Dok saya mau tanya. Saya hb tgl 17 november h+1 setelah haid. Tanpa pengaman. Dan saya keluarkan di luar. Smpai saat ini istri saya belum haid.. pe
... Lihat LainnyaKehamilan
Hallo dok ,saya mau tanya jika hbsag nya positif dampak pada kehamilan itu gimana?? Apa yg harus di lakukan bumil dok...??
1 komentar
Terbaru
Hallo Melinda kusnia dewi, terima kasih atas pertanyaan nya.
Hepatitis adalah peradangan hati serius yang bisa dengan mudah ditularkan ke orang lain. Penyakit ini diakibatkan oleh virus hepatitis. Ada beberapa jenis virus hepatitis, termasuk hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Jika tidak tertangani dengan baik, hepatitis saat hamil bisa menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati, bahkan kematian. Ibu juga bisa menyebarkan virus ke bayinya.
Infeksi hepatitis B bisa sembuh total dalam beberapa minggu tanpa pengobatan. Ibu hamil yang sudah terbebas dari virus hepatitis B akan menjadi kebal terhadapnya. Mereka tidak bisa terkena virus lagi. Tapi tidak seperti infeksi virus hepatitis B, kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi virus hepatitis C (sekitar 75% sampai 85%) menjadi seorang carrier, alias “tuan rumah” dari virus. Kebanyakan carrier hepatitis mengembangkan penyakit hati jangka panjang. Segelintir lainnya akan mengembangkan sirosis hati dan masalah hati serius yang mengancam jiwa lainnya.
Masuk
Apakah Anda mengalami gangguan pencernaan?
Baru
Home
Kesehatan Pencernaan
Penyakit Hati (Liver)
Panduan Menjaga Kehamilan yang Sehat Apabila Anda Terinfeksi Hepatitis
Ditulis oleh Ajeng Quamila Diperbarui Jul 02, 2021Ditinjau oleh dr. Yusra Firdaus
Tidak mengherankan jika banyak ibu hamil yang sama sekali tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi virus hepatitis. Biasanya karena gejalanya yang hanya bisa dirasakan samar-samar, atau mungkin tidak muncul sama sekali. Dan tentunya, jika Anda terdiagnosis memiliki hepatitis saat hamil, salah satu kekhawatiran terbesar Anda adalah mengenai dampaknya pada kehamilan itu sendiri juga pada anak Anda dalam kandungan. Artikel ini akan mengupas tuntas semua pertanyaan Anda seputar hepatitis saat hamil.
Kenapa ibu hamil harus waspada terhadap hepatitis?
Hepatitis a
dalah peradangan hati serius yang bisa dengan mudah ditularkan ke orang lain. Penyakit ini diakibatkan oleh virus hepatitis. Ada beberapa jenis virus hepatitis, termasuk hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Jika tidak tertangani dengan baik, hepatitis saat hamil bisa menyebabkan penyakit parah, kerusakan hati, bahkan kematian. Ibu juga bisa menyebarkan virus ke bayinya.
Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling umum terjadi selama kehamilan. Hepatitis B adalah bentuk hepatitis yang paling sering ditularkan dari ibu ke bayi di seluruh dunia, dengan peningkatan risiko yang lebih besar jika Anda tinggal di negara berkembang.
Sekitar 90% wanita hamil dengan infeksi hepatitis B akut akan “mewarisi” virus tersebut ke bayi mereka. Sekitar 10-20% wanita dengan infeksi hepatitis B kronis akan menularkannya. Sekitar 4% ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis C akan menyebarkannya ke bayi mereka. Risiko penyebaran penyakit dari ibu ke anak juga terkait dengan seberapa banyak jumlah virus (viral load) dalam tubuh ibu dan apakah dia juga terinfeksi oleh HIV.
Bagaimana ibu bisa terkena hepatitis saat hamil?
Hepatitis B dan C menyebar melalui darah dan cairan tubuh yang terinfeksi — misal cairan vagina atau air mani. Itu berarti Anda bisa mendapatkannya dari hubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi, atau ditusuk dengan jarum bekas pakai yang digunakan oleh seseorang yang terinfeksi — baik jarum suntik narkoba, jarum tato, maupun jarum suntik medis yang tidak steril. Akan tetapi risiko terkena hepatitis C melalui hubungan seks tergolong rendah jika Anda hanya memiliki satu pasangan untuk waktu yang lama.
Hepatitis C paling sering terjadi pada orang yang lahir antara tahun 1945 dan 1965. Untuk alasan ini, semua orang di kelompok usia ini harus diuji untuk infeksi hepatitis C.
