Salah satu penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah asupan makanan yang Anda konsumsi setiap hari. Oleh karena itu, saat Anda terdiagnosis memiliki tekanan darah tinggi, penting memulai menerapkan pola makan yang menghindari berbagai makanan penyebab hipertensi. Hal ini juga dapat dilakukan oleh Anda yang ingin mencegah darah tinggi pada masa depan. Lalu, apa saja makanan pemicu darah tinggi yang harus Anda hindari?
Daftar makanan penyebab atau pemicu tekanan darah tinggi atau hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, terdapat dua jenis hipertensi yang umum terjadi, yaitu hipertensi esensial atau primer dan hipertensi sekunder. Pada hipertensi primer, penyebab terjadinya tekanan darah tinggi tidak diketahui pasti. Namun, umumnya kondisi ini terkait dengan gaya hidup buruk, yang salah satunya adalah pola makan yang tidak sehat.
Pola makan yang tidak sehat di antaranya mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi natrium serta kolesterol dan lemak jahat (lemak jenuh dan lemak trans). Terlalu banyak kandungan tersebut di dalam darah dapat meningkatkan risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan plak di dalamnya, atau disebut juga dengan aterosklerosis. Adapun kondisi ini dapat meningkatkan tekanan darah Anda.
Selain itu, terlalu banyak natrium juga dapat mengganggu kerja ginjal sehingga sulit untuk membuang sisa cairan dari dalam tubuh. Jika cairan terlalu banyak di dalam tubuh, risiko terjadinya tekanan darah tinggi sangat besar.
Lalu, makanan apa saja yang mengandung natrium serta kolesterol dan lemak jahat tinggi, yang menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi? Berikut daftar makanan pemicu darah tinggi yang harus Anda hindari:
1. Garam
Garam atau natrium klorida merupakan senyawa yang tersusun dari 40 persen natrium dan 60 persen klorida. Keduanya adalah elektrolit yang memegang peranan penting bagi kesehatan tubuh, termasuk mengatur volume dan tekanan darah Anda.
Meski penting untuk kesehatan, mengonsumsi garam terlalu banyak juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan, termasuk hipertensi. Kandungan natrium yang berlebih dapat merusak keseimbangan natrium dan kalium di dalam tubuh. Padahal, keseimbangan ini diperlukan ginjal untuk membuang cairan berlebih dari dalam tubuh.
Bila natrium di dalamnya berlebih, ginjal menjadi tidak mampu untuk membuang sisa cairan sehingga terjadi retensi (penumpukan) cairan di dalam tubuh yang juga akan diikuti dengan naiknya tekanan darah.
Selain dapat menaikkan tekanan darah, kondisi ini juga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung atau komplikasi hipertensi lainnya.
Memang tidak semua orang dapat mengalami hipertensi meski mengonsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi. Namun, beberapa lainnya, seperti yang memiliki keturunan hipertensi, obesitas, atau lansia, sensitif terhadap garam sehingga makanan ini bisa menjadi penyebab darah tinggi baginya.
Bila Anda salah satunya, Anda perlu menghindari atau mengurangi konsumsi garam sebagai salah satu cara untuk mencegah dan menurunkan hipertensi. Pasalnya, kadar natrium di dalam garam memang cukup tinggi.
Sebagai perkiraan, American Heart Association (AHA) menyebut, setengah sendok teh garam mengandung 1.150 mg natrium, sedangkan pada satu sendok teh garam terdapat 2.300 mg natrium. Di sisi lain, AHA juga merekomendasikan untuk membatasi asupan natrium sebesar 2.300 mg per hari, sedangkan bagi Anda yang menderita hipertensi, rekomendasi batas asupan natrium per harinya sebesar 1.500 mg.
Untuk dapat mengurangi konsumsi garam atau natrium, Anda dapat mengikuti panduan diet DASH atau diet khusus penderita hipertensi. Untuk mengimbanginya, Anda juga perlu mengonsumsi makanan tinggi kalium, seperti buah-buahan, sayuran, atau makanan penurun darah tinggi lainnya.
2. Makanan olahan, kaleng, atau kemasan
Makanan penyebab darah tinggi lainnya, yaitu makanan olahan, kaleng, atau makanan kemasan. Pasalnya, jenis makanan tersebut mengandung natrium dalam jumlah tinggi. Di dalam 8 ons atau 227 gram makanan kemasan, terdapat sekitar 500 – 1.570 mg natrium.
Penggunaan natrium di dalam jenis makanan tersebut bukan untuk meningkatkan rasa, tetapi sebagai pengawet makanan agar lebih tahan lama. Seperti diketahui, natrium memang memiliki beberapa kegunaan di dalam makanan, seperti untuk meningkatkan rasa, mengawetkan, mengentalkan, mempertahankan kelembaban, memanggang, atau mengempukkan daging.
Selain natrium, beberapa makanan kemasan pun bisa saja mengandung lemak jenuh yang tinggi, kecuali untuk beberapa produk makanan yang bertuliskan rendah lemak.
Oleh karena itu, penderita hipertensi disarankan untuk membatasi bahkan menghindari konsumsi makanan olahan, kaleng, dan kemasan karena berpotensi menjadi pemicu darah tinggi. Konsumsilah makanan segar yang terbukti lebih sehat dan tidak termasuk dalam pantangan untuk penderita hipertensi.
Bila Anda ingin mengonsumsi makanan olahan, makanan kemasan, atau pun makanan kalengan, sebaiknya perhatikan kadar garam atau natrium yang ada di dalamnya. Cek label pada makanan tersebut dan baca informasi nilai gizi di bungkus kemasannya, sehingga Anda dapat mengontrol asupan natrium Anda.
Sebagai pertimbangan, pilihlah produk makanan bertuliskan “Salt/Sodium-Free” sebab hanya mengandung kurang dari 5 mg natrium per sajiannya. Anda juga bisa masih bisa memilih makanan bertuliskan “Very Low Sodium” dengan kadar natrium sebesar 35 mg atau “Low Sodium” dengan kadar natrium 140 mg per sajian.
Adapun produk makanan yang bertuliskan “No-Salt-Added” atau “Unsalted” memang tidak mengandung garam dalam proses pembuatannya. Namun, produk ini bisa saja mengandung natrium yang tidak berasal dari garam, kecuali bila dinyatakan “Salt/Sodium-Free“.
3. Acar mentimun
Pernah mencoba pickle atau acar mentimun? Ternyata kandungan garam atau natrium di dalam acar sangat tinggi, sehingga makanan ini termasuk dalam penyebab darah tinggi.
Dari data US Department of Agriculture (USDA), di dalam 100 gram acar mentimun terdapat sekitar 1.208 mg natrium. Kandungan natrium yang tinggi pada makanan ini karena memang proses pembuatannya membutuhkan banyak garam sebagai pengawet.
Acar dibuat dengan merendam mentimun ke dalam air yang sudah dicampur cuka dan garam. Semakin lama mentimun atau sayuran lain direndam di air garam, semakin banyak pula garam yang diserap.
Oleh karena itu, bila Anda memiliki riwayat hipertensi dan menyukai acar, sebaiknya Anda menghindari makanan ini dari sekarang. Daripada makan acar, lebih baik Anda mengonsumsi mentimun atau sayuran segar lainnya untuk mencegah gejala darah tinggi pada diri Anda.