Halo dok...

Hallo Sobat sehat, terima kasih atas pertanyaan nya.

Payudara memang mengalami perubahan karena pengaruh hormon-hormon kewanitaan di sepanjang siklus menstruasi. Bila terjadi kehamilan juga terjadi perubahan payudara sebagai persiapan untuk menjalankan fungsinya menyusui bayi. Setelah persalinan juga akan terjadi perubahan lagi, tergantung apakah ibu menyusui bayinya atau tidak.

Pada saat haid selesai kadar hormon estrogen dan progesteron rendah, payudara umumnya terasa lembek dan kempis. Perlahan-lahan kadar estrogen meningkat sampai terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium), yang menstimulasi pertumbuhan saluran susu dalam payudara. Setelah terjadi ovulasi kadar progesteron meningkat cepat dan menstimulasi pertumbuhan kelenjar penghasil ASI serta dinding rahim. Penebalan dinding rahim diperlukan agar siap menjadi bantalan sel telur yang sudah dibuahi, sedangkan kelenjar penghasil ASI diperlukan untuk menyusui bayi yang dilahirkan. Bila terjadi pembuahan, maka kondisi ini akan terus dipertahankan di sepanjang kehamilan. Tapi bila tidak terjadi pembuahan, kadar estrogen dan progesteron akan turun drastis sehingga terjadi peluruhan dinding rahim berupa darah menstruasi, dan payudara pun kembali ke kondisi semula.

Dari penjelasan singkat saya di atas, maka kondisi payudara pada kehamilan mirip dengan beberapa hari sebelum haid, di mana kadar estrogen dan progesteron masih tinggi. Hanya saja pada kehamilan pertumbuhan payudara akan terus berlangsung, sehingga cenderung semakin membesar ukurannya dan terasa sensitif dan nyeri. Pada sebagian perempuan yang kulitnya kurang elastis, pembesaran payudara ini dapat menyebabkan rusaknya jaringan ikat di kulit sehingga timbul stretch mark yang awalnya mungkin akan terasa gatal serta tidak cantik dipandang. Pada saat mengalami menstruasi justru terjadi hal sebaliknya: payudara mengecil dan menjadi kempes.

Pembesaran payudara memang salah satu tanda kehamilan, namun bukan merupakan tanda pasti karena dapat juga disebabkan berbagai hal lain. Untuk mengetahui apakah Anda hamil atau tidak, sebaiknya periksakan diri ke dokter kandungan. Dokter akan dapat melihat adanya kantung kehamilan dengan menggunakan USG; ini merupakan tanda pasti kehamilan.

Bila Anda enggan ke dokter kandungan, bisa juga melakukan pemeriksaan urine menggunakan test pack. Pemeriksaan ini pun sebenarnya tidak dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa kehamilan karena hasil positif dapat juga disebabkan beberapa kondisi lain (positif palsu); namun hasil negatif di awal kehamilan umumnya dapat digunakan untuk memastikan bahwa seseorang tidak hamil. Bila pemeriksaan urine menggunakan test pack terlambat dilakukan, bisa jadi hasil pemeriksaan negatif meskipun ibu sesungguhnya sedang hamil (negatif palsu). Karena itu pemeriksaan ini tidak dapat digunakan untuk memastikan kehamilan; hanya untuk sebagai deteksi awal saja, yang harus dilakukan konfirmasi dengan USG.