Menstruasi yang normal akan berlangsung secara teratur setiap bulannya. Meski mungkin jatuh di tanggal yang berbeda, tapi rutinnya tidak pernah terlewatkan setiap bulan. Sebaliknya, Anda bisa saja tidak mengalami haid selama satu atau dua bulan, dan baru akan mendapatkannya di bulan berikutnya. Sebenarnya, apa penyebab haid tidak teratur ini?
Apa saja penyebab haid tidak teratur?
Siklus menstruasi normal dihitung mulai dari hari pertama menstruasi selesai sampai periode menstruasi di bulan berikutnya. Dengan kata lain, siklus haid yang normal akan berlangsung selama 25-38 hari. Jika lebih dari itu, menstruasi Anda masuk dalam kategori tidak teratur.
Ada berbagai kemungkinan penyebab kondisi ini, meliputi:
1. Stres
Dilanda stres bisa membuat kadar hormon kortisol dalam tubuh meningkat, yang secara tidak langsung akan memengaruhi produksi hormon reproduksi yang mengatur siklus menstruasi. Akibatnya, proses pelepasan sel telur (ovulasi) jadi tidak normal yang berujung pada terganggunya siklus menstruasi Anda.
2. Penggunaan alat kontrasepsi
Alat kontrasepsi, baik yang berbentuk pil minum ataupun KB spiral (IUD), berisiko menjadi penyebab haid tidak teratur. Sebelum memutuskan untuk memakai suatu jenis kontrasepsi, Anda mungkin sudah mencari tahu terlebih dahulu apa saja kelebihan serta kekurangan alat kontrasepsi tersebut.
Nah, salah satu efek sampingnya adalah mengacaukan siklus menstruasi Anda. Ini karena alat kontrasepsi mengganggu kestabilan hormon reproduksi dalam tubuh. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter bila Anda merasa terganggu dengan kondisi ini.
3. Perubahan berat badan drastis
Tanpa disadari, perubahan berat badan ekstrim — entah berkurang atau justru bertambah banyak — bisa mengganggu kerja hormon reproduksi dalam tubuh. Ambil contoh, penurunan berat badan drastis akan menyulitkan tubuh untuk memproduksi cukup hormon estrogen yang berguna dalam proses ovulasi.
Sementara penambahan berat badan berakibat pada melonjaknya kadar estrogen yang berpengaruh pada siklus menstruasi Anda, dijelaskan oleh Angela Chaudhari, MD, seorang ginekolog di Northwestern Memorial Hospital Amerika Serikat.
4. Pre-menopause
Sebelum benar-benar memasuki masa menopause, Anda akan melalui masa transisi dulu yang dikenal sebagai masa pre-menopause. Meskipun mungkin terjadi lebih awal, tapi sebagian besar wanita mendapatkan periode ini saat memasuki usia 40 tahun.
Biasanya, lama waktu berlangsungnya pre-menoapuse adalah empat sampai delapan tahun. Di masa ini, Anda akan mengalami berbagai gejala yang terkait dengan menopause. Salah satunya perubahan di siklus menstruasi, akibat kadar estrogen di dalam tubuh yang tidak menentu.
5. Memiliki PCOS
PCOS atau Polycystic Ovary Syndrome adalah gangguan reproduksi yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.
Wanita dengan PCOS biasanya punya kadar hormon seks (estrogen dan progesteron) yang tidak seimbang, kelebihan hormon androgen atau hormon seks pria, dan memiliki kista kecil di ovariumnya.
Semua hal tersebut yang kemudian mengganggu proses ovulasi sehingga mengacaukan siklus menstruasi. Anda bisa mengalami menstruasi dua kali dalam sebulan, atau bahkan tidak mendapatkan haid selama beberapa bulan.
[embed-health-tool-ovulation]