minggu. kami.jauh dr rs. semmentara sy hanya istirah saja..apakah itu berbahaya dan saya hrs bgmn

2 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hallo Dilla, terima kasih sudah berbagi cerita di komunitas kehamilan Hello Sehat. Semoga cerita kamu menginspirasi para ibu dan para pejuang garis dua lainnya.

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
2
Part 2:
Hasilnya, dia bukan carrier thalasemia. Saya sangat bersyukur. Tiga bulan setelah menikah saya hamil. selama hamil saya harus konsumsi makanan yang bergizi dan tinggi kandungan zat besi agar bayi dalam kandungan berkembag dengan baik. Padahal penyintas thalasemia harus mengurangi asupan makanan yang mengandung zat besi sebab di tubuhnya sudah mengandung banyak zat besi yang diterima dari transfusi darah. Akhirnya demi kesehatan bayi dalam kandungan, saya mengubah pola makan, tetap makan sayur, ikan, dan daging merah yang kaya zat besi dengan catatan bahwa saya harus segera melakukan terapi pembuangan zat besi setelah melahirkan nanti.Setelah melahirkan, kondisi thalasemia saya semakin berat, apalagi setelah melahirkan anak kedua dan ketiga. Saat ini usia saya 30 tahun, kondisi kesehatan saya sangat menurun setelah tiga kali melahirkan. Menstruasi saya sudah tidak lancar, rambut rontok, kulit mulai menggelap, dan limpa saya membesar karena adanya penumpukan zat besi. Saya juga harus transfusi seminggu sekali. Tapi bagi saya semua ini setimpal bagi penyintas thalasemia seperti saya namun mampu melahirkan 3 anak yang sehat. 
3 tahun yang lalu
Suka
Balas
11

Wae luar biasa perjuangannya

2 tahun yang lalu
Suka
Balas
1
@ErwinaHalo ka Erwina, terima kasih ka 🙏 iya lebih baik mencegah sebelum terjadi. Jadi alangkah baiknya skrining thalassemia dulu untuk memutuskan rantainya
3 tahun yang lalu
Suka
Balas
3
@faradillasupandiwah ceritanya sangat menginspirasi mbak. Saya baru tahu penyakit thalasemia seperti ini. Berarti semua calon pasangan penyintas thalasemia harus skrining dulu ya untuk mencegah menurunkan penyakitnya ke anak. 
3 tahun yang lalu
Suka
Balas
4
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan