Pelecehan seksual sering membuat korban merasa tidak berdaya. Kasus ini banyak terjadi di tempat publik, khususnya di tempat kerja. Banyak korban yang bahkan mengatakan bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan dengan pelecehan tersebut. Jadi, mereka biasanya hanya mencoba menenangkan diri dan mentolerir peristiwa tersebut. Pada kenyataannya, banyak aksi yang dapat dilakukan korban untuk menghentikan masalah tersebut, termasuk tindakan tidak resmi di tempat kerja dan langkah-langkah formal, seperti mengajukan gugatan terhadap pihak-pihak yang bertanggungjawab.
Apa saja yang harus dilakukan jika mengalami pelecehan seksual?
1. Berbicara secara terus terang
Dalam banyak kasus pelecehan seksual, terutama yang melibatkan lingkungan kerja, pelaku pelecehan seksual biasanya tidak menyadari bahwa perilaku mereka adalah ofensif. Jika Anda adalah korban pelecehan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan membiarkan pihak yang bersalah tahu bahwa Anda menemukan perilaku mereka sebagai perilaku ofensif. Dalam banyak kasus ini dapat menyelesaikan masalah. Jika hal ini tidak menyelesaikan masalah, setidaknya pelaku tahu bahwa Anda merasa perilakunya sangat menganggu.
2. Memberi tahu pelaku untuk berhenti
Anda dapat mencoba untuk memberitahu pelaku untuk berhenti, meskipun hal ini mungkin sulit bagi Anda, Katakan dengan jelas bahwa Anda ingin pelaku berhenti melakukan pelecehan seksual kepada Anda. Ini juga langkah yang sangat penting jika Anda kemudian memutuskan untuk mengambil tindakan yang lebih formal kepada peleceh.
Jika pelaku mnegabaikan permintaan lisan Anda untuk berhenti, atau jika Anda merasa tidak nyaman untuk bertatap muka dengan pelaku, tulislah surat singkat yang menyatakan bahwa perilaku mereka menyinggung Anda. Jika Anda khawatir akan keselamatan pribadi atau takut bahwa pelaku akan berperilaku tambah parah, maka laporkan ke atasan Anda segera.
3. Mencari kebijakan
Periksa buku pedoman karyawan, kebijakan tertulis, dan sebagainya yang mencantumkan kebijakan pelecehan seksual. Kemudian ikuti langkah-langkah yang tertera dalam kebijakan. Selanjutnya, laporkan kepada orang yang ditunjuk sebagai atasan Anda untuk menerima pengaduan pelecehan seksual. Jika mereka tidak memperbaikinya, atau jika orang yang ditunjuk adalah pelaku pelecehan, maka pergilah ke orang berikutnya yang ditunjuk.
4. Menuliskannya
Bahkan jika kebijakan mengatakan untuk menelepon atau bertemu dengan seseorang, selalu tempatkan keluhan Anda secara tertulis. Deskripsikan secara detil mengenai komentar seksual, tindakan seksual, pornografi, lelucon atau email tidak pantas, dan apapun yang dialami atau disaksikan oleh Anda, yang memperlihatkan adanya perbedaan perlakuan dari laki-laki terhadap perempuan atau sebaliknya. Banyak pegawai yang melaporkan lingkungan yang tidak bersahabat, intimidasi atau pelecehan tanpa mengatakan bahwa hal itu didasari oleh gender. Dengan cara pelaporan seperti itu, Anda tidak akan terlindungi dari pembalasan dendam. Jadi, cara yang terbaik adalah menuliskannya dengan detil.
5. Mendokumentasikan perilaku pelecehan
Sangat penting untuk mendokumentasikan apa yang terjadi pada Anda, dan apa yang Anda lakukan untuk mencoba menghentikannya. Anda harus memiliki bukti yang cukup untuk dapat melaporkannya ke penyidik perusahaan, instansi pemerintah, atau pengadilan. Mulailah dengan mengumpulkan bukti sedetail mungkin mengenai pelecehan. Pastikan untuk menyimpan surat, foto, kartu, atau pesan melecehkan yang Anda terima.
6. Memproses ke pengadilan
Jika lembaga pemerintah mengeluarkan surat hak untuk menuntut, Anda dapat membawa gugatan perdata atas cedera yang Anda derita akibat pelecehan seksual. Anda tidak perlu menunjukkan luka fisik. Cedera yang paling umum dalam kasus pelecehan seksual adalah luka secara emosional yang diderita oleh korban.
Jika kasus pelecehan Anda berhasil ditangani oleh pengadilan, mungkin pemulihan yang akan Anda miliki termasuk:
- Penempatan kembali, jika Anda kehilangan pekerjaan.
- Pengembalian uang, jika Anda kehilangan uang atau tidak diberi kenaikan gaji.
- Persyaratan perusahaan untuk melakukan kebijakan atau pelatihan untuk menghentikan pelecehan.
Namun, selain itu Anda juga akan mendapatkan beberapa kerugian, seperti:
- Kehilangan tunjangan.
- Kerugian atas tekanan emosional.
- Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan, seperti biaya pengacara dan pengadilan.
BACA JUGA:
- Selaput Dara Tak Selalu Berdarah, dan Mitos-Mitos Keperawanan Lain
- 8 Trauma Fisik dan Mental Akibat Kekerasan Seksual
- Panduan yang Harus Dilakukan Setelah Alami Kekerasan Seksual
[embed-health-tool-ovulation]