10 Hari Jelang Melahirkan, Saya Positif COVID-19
Kamis, 10 Desember 2020, saya dinyatakan positif COVID-19. Mendengar kabar tersebut membuat saya syok dan was-was. Saat itu saya sedang hamil 9 bulan, hari perkiraan lahir (HPL) tinggal hitungan jari saja. Saya serasa ditubruk berbagai pikiran buruk.
Padahal selama pandemi saya selalu di rumah, walau saya ingin sekali memilih langsung barang-barang untuk calon bayi, tapi saya tahan demi kesehatan. Belanjaan semua saya lakukan online.
Saya ingin sekali lahir pervaginam (normal), saya ikut senam hamil, yoga, kelas pernapasan, latihan mengejan, semua kelas online ini saya ikuti dengan rajin demi lahiran normal dan sehat.
Tapi apa daya, saya justru kena COVID-19 10 hari jelang melahirkan. Singkat cerita, saya jadi melahirkan sesar, walaupun bukan karena COVID-19nya, tapi stres yang membuat kondisi saya jadi tidak memungkinkan untuk persalinan normal.
Hal yang lebih menyedihkan dari melahirkan saat terinfeksi COVID-1 itu, saya tidak bisa IMD dan langsung skin to skin contact dengan bayi padahal dua hal itu sangat penting.
Ibu-ibu yang pernah melahirkan pasti tahu betapa kita butuh pendamping setelah melahirkan. Tapi saya harus menjalani hari-hari sendirian di ruang isolasi. Semakin hilang efek bius, jahitan bekas operasi terasa semakin sakit.
Saya harus ke kamar mandi sendiri, ganti baju sendiri. Rasanya berat sekali. Belum lagi rasa rindu ingin segera bertemu bayi.
Cerita singkat saya semoga bisa dijadikan pelajaran para momi yang sedang hamil. Stay safe.