backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Efektifkah Melakukan Detox Dengan Jus?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Monika Nanda · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Efektifkah Melakukan Detox Dengan Jus?

    Tren diet belakangan ini semakin berkembang. Jenis-jenis diet baru banyak diperkenalkan ke masyarakat. Ada yang memang didasarkan pada ilmu pengetahuan, ada yang didasarkan pada pengalaman semata. Salah satu jenis diet yang mulai terkenal di masyarakat adalah jenis diet detox. Diet ini diklaim dapat melancarkan proses detoksifikasi sehingga membantu pengeluaran racun-racun yang ada di dalam tubuh.

    Apa itu detox atau detoksifikasi?

    Proses detoksifikasi di dalam tubuh kita dilakukan oleh beberapa organ yaitu hati, ginjal, kulit, dan sistem pencernaan. Hati berfungsi untuk mendetoksifikasi toksin yang berasal dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh. Toksin yang berasal dari dalam tubuh misalnya bakteri, infeksi, hingga stres. Sementara toksin yang berasal dari luar tubuh bisa berasal dari obat-obatan, pengawet, pewarna, penyedap, pemanis buatan, alkohol, bahkan produk-produk kecantikan yang biasa Anda pakai. Kebanyakan jenis toksin bersifat larut dalam lemak sehingga sulit untuk dikeluarkan dari dalam tubuh, terlebih jika Anda memiliki kadar lemak yang tinggi. Secara sederhana, proses detoksifikasi berfungsi untuk menetralkan racun-racun tersebut agar kemudian dapat dikeluarkan tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana, yaitu bersifat larut dalam air.

    Ada 2 fase proses detoksifikasi dalam tubuh. Fase pertama merupakan fase di mana toksin-toksin di dalam tubuh dinetralisir. Pada fase ini, berperan proses oksidasi yang menghasilkan radikal bebas cukup banyak. Fase selanjutnya, organ hati akan menambahkan suatu substansi lain ke dalam toksin sehingga menjadikan toksin tidak berbahaya dan bersifat larut air. Jika toksin sudah dapat dilarutkan oleh air, maka toksin bisa keluar dari tubuh melalui urin ataupun keringat.

    Apa itu juice detox?

    Salah satu jenis diet detox adalah detox menggunakan jus. Juice detox menyarankan Anda untuk mengonsumsi jus buah dan sayuran saja selama beberapa hari. Ada juga yang menambahkan susu kacang sebagai pelengkap saat menjalani detoks ini. Sekarang sudah banyak perusahaan ataupun katering yang menyediakan menu jus detox, biasanya detox dilakukan selama 1 hari, 3 hari, bahkan sampai 5 hari.

    Apakah tubuh kita benar-benar butuh diet detox?

    Tubuh kita sebenarnya memiliki mekanisme untuk menghilangkan toksin-toksin yang ada. Organ-organ tubuh sudah dirancang sedemikian rupa untuk menetralkan racun yang masuk. Kecuali jika racun yang masuk ke tubuh Anda sangatlah kuat, diet detox sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Diet yang mengklaim dapat mendetoksifikasi tubuh sampai saat ini masih belum teruji kebenarannya, termasuk detox menggunakan jus.

    Efek dari diet detox

    Jika Anda memutuskan untuk menjalankan diet detox dengan tujuan menurunkan berat badan, maka jenis diet ini bukan diet yang tepat bagi Anda. Kalori yang ditawarkan pada diet detoks beragam antara 800 kalori hingga 1500 kalori. Jika jumlah kalori yang masuk lebih banyak daripada kalori yang keluar, maka tetap saja Anda tidak akan mengalami penurunan berat badan. Selain itu, jenis diet detox yang hanya menyarankan mengonsumsi satu jenis makanan saja (seperti detox jus yang menyarankan konsumsi jus sayur buah saja) tidak disarankan untuk dilakukan dalam jangka panjang karena dapat  meningkatkan risiko kekurangan zat gizi lain.

    Bagi mereka yang menderita penyakit tertentu seperti diabetes misalnya, tidak disarankan untuk menjalankan diet ini karena dapat terjadi ketidakseimbangan dalam kadar gula darah. Mereka yang sedang hamil dan menyusui juga tidak disarankan karena selama masa kehamilan dan menyusui dibutuhkan asupan zat gizi yang lengkap untuk mendukung tumbuh kembang bayi.

    Beberapa orang mungkin merasa lebih baik setelah menjalankan diet detox, tidak sedikit yang mengklaim diet detox membuat mereka merasa lebih segar dan bertenaga. Pencernaan menjadi lebih lancar dan lidah menjadi lebih sensitif terhadap rasa. Ini dapat disebabkan karena Anda tidak mengonsumsi makanan yang bersifat “berat” bagi pencernaan. Daging, fast food, makanan tinggi karbohidrat dan lemak, seluruhnya membebani kerja saluran cerna Anda. Ketika Anda sama sekali tidak mengonsumsi makanan tersebut dan beralih hanya mengonsumsi sayur buah (terlebih lagi dalam bentuk cairan), bisa saja Anda merasa tubuh menjadi lebih ringan dan segar. Pencernaan yang lebih lancar juga dikarenakan sayur buah yang Anda konsumsi, meningkatnya asupan serat tentu membantu kerja sistem pencernaan menjadi lebih baik.

    Tetapi ada orang yang merespon negatif terhadap jenis diet yang membatasi kalori dan jenis makanan. Jumlah kalori yang sedikit dan zat gizi yang tidak beragam biasanya menyebabkan seseorang merasa lemas karena berkurangnya kadar gula darah, kekurangan tenaga, sakit pada otot, kelelahan, hingga pusing-pusing dan mual. Selain itu jika sayur buah sudah menjadi bentuk jus, kadar seratnya menjadi berkurang karena biasanya yang dikonsumsi adalah jus nya saja tidak beserta ampas atau pulp-nya.

    Alternatif diet detox

    Jika Anda merasa diet detox bukan untuk Anda tetapi Anda tetap ingin mendapat manfaat kesehatan yang sama, cobalah clean eating. Diet detox biasanya menyarankan perubahan kebiasaan dan pola makan baik sebelum ataupun setelah menjalani diet tersebut. Salah satunya adalah clean eating. Clean eating adalah suatu konsep pola makan yang didominasi oleh sayur, buah, whole grain, protein rendah lemak, dan makanan lain yang tidak mengalami pemrosesan yang berlebihan. Kebiasaan ini bagus untuk Anda terapkan dalam jangka waktu yang lama. Minum jus juga sebenarnya dapat Anda masukkan ke dalam kebiasaan makan Anda sehari-hari. Bagi Anda yang tidak terlalu menyukai buah dan sayur dalam bentuk utuh, maka konsumsi jus dapat menjadi alternatif bagi Anda untuk memenuhi kebutuhan sayur buah harian Anda.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Monika Nanda · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan