Apabila Anda mengonsumsi pengencer darah seperti warfarin, perdarahan mungkin butuh waktu lebih lama untuk berhenti. Alhasil, tangan pun tampak memar. Ini berlaku untuk semua jenis vaksin yang akan diterima.
5. Alergi parah atau anafilaksis
Jika Anda pernah mengalami reaksi alergi yang parah (anafilaksis) terhadap salah satu bahan dalam vaksin, segera beritahu petugas layanan kesehatan setempat agar Anda mendapatkan jenis vaksin yang lain.
David M. Lang, MD, Kepala Departemen Alergi dan Imunologi Klinis Cleveland Clinic, AS, menyebutkan bahwa reaksi anafilaksis terhadap vaksin COVID-19 biasanya dipicu oleh polietilen glikol (PEG).
Oleh sebab itu, orang yang alergi terhadap PEG tidak boleh menerima vaksin yang mengandung senyawa ini. Anda sebaiknya mencari vaksin COVID-19 lain yang tidak mengandung PEG.
Sementara itu, orang yang alergi terhadap makanan, obat oral, dan bulu hewan biasanya masih boleh divaksin. Akan tetapi, orang dengan alergi parah terhadap telur sebaiknya berkonsultasi kepada dokter sebelum menerima vaksin influenza.
6. Hamil trimester 1
Orang yang tengah menjalani proses kehamilannya, terutama selama trimester 1, tidak disarankan untuk menerima vaksin COVID-19. Sementara itu, ibu hamil pada trimester 2 dan 3 hanya boleh menerima vaksin COVID-19 dari jenis Pfizer-BioNTech.
Lalu, bagaimana dengan ibu menyusui? Vaksinasi COVID-19 tetap diperbolehkan, tetapi hanya terbatas pada vaksin Sinopharm.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar