Pekerja

Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.

Ovulasi adalah masa ketika indung telur melepaskan sel telur. Setelah sel telur dilepaskan, biasanya akan berdiam di tuba fallopi selama 24 jam untuk menunggu sperma membuahi. Apabila tidak ada sperma yang membuahi, maka sel telur akan masuk ke dalam rahim dan mengalami disintegrasi. Periode ovulasi adalah periode dengan peluang terbesar memperoleh kehamilan ketika Anda melakukan hubungan seksual. Biasanya ovulasi terjadi 14 hari (+- 2-3 hari) sebelum hari pertama periode menstruasi berikutnya. Jadi misalnya seperti ini:

• Haid di bulan Juni tanggal 1-5 juni
• Siklus menstruasi Anda rata-rata misalnya 30 hari
• Berarti periode ovulasi Anda adalah tanggal 16 juni, bisa juga dimulai dari tanggal 13 hingga 18 juni.
• Selama periode ovulasi ini disarankan untuk melakukan hubungan seksual setiap 2-3 hari sekali. Sperma dapat bertahan hidup selama 3 hari di dalam vagina dan rahim, beberapa sperma hingga 5 hari.

Alat pemeriksaan kesuburan mendeteksi peningkatan Luteinizing Hormone (LH) yang terjadi i periode ovulasi. Ada gejala atau tanda ovulasi yang dapat Anda amati selain menggunakan alat pemeriksaan kesuburan tersebut, yakni:

• Kenaikan suhu tubuh basal, yang diukur dengan termometer
• Lendir serviks dan vagina lebih jernih, banyak, tipis mirip seperti putih telur mentah
• Payudara terasa kencang dan agak nyeri
• Perut kembung
• Rasa nyeri minimal di perut bawah kiri/kanan
• Spotting (tidak selalu ada)

LH adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior di otak. Peningkatan mendadak LH akan memicu terjadinya ovulasi. Naik turun kadar LH yang teratur diperlukan untuk pengaturan siklus menstruasi yang normal. Kondisi yang menyebabkan LH kadarnya selalu tinggi adalah:

• Polycystic ovary syndrome
• Menopause dini
• Disgenesis gonad
• Hiperplasia adrenal kongenital