Apa gejala hepatitis saat hamil?
Gejala hepatitis termasuk mual dan muntah, selalu kecapekan, kehilangan nafsu makan, demam, sakit perut (terutama di sisi kanan atas, lokasi hati berada), sakit pada otot dan persendian, serta jaundice alias penyakit kuning — kulit dan bagian putih mata yang menguning. Masalahnya adalah, gejala bisa mungkin tidak muncul selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah infeksi, atau Anda mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Apa dampak hepatitis saat hamil pada kesehatan ibu?
Infeksi hepatitis B bisa sembuh total dalam beberapa minggu tanpa pengobatan. Ibu hamil yang sudah terbebas dari virus hepatitis B akan menjadi kebal terhadapnya. Mereka tidak bisa terkena virus lagi. Tapi tidak seperti infeksi virus hepatitis B, kebanyakan orang dewasa yang terinfeksi virus hepatitis C (sekitar 75% sampai 85%) menjadi seorang carrier, alias “tuan rumah” dari virus. Kebanyakan carrier hepatitis mengembangkan penyakit hati jangka panjang. Segelintir lainnya akan mengembangkan sirosis hati dan masalah hati serius yang mengancam jiwa lainnya.
Kehamilan itu sendiri tidak akan mempercepat proses penyakit atau memperburuknya, walaupun jika hati sudah terbebani dan terluka dengan sirosis, ini dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami perlemakan hati. Perlemakan hati selama kehamilan yang akut mungkin terkait kekurangan enzim yang biasanya diproduksi oleh hati yang memungkinkan wanita hamil untuk memetabolisme asam lemak. Kondisi ini dapat dengan cepat menjadi parah, dan juga bisa memengaruhi anak yang belum lahir (yang mungkin juga lahir dengan kekurangan enzim ini).
Komplikasi lain yang dapat terjadi pada ibu dengan hepatitis saat hamil adalah batu empedu, yang sering menimbulkan penyakit kuning selama kehamilan. Ini terjadi pada 6% dari semua kehamilan, sebagian karena perubahan garam empedu selama kehamilan. Selain itu, kantung empedu mengosongkan diri lebih lambat selama kehamilan, yang berarti cairan empedu menggenang lebih lama di hati dan risiko batu empedu pun naik.
Jika Anda menderita hepatitis B saat hamil, diperkirakan Anda mungkin lebih rentan mengalami ketuban pecah dini, diabetes gestasional, dan/atau mengalami perdarahan berat pada akhir kehamilan. Ada juga peningkatan risiko komplikasi persalinan seperti plasenta abrupsio dan kematian bayi saat lahir.
Apa pengaruh hepatitis saat hamil pada bayi — baik saat masih dalam kandungan maupun setelah lahir?
Bayi dalam kandungan pada umumnya tidak terpengaruh oleh virus hepatitis milik ibunya selama kehamilan. Namun, mungkin ada beberapa peningkatan risiko tertentu saat persalinan, seperti bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), atau kelainan anatomi dan fungsi tubuh bayi (terutama pada infeksi hepatitis B kronis).
Risiko lainnya adalah bayi Anda bisa terinfeksi saat lahir. Bayi mungkin terinfeksi hepatitis B saat lahir jika ibu positif memiliki virusnya. Biasanya, penyakit ini diteruskan ke anak yang terkena paparan darah dan cairan vagina ibu selama proses persalinan. Infeksi virus hepatitis B bisa sangat parah pada bayi. Hal itu bisa mengancam nyawa mereka. Apabila anak terinfeksi virus hepatitis B semasa kecil, sebagian besar kasusnya akan berlanjut menjadi kronis. Hepatitis kronis inilah yang bisa berakibat buruk pada kesehatan anak di kemudian hari, yaitu berupa kerusakan hati (sirosis) dan kadang kanker hati (terutama jika disertai infeksi virus hepatitis C).
Jika Anda terinfeksi hepatitis B, dokter akan memberikan suntikan antibodi hepatitis B untuk bayi Anda dalam 12 jam setelah melahirkan. Vaksin ini sudah cukup untuk memberikan perlindungan jangka pendek bagi bayi terhadap virus tersebut.
Jika Anda terinfeksi virus hepatitis C, biasanya bayi dapat diuji dari usia delapan minggu dengan menggunakan tes deteksi viral PCR. Ini harus diikuti dengan tes PCR lain dalam 4-6 minggu setelahnya dan tes antibodi hepatitis C saat bayi berusia 12-18 bulan.
(https://hellosehat.com/pencernaan/hati/dampak-hepatitis-saat-hamil/?amp=1)
hellosehat.com