Beberapa orang lebih mudah merasa mabuk saat melakukan perjalanan jauh, baik dengan transportasi darat, udara, maupun laut. Namun, ibu hamil ternyata lebih rentan mengalami kondisi ini.
Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Beberapa orang lebih mudah merasa mabuk saat melakukan perjalanan jauh, baik dengan transportasi darat, udara, maupun laut. Namun, ibu hamil ternyata lebih rentan mengalami kondisi ini.
Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah obat mabuk perjalanan boleh diberikan untuk ibu hamil? Apalagi jika selama ini Anda mengandalkan obat mabuk perjalanan yang dijual bebas.
Tidak perlu khawatir lagi. Mari simak uraian berikut untuk mengetahui jawabannya!
Mabuk perjalanan atau motion sickness merupakan kondisi umum yang sering kali terjadi ketika seseorang bepergian.
Kondisi ini terjadi ketika sistem keseimbangan tubuh mengalami masalah dan tidak terkoordinasi dengan baik. Bagian tubuh yang termasuk dalam sistem ini meliputi mata, telinga, kulit, otot, dan sendi.
Nah, ketika bagian-bagian tubuh tersebut mengirim sinyal secara bersamaan ke otak, otak Anda akan kewalahan saat menerima sinyal-sinyal yang berbeda.
Misalnya, bagian telinga dalam Anda merasakan pergerakan, tetapi mata Anda tidak. Otak Anda tidak bisa memastikan apakah Anda benar-benar sedang bergerak.
Biasanya, Anda akan mengalami gejala-gejala, seperti berkeringat dingin dan pusing. Selain itu, beberapa orang mungkin akan merasa kelelahan, mual, dan muntah.
Tidak jarang pula yang menunjukkan tanda-tanda lain, seperti kulit pucat dan meningkatnya produksi air liur.
Gejala-gejala yang muncul saat mabuk perjalanan pun tidak jauh berbeda pada ibu hamil. Namun, terkadang mereka memang sulit dibedakan dengan morning sickness, kondisi yang lumrah dirasakan selama kehamilan.
Ketika mabuk darat atau laut menyerang ibu hamil saat melakukan perjalanan, ada obat-obatan yang dapat membantu meringankan gejalanya.
Obat-obatan yang berada di bawah ini tergolong aman dan berisiko rendah apabila diminum ibu hamil. Anda dapat memilih salah satu dari kedua pilihan obat berikut.
Dimenhidrinat merupakan jenis obat yang biasa dikonsumsi untuk mengatasi mabuk darat atau laut.
Obat ini termasuk ke dalam jenis obat antihistamin dan antikolinergik yang bekerja pada otak untuk mengurangi mual dan muntah.
Menurut pengkategorian obat-obatan untuk ibu hamil oleh US Food and Drug Administration, seperti dikutip dari laman Drugs.com, dimenhidrinat tergolong dalam kategori B.
Ini artinya, studi pada hewan menunjukkan adanya risiko obat terhadap janin, tetapi penelitian pada manusia tidak cukup kuat untuk menunjukkan risikonya.
Dengan kata lain, obat mabuk perjalanan mengandung dimenhidrinat cukup aman untuk dikonsumsi ibu hamil asalkan dalam dosis yang wajar.
Meskipun demikian, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai keamanan obat mabuk perjalanan ini untuk ibu hamil.
Maka dari itu, sebaiknya ibu hamil berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi dimenhidrinat.
Pilihan obat mabuk perjalanan lainnya yang sering direkomendasikan untuk ibu hamil adalah difenhidramin.
Obat yang juga termasuk ke dalam golongan antihistamin ini ampuh mengurangi mual dan muntah, serta meringankan gejala-gejala mabuk perjalanan lainnya.
Difenhidramin yang dikonsumsi secara berlebihan memang berpotensi menimbulkan reaksi oksitosin, yakni kontraksi pada rahim.
Namun, Anda tidak perlu khawatir. Selama dikonsumsi di bawah pengawasan dokter dan dengan dosis yang wajar, Anda dapat terhindar dari risiko ini.
Meskipun ada obat mabuk perjalanan yang aman untuk ibu hamil, Anda juga bisa mengurangi mabuk perjalanan secara alami. Berikut beberapa tips yang bisa Anda coba.
Mabuk perjalanan bisa terjadi pada siapa saja, termasuk ibu hamil. Untuk mengatasinya, jangan lupa siapkan obat mabuk perjalanan dalam perlengkapan P3K untuk liburan Anda.
Selalu ikuti anjuran dokter atau dosis penggunaan obat yang tertera pada kemasan obat. Selama Anda mengonsumsi obat dengan bijak, Anda pun dapat mengurangi risiko efek sampingnya.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar