1. Gangguan tidur
Sekitar 10% pekerja yang bekerja pada malam hari memiliki gangguan tidur, termasuk insomnia, mengantuk berlebihan, dan mengalami kesulitan untuk tetap terjaga di tempat kerja. Dr. Charles Samuels, direktur medis Centre for Sleep and Human Performance di Calgary, menyatakan bahwa pekerja shift merupakan orang yang hak tidurnya dirampas. Meski mereka bisa mengubah jadwal tidur menjadi pagi atau siang hari, tetap saja akan sangat sulit karena hal itu bertentangan dengan jam tubuh.
2. Berisiko diabetes tipe 2
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Occupational & Environmental Medicine terhadap 226.652 partisipan, mereka yang bekerja malam hari memiliki risiko 1.09 kali lebih besar mengidap diabetes. Lalu, studi berikutnya dalam jurnal PLoS Medicine memperlihatkan bahwa pekerja yang memiliki waktu kerja shift berisiko mengidap diabetes tipe 2, hal itu disebabkan oleh dampak pergantian waktu terhadap aktivitas insulin yang menyebabkan naiknya gula darah dalam tubuh.
3. Obesitas jangka panjang
Tidur terlalu sebentar atau tidur tidak sesuai dengan jam tubuh akan menyebabkan obesitas, seperti yang dihasilkan oleh penelitian di Bringham and Women’s Hospital. Karena pekerja malam sering memiliki waktu sulit tidur di siang hari, maka mereka menghadapi dua gangguan sirkadian karena bekerja di malam hari dan kurang tidur pada siang hari. Obesitas terjadi karena adanya penurunan leptin (hormon yang mengatur berat badan) dan dapat mengakibatkan peningkatan selera makan dua kali lipat sekaligus peningkatan kadar gula darah akibat berubahnya aktivitas insulin.
4. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung
Bekerja pada malam hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, berdasarkan penelitian yang dipublikasikan pada British Medical Journal. Penelitian melibatkan 34 studi, dan hasilnya memperlihatkan bahwa pekerja yang bekerja pada malam hari memiliki risiko 7% terkena serangan jantung, 1,6% stroke iskemik, dan 7,3% jantung koroner.
Bagaimana dampaknya untuk wanita?
Sebuah studi dari Denmark menemukan, mereka yang bekerja malam hari memiliki risiko keguguran 85% lebih tinggi daripada