backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fungsi Oksitosin, Hormon Cinta yang Bikin Bahagia

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

Fungsi Oksitosin, Hormon Cinta yang Bikin Bahagia

Sebutan oksitosin sebagai hormon cinta rupanya bukan tanpa alasan. Pasalnya, produksi hormon ini akan meningkat pada saat-saat penuh “kehangatan”, seperti ketika melahirkan, menyusui, dan jatuh cinta.

Lantas, bagaimana hormon oksitosin bekerja? Apakah jumlahnya bisa ditingkatkan untuk mendapatkan manfaat yang lebih beragam? Simak ulasan berikut untuk informasinya.

Apa itu hormon oksitosin?

Hormon oksitosin adalah zat kimia yang dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan oleh kelenjar pituitari pada otak.

Oksitosin paling banyak dilepaskan ketika proses persalinan dan menyusui. Jenis hormon ini juga memiliki peran penting dalam perilaku manusia, tepatnya yang berkaitan dengan interaksi sosial.

Itulah mengapa pelepasan oksitosin juga meningkat saat berhubungan seksual, jatuh cinta, dan proses bonding antara anak dan orang tua.

Secara umum, sebagai neurotransmiter atau zat penghantar pesan, hormon oksitosin bekerja dengan cara memasuki dalam aliran darah dan menyebar sesuai tujuan akhirnya. 

Setelah itu, oksitosin akan merangsang berbagai respons fisik dan emosional. Sebagai contoh, pada saat jatuh cinta, oksitosin akan meningkatkan gairah Anda.

Sementara itu, pada proses persalinan, obat oksitosin akan diberikan untuk merangsang kontraksi.

Fungsi hormon oksitosin

Makanan Ibu Menyusui agar Bayi Lancar BAB

Dari mulai menemani Anda jatuh cinta, berhubungan seksual, melahirkan, hingga menyusui, berikut adalah berbagai fungsi hormon oksitosin.

  • Mempererat ikatan batin dengan orang terdekat Anda, seperti anak dan pasangan. Produksi hormon ini akan meningkat saat Anda berpelukan atau sekedar menatap orang yang dicintai.
  • Merangsang kontraksi rahim saat proses persalinan. Oxytocin juga meningkatkan produksi prostaglandin, hormon yang mendukung kontraksi rahim.
  • Meningkatkan emosi positif, seperti empati, kasih sayang, dan kepercayaan, sehingga bisa menurunkan stres dan kecemasan.
  • Melancarkan produksi air susu ibu (ASI) sampai mendorongnya keluar dari payudara sehingga mudah diisap oleh bayi dengan cara merangsang kontraksi sel mioepitel.
  • Pada pria, membantu kontraksi vas deferens sehingga sperma dan air mani bisa keluar saat ejakulasi.
  • Membantu menjaga produksi hormon testosteron di dalam testis untuk menunjang berbagai kinerja sistem reproduksi pria.
  • Meski lebih banyak ditemukan pada wanita, dari penjelasan di atas, dapat terlihat bahwa oksitosin juga memiliki fungsi penting bagi pria.

    Cara meningkatkan hormon oksitosin

    Selain menghambat proses persalinan dan menyusui, laman You and Your Hormones menyebutkan bahwa kekurangan oksitosin bisa menimbulkan gejala yang menyerupai depresi.

    Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan pelepasan hormon oksitosin dalam tubuh.

    1. Olahraga

    Sebuah studi yang dilakukan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung (2017) mengajak 20 orang ibu hamil melakukan latihan aerobik secara rutin.

    Penelitian tersebut memang tidak menyebutkan secara pasti berapa lama aerobik dilakukan. Namun, perbedaan kadar oxytocin pada ibu hamil yang aerobik dan tidak bisa mencapai lebih dari 60 persen.

    Hormon endorfin yang dihasilkan saat olahraga dipercaya menjadi salah satu alasan mengapa produksi oksitosin meningkat.

    2. Melakukan sentuhan fisik dengan orang-orang terdekat

    Genggaman tangan, pijatan lembut, pelukan, dan aktivitas ranjang bersama pasangan merupakan cara lain untuk meningkatkan produksi hormon oxytocin.

    Inilah salah satu alasan mengapa selama proses persalinan, kehadiran orang terdekat ibu hamil sangat dibutuhkan.

    Pada dasarnya, produksi hormon oksitosin akan terjaga ketika Anda merasa nyaman dan disayangi orang-orang di sekitar Anda.

    3. Pertimbangkan memelihara binatang

    Sedang jauh dari keluarga dan orang-orang tersayang? Memelihara binatang bisa menjadi salah satu cara menjaga kinerja hormon oxytocin dalam tubuh.

    Kedekatan hewan peliharaan dan pemiliknya ternyata bisa menimbulkan “kehangatan” yang hampir serupa dengan interaksi Anda bersama orang tersayang.

    Namun, jika Anda memutuskan memelihara binatang, pastikan untuk benar-benar merawatnya dengan baik.

    4. Meditasi

    Cara lain yang tidak kalah efektif untuk menjaga keseimbangan hormon oksitosin dalam tubuh adalah dengan meditasi.

    Fokus yang terbangun selama meditasi akan membuat Anda merasa lebih tenang dan damai.

    Selama meditasi, pastikan untuk berfokus pada hal-hal positif, seperti kasih sayang yang Anda terima dari orang-orang terdekat selama ini.

    5. Dengarkan musik

    Musik dengan tempo lambat bisa menjadi pilihan ketika Anda sedang menyusui atau mempersiapkan persalinan. Pasalnya, jenis musik ini bisa meningkatkan kadar hormon oxytocin.

    Sementara itu, jika Anda membutuhkan lebih banyak adrenalin, musik bertempo cepat dan ramai bisa menjadi pilihan yang tepat karena musik ini bisa meningkatkan kadar hormon kortisol.

    Jika Anda memiliki pertanyaan lain tentang hormon oxytocin atau terkait cara meningkatkannya, coba konsultasikanlah dengan dokter Anda.

    Kesimpulan

    • Oksitosin adalah hormon yang dilepaskan saat proses persalinan, menyusui, dan ketika Anda merasakan sentuhan atau rangsangan yang intim.
    • Fungsi hormon oksitosin adalah mempererat ikatan batin dengan orang terdekat Anda, merangsang kontraksi rahim, meningkatkan emosi positif, melancarkan produksi ASI, hingga menunjang sistem reproduksi pria.
    • Anda bisa meningkatkan hormon oksitosin dalam tubuh dengan olahraga, memelihara binatang, meditasi, dan mendengarkan musik.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan