kulit gatal gatal
mlm dok.
kenalkan saya mmh vina,dri cikampek,mo diskusi perihal ank saya yg udh 1bln lebih kena gatel2 bruntusan ko blm sembuh2.knpa y dok kira2,ini penyakit apa gitu.
udh ke sepesialis kulit tpi dokter nya jelasin nya g teliti.mohon saran nya dok.trmksh🙏
Halo mama Vina, terima kasih atas pertanyaan anda.
Bruntusan adalah kondisi ketika kulit menjadi kemerahan dan disertai benjolan-benjolan kecil. Bruntusan termasuk penyakit kulit yang umum dialami bayi dan anak-anak. Namun biasanya, ini bukan kondisi yang berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Pada kondisi normal, bruntusan sering kali muncul untuk pertama kali pada usia 2—3 hari. Jika ini yang dialami si Kecil, Anda cukup mengawasi gejalanya sambil melakukan perawatan mandiri di rumah.Terkadang, bruntusan juga bisa dipicu oleh kondisi kulit lainnya. Pada kondisi ini, bruntusan bisa menjadi kondisi yang lebih parah jika disertai gejala lain yang lebih serius.
Ada beberapa kondisi yang bisa jadi penyebab bruntusan pada kulit. Ketahui masing-masing penyebab bruntusan pada kulit bayi dan gejalanya di bawah ini.
1. Bruntusan akibat air liur bayi -> Saat sedang tumbuh gigi, bayi mungkin akan sering ngiler atau mengeluarkan air liur lebih banyak dari biasanya. Air liur yang menetes dan mengenai kulit juga bisa menyebabkan iritasi sehingga timbul bruntusan pada kulit bayi, terutama di area pipi.
2. Ruam popok -> Seperti namanya, ruam popok muncul di sekitar bagian tubuh yang tertutup popok. Bruntusan umumnya merupakan gejala iritasi pada kulit akibat terlalu lama lembap terpapar urine dan feses bayi. Namun terkadang, kondisi ini juga bisa disebabkan oleh infeksi jamur Candida albicans, yaitu jenis jamur yang juga bisa menyebabkan sariawan di mulut. Ruam popok akibat jamur ini menimbulkan gejala yang berbeda dari ruam popok pada umumnya. Gejala tersebut meliputi kulit yang sangat merah disertai dengan bintil merah kecil di pinggir ruam.
3. Biang keringat -> Biang keringat terjadi akibat adanya penyumbatan pori-pori yang menutupi kelenjar keringat. Keringat yang tidak bisa keluar menimbulkan bintik merah pada kulit, terkadang juga bisa disertai lepuhan. Bruntusan akibat biang keringat ini lebih rentan terjadi di cuaca yang panas dan lembap, terutama jika bayi terlalu banyak berkeringat akibat menggunakan pakaian yang terlalu tebal. Biasanya, bruntusan karena biang keringat timbul di lipatan kulit atau bagian yang tergesek baju, seperti leher, ketiak, dada, punggung bagian atas, dan bagian yang tertutup popok.
4. Eritema toksikum -> Eritema toksikum sangat umum terjadi hingga sekitar setengah dari jumlah seluruh bayi yang lahir. Namun, belum diketahui penyebab pasti dari eritema toksikum yang bisa menyebabkan bruntusan ini. Kondisi ini ditandai dengan bercak merah datar yang dapat disertai dengan benjolan putih menyerupai jerawat di bagian tengahnya.Bruntusan dapat timbul di bagian tubuh manapun, kecuali telapak tangan dan telapak kaki.
5. Jerawat bayi -> Jerawat bayi merupakan jenis bruntusan yang bisa disebabkan oleh hormon kehamilan dalam rahim ibu. Sama seperti jerawat pada orang dewasa, kondisi ini juga menyebabkan bruntusan berwarna merah pada pipi bayi yang dapat disertai dengan benjolan putih di bagian tengahnya. Jerawat biasanya muncul saat bayi berusia sekitar 2—4 minggu hingga usia 4 bulan setelah kelahiran.
6. Dermatitis seboroik -> Dermatitis seboroik ditandai dengan bercak tebal berwarna kuning yang kering, mengelupas, atau berminyak biasanya pada kulit kepala, tetapi juga bisa muncul pada wajah, telinga, dan leher. Bruntusan karena dermatitis seboroik ini cukup umum terjadi, terutama saat bayi berusia sekitar 3 bulan. Namun, penyebab dari dermatitis seboroik juga belum dapat dipastikan.
7. Eksim -> Eksim merupakan kondisi yang terjadi ketika timbul bruntusan kering, mengelupas, kemerahan, dan gatal pada kulit bayi. Jika terjadi terlalu lama, kulit juga bisa menjadi bertambah tebal. Kondisi ini sering kali dipicu oleh asma atau lergi pada bayi, tetapi juga bisa terjadi sendiri tanpa kedua kondisi tersebut. Eksim juga biasanya diturunkan di dalam keluarga.
8. Biduran -> Biduran atau disebut juga urtikaria adalah bruntusan yang bengkak dan terasa pada kulit bayi. Bruntusan bisa berwarna merah atau sama dengan warna kulit. Kondisi ini biasanya terjadi sebagai reaksi kulit terhadap pemicu tertentu, seperti penyebab alergi atau infeksi.
9. Roseola -> Roseola terjadi ketika ada infeksi human herpesvirus 6 pada bayi. Infeksi ini menyebabkan demam yang disusul dengan timbulnya bruntusan merah pada bagian dada atau perut bayi. Ruam tersebut juga bisa menyebar ke bagian lengan dan leher bayi, tetapi biasanya akan hilang dalam 24 jam.
10. Cacar air -> Cacar air disebabkan oleh virus Varicella-zoster. Kondisi ini ditandai dengan bruntusan pada wajah, dada, dan punggung bayi, tetapi juga bisa menyebar ke seluruh tubuh. Bruntusan juga bisa diserta rasa gatal dan lepuhan yang akan menjadi koreng.
11. Campak -> Campak terjadi akibat infeksi Morbillivirus yang sangat menular. Infeksi ini menimbulkan bruntusan pada wajah, terutama di belakang telingan dan di sekitar mulut. Setelah itu, bruntusan juga bisa menyebar ke bagian tubuh.
12. Rubella -> Rubella atau campak Jerman juga disebabkan oleh infeksi virus. Bruntusan pada kondisi ini berwarna merah yang timbul di wajah dan leher. Ruam tersebut kemudian akan menyebar ke bagian tubuh lain.
13. Moluskum kontagiosum -> Infeksi virus moluskum kontagiosum menyebabkan bruntusan berwarna merah atau sama dengan kulit di bagian wajah, dada, perut, lengan, dan tungkai bayi. Bruntusan ini biasanya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bisa dialami bayi hingga beberapa bulan.
14. Penyakit tangan, kaki, dan mulut -> Penyakit tangan, kaki, dan mulut (flu Singapura) terjadi akibat infeksi enterovirus, dengan gejala berupa bruntusan di sekitar mulut, serta telapak tangan dan telapak kaki. Bruntusan bisa berkembang menjadi benjolan atau lecet pada kulit dan mulut bayi
15. Demam berdarah -> Bakteri Streptococcus grup A bisa menyebabkan demam berdarah yang ditandai dengan bruntusan kemerahan pada kulit leher dan dada bagian atas. Wajah bayi mungkin akan terlihat merah dengan beberapa bagian berwarna pucat di sekitar mulut.
16. Impetigo -> Bakteri Streptococcus atau Staphylococcus aureus Grup A dapat menyebabkan impetigo pada bayi. Kondisi ini menimbulkan bruntusan, lepuhan, atau kulit mengelupas umumnya di sekitar mulut dan hidung bayi.
17. Kurap -> Kurap merupakan kondisi yang disebabkan oleh infeksi jamur. Sama seperti pada orang dewasa, kurap pada bayi juga ditandai dengan bruntusan berbentu bulat atau oval di kulit. Bruntusan tersebut biasanya akan terlihat halus dan berwarna merah di bagian tengah, dengan pembatas yang terlihat seperti cincin.
Maka dari itu yang paling penting adalah anda harus mengetahui dahulu penyebab beruntusannya apa baru dapat diobati secara tepat. Maka dari itu disarankan agar anda ke dokter spesialis anak konsultan alergi dan imunologi untuk penanganan lebih lanjut.
Sekian dan Terima Kasih