Beberapa orang ada yang mengalami tuli atau mengalami kebutaan, sesuai kemampuannya ini mereka memiliki cara komunikasi dan beraktivitas yang berbeda. Meskipun berbeda, mereka tetap bisa menjalani aktivitasnya secara mandiri. Akan tetapi, beberapa orang bukan hanya mengalami kebutaan atau ketulian saja, melainkan mengalami kedua kondisi ini sekaligus, disebut deafblindness atau buta dan tuli. Bagaimana seseorang bisa menjadi buta sekaligus tuli? Simak ulasannya di bawah ini.
Apa itu buta tuli?
Buta tuli adalah kombinasi gangguan penglihatan dan pendengaran yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkomunikasi, mengakses informasi, dan bergerak. Kondisi ini disebut juga dengan dual sensory loss atau kehilangan kemampuan sensoris ganda.
Orang yang buta dan tuli biasanya tidak sepenuhnya tuli dan buta. Sebagian besar orang yang mengalami ini memiliki sisa pendengaran atau pengelihatan. Meskipun masih ada, mereka tetap membutuhkan metode khusus untuk berkomunikasi sebab tidak bisa menangkap gambar dan suara dengan jelas.
Ada dua jenis buta tuli, yaitu:
- Congenital deafblindness adalah istilah yang digunakan jika seseorang terlahir dengan gangguan penglihatan dan pendengaran. Gangguan ini bisa jadi bawaan lahir karena masalah genetik atau komplikasi kehamilan.
- Acquired deafblindness adalah istilah yang digunakan saat seseorang mengalami hilangnya penglihatan dan pendengaran yang terjadi di kemudian hari. Siapa pun bisa menjadi buta tuli kapan saja karena sakit, kecelakaan, atau akibat penuaan.
Apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami buta dan tuli?
Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami buta tuli. Dari sejak lahir hingga orang tua bisa mengalami kondisi ini.
Saat hamil:
- Wanita hamil yang mengalami infeksi virus atau penyakit yang memengaruhi janin yang sedang tumbuh.
- Sindrom tertentu yang diturunkan dari orangtua ke anak.
- Gangguan kromosom yang terjadi selama perkembangan awal janin.
- Cedera atau komplikasi pada ibu hamil yang memengaruhi janin saat berada dalam rahim.
Komplikasi saat melahirkan:
- Anak lahir sangat prematur.
- Kondisi saraf yang memengaruhi terjadinya trauma saat kelahiran.
Kondisi pasca kelahiran atau saat anak-anak:
- Kondisi genetik yang mungkin muncul baru selama tahap perkembangan.
- Penyakit autoimun.
- Sakit yang disebabkan oleh virus saat anak-anak.
- Cedera pada mata dan telinga.
- Mengalami cedera otak.
Kondisi saat dewasa:
- Cedera pada mata, telinga, atau otak.
- Kondisi autoimun yang muncul saat dewasa.
- Proses penuaan.
Gejala-gejala yang terjadi pada buta tuli
Dilansir dari laman NHS Choices, beberapa gejala yang timbul pada orang buta tuli adalah:
- Tidak mendengar Anda berbicara. Apalagi saat Anda berbicara dari sisi belakangnya.
- Menyetel televisi atau musik keras-keras.
- Kesulitan mengikuti percakapan, terutama jika ada beberapa orang yang berbicara atau orang yang mereka ajak bicara tidak dikenal.
- Tidak mendengar suara di sekitar mereka, seperti ketukan pintu atau bel.
- Kesulitan mengenali orang yang mereka kenal.
- Sulit membaca ekspresi wajah lawan bicaranya.
- Selalu mengandalkan sentuhan untuk menemukan dan mengenali suatu benda.
- Susah bergerak di sekitar tempat yang tidak dikenal. Contohnya sering tersandung atau menabrak di tempat umum.
- Tidak melihat langsung lawan bicaranya dengan kontak mata yang tepat.
Bagaimana cara orang buta dan tuli berkomunikasi?
Karena kondisinya, maka untuk berkomunikasi orang yang mengalami buta dan tuli memiliki cara khusus. Cara ini bervariasi setiap orangnya, tergantung dengan gabungan kemampuan visual dan pendengaran yang mereka miliki, latar belakang keluarga, dan pendidikan mereka. Dari beberapa cara yang ada, orang buta dan tuli mengandalkan kemampuan indra perabanya (kulit) untuk mendapatkan informasi dan berkomunikasi. Ada beberapa metode yang digunakan antara lain:
- Bahasa isyarat taktil. Pesan yang disampaikan melalui gerakan isyarat khusus di telapak tangan orang yang buta tuli. Termasuk juga ada alfabet manual yang ditempelkan pada tangan orang yang mengalami buta dan tuli. Dengan begitu, mereka dapat memahami pesan yang disampaikan dari indra peraba (kulit) di tangannya.
- Ada juga yang menggunakan tadoma. Tadoma adalah metode komunikasi yang dilakukan oleh orang buta tuli dengan membaca bibir lawan bicaranya menggunakan indra perabanya. Mereka akan meletakkan tangan mereka pada bibir, rahang, atau leher orang yang berbicara untuk merasakan getaran dan pergerakan rahang pada tangannya.
- Jika kemampuan pengelihatannya masih mencukupi, ada yang menggunakan bahasa isyarat tapi disesuaikan dengan kondisi visualnya. Misalnya menyesuaikan jarak atau pencahayaannya.
- Print on palm. Metode ini digunakan dengan menuliskan bentuk huruf yang dimaksud pada telapak tangan orang yang buta dan tuli. Misalnya mengatakan makan, maka akan dieja dengan menuliskan huruf m hingga n satu per satu di atas telapak tangan.
- Beberapa orang juga ada yang menggunakan huruf braile. Huruf braile diakses orang dengan buta tuli melalui indra perabanya sehingga pesan atau informasi bisa dipahami.