Fungsi hidung sebagai organ pernapasan mungkin tak perlu lagi diperdebatkan. Semua orang tahu itu. Di sisi lain, hidung, bersama dengan mata dan mulut, adalah fitur penting dari penampilan keseluruhan wajah yang juga menjadi jati diri kita — entah disadari atau tidak. Dengan hanya melihat bentuk dan besar hidung, kita dapat menentukan etnis seseorang. Tapi fungsi hidung bukan cuma itu.
Berikut adalah 12 fakta mengejutkan tentang indera penciuman manusia yang tidak Anda ketahui sebelumnya.
Tahukah Anda bahwa…
1. Setidaknya ada 14 jenis hidung berbeda
Sebuah survei terbaru di Journal of Surgery Craniofacial mengidentifikasi 14 bentuk hidung manusia, mulai dari tegak lurus sampai mancung tajam dan menekuk ke bawah. Tapi banyak ahli berpendapat bahwa variasinya mungkin bisa lebih dari itu jika dilihat dari faktor pembentuk struktur hidung yang beragam.
BACA JUGA: Bentuk Hidung dan Hubungannya Dengan Kesehatan Anda
2. Hidung membentuk suara Anda
Suara yang kita dengar ketika seseorang berbicara atau bernyanyi sebagian besar ditentukan oleh getaran struktur tenggorokan dan hidung untuk menghasilkan bunyi. Suara berasal dari udara yang kita keluarkan saat bernapas. Saat kita membuang napas, udara yang tersimpan di paru-paru akan mengalir keluar melalui kerongkongan. Aliran udara ini lewat di antara dua lipatan pita suara yang erat menyatu, sehingga bergetar dan menghasilkan suara. Semakin kuat aliran udara, semakin kuat pula suara yang dihasilkan.
Suara bindeng yang kita dengar saat teman sebelah sedang pilek disebabkan oleh hilangnya kemampuan getaran di pita suara karena jalur udara dalam hidung terhambat oleh lendir.
3. Hidung adalah organ pembersih udara
Selain oksigen, udara di sekitar juga mengandung partikel asing seperti debu, polusi, alergen, hingga bakteri dan virus. Hidung berfungsi sebagai pengatur lalu lintas di mana rambut-rambut kecil yang ada di dalamnya akan menyaring segala macam benda asing ini dan memerangkapnya bersama lendir untuk kemudian kita telan. Di saat yang bersamaan, hidung melembapkan udara kering yang kita hirup demi paru-paru dan tenggorokan. Dua organ ini tidak mentolerir udara kering dengan baik. Udara yang sukses dilembapkan hidung kini bersuhu mirip dengan suhu inti tubuh, yang jauh lebih baik ditoleransi oleh sistem tubuh.
4. Manusia dapat mendeteksi setidaknya satu triliun aroma berbeda
Manusia memiliki sekitar 12 juta sel reseptor penciuman untuk mengenali berbagai macam bau, meskipun masih jauh lebih sedikit daripada hewan, seperti anjing pelacak dengan 4 miliar reseptor penciuman dan beruang dengan 7 kali lipat lebih banyak dari anjing pelacak.
Ketika suatu aroma masuk ke hidung, partikel-partikel ini akan masuk ke puncak rongga hidung hingga ke dalam celah penciuman dimana saraf penciuman bersarang. Di sini, bau yang terdeteksi oleh reseptor penciuman mengaktifkan saraf untuk mengirimkan sinyal ke otak. Kombinasi dari berbagai saraf yang diaktifkan mendaftarkan setiap bau unik yang dapat kita deteksi.
5. Hidung bisa bosan
Indera penciuman mudah bosan. Ketika memasuki toko roti atau coffee shop Anda sangat menyadari aroma kuatnya, tetapi pada saat Anda keluar, Anda tidak akan lagi dapat mencium aroma yang berbeda di sekitar Anda.
Sel-sel aroma Anda diperbarui setiap 28 hari, sehingga setiap empat minggu sekali, Anda mendapatkan hidung “baru” dengan indera penciuman yang lebih tajam. Tapi fungsi ini akan menurun seiring usia.
6. Bau dapat membuat Anda bernostalgia
Bau adalah indera yang paling sensitif. Manusia dapat mengingat bau dengan akurasi 65% setelah satu tahun, sementara kenangan visual hanya sekitar 50% setelah tiga bulan. Penelitian telah menunjukkan bahwa bau adalah indera yang paling terkait dengan ingatan emosional kita. Tujuh puluh lima persen dari emosi yang ditampilkan manusia dipicu oleh bau yang terkait dengan kebahagiaan, kesejahteraan, emosi, dan memori.
Alasannya, sinyal sel aroma yang mengangkut informasi tentang bau pergi langsung menuju area otak yang menyimpan dan memproses emosi dan memori — hippocampus dan amigdala. Ini sebabnya begitu Anda mencium wangi bedak badan tabur jadul, Anda mungkin akan langsung teringat ibu atau nenek Anda yang dulu sering menggunakannya. Dan, satu aroma yang sama bisa membangkitkan memori dan emosi yang berbeda antara satu orang dengan lainnya.
BACA JUGA: 9 Fakta Penting Seputar Bulu Hidung
7. Manusia bisa mencium emosi
Anda dapat mencium perasaan takut dan jijik melalui keringat, dan kemudian Anda dapat mengalami emosi yang sama. Itu karena setiap orang memiliki bau pribadi yang unik berkat rantai kimia yang tertanam dalam keringat masing-masing. Anda juga bisa dapat mencium kebahagiaan dan gairah seksual, selama individu yang Anda “lacak” baunya adalah pasangan romantis Anda.
8. Bau menentukan rasa makanan
Bau memainkan peran kunci dalam rasa. Ia memiliki empat rasa utama: pahit, asam, manis dan asin. Semua ketajaman manusia dalam mengenali rasa sebenarnya terkait dengan hidung, karena indra penciuman kita menyumbang 75-95% dari pengalaman rasa indera pengecap. Tanpa bisa mencium perbedaan antara bau bawang dan kentang, akan sulit untuk membedakan keduanya.
9. Indera penciuman Anda mati saat Anda tidur
Rangsangan sensorik — suara, suhu, sentuhan, bahkan rasa sakit — menjadi kurang efektif pada orang yang sedang terlelap tidur malam. Sehingga Anda tidak mencium bau kopi lalu terbangun; tapi Anda akan bangun duluan, dan kemudian mencium bau kopi. Bau apapun yang Anda alami dalam mimpi diciptakan oleh otak, bukan berasal dari luar. Tapi, jika kita terbangun sangat singkat dan mengendus aroma kopi, aroma tersebut akan membangunkan Anda lebih lanjut jika kita tertarik kepada aroma itu.
10. Hidung adalah pelindung Anda
Indera penciuman tidak hanya untuk kesenangan; namun juga penting untuk keselamatan. Kita perlu indera penciuman untuk mendeteksi asap, makanan basi, dan gas beracun lainnya. Hidung memang sensitif, tapi tetap tidak dapat mencium bau gas alam, yang sering digunakan untuk kompor gas memasak, sehingga sulit untuk mendeteksi potensi kebocoran gas berbahaya. Oleh karena itu, perusahaan gas menambahkan merkaptan, senyawa untuk memberikan gas alam bau menyengat khasnya. Gas berbahaya tidak berbau lainnya adalah karbon monoksida (CO). Orang-orang yang telah kehilangan indera penciuman mereka harus memasang alarm gas tersebut dan harus berhati-hati dengan apa yang mereka makan.
Orang yang tidak bisa mengendus bau memiliki kondisi yang disebut anosmia. Sementara itu, orang yang memiliki penciuman amat sangat sensitif disebut cacosmia; menerima semua aroma yang diciumnya sebagai bau yang mengerikan dan memuakkan, bahkan semerbak wangi bunga mawar sekalipun.
11. Gaya Anda bersin mungkin warisan orangtua
Selain senyum dan cara tertawa, gaya bersin Anda bisa menjadi suatu karakteristik unik yang diwarisi dari salah satu orangtua Anda. Proses bersin dimulai dari partikel iritan yang masuk ke dalam hidung (misalnya bubuk merica atau serbuk sari) dan terdeteksi oleh saraf di sekitar hidung dan wajah, sebagai penggerak sensorik dan motorik. Kemudian, iritan akan mengaktifkan serangkaian refleks untuk membuangnya keluar: tarikan napas dalam dan penumpukan udara dalam paru, kemudian pembukaan diafragma mendadak yang memaksa udara keluar lewat mulut dan hidung yang mengangkut iritan tersebut. Refleks pengusiran ini bisa berkekuatan hingga rata-rata 100 mil per jam.
BACA JUGA: Sering Sakit? Mungkin Gedung Kantor Anda Penyebabnya
12. Indera penciuman wanita lebih kuat; tapi pria bisa mengendus bau wanita subur
Indera penciuman wanita jauh lebih kuat daripada pria. Kekuatannya akan meningkat bahkan lebih besar lagi di paruh pertama siklus menstruasi dan akan mencapai puncak paling sensitifnya ketika wanita berada di masa paling suburnya.
Sementara itu, pria mungkin dapat mencium ketika seorang perempuan mencapai masa paling subur, terlepas dari parfum dan kosmetik mereka kenakan. Peneliti percaya ada hubungan antara puncak kesuburan dari siklus wanita dengan pelepasan feromon dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Feromon adalah hormon dilepaskan dari laki-laki dan perempuan yang diyakini tidak berbau dan tidak terdeteksi dengan hidung “telanjang” manusia. Feromon diyakini mempromosikan perasaan dan dorongan seksual karena berkaitan dengan reseptor dalam otak yang mengatur perilaku primitif dan emosi, serta pelepasan kontrol hormon melalui sistem endokrin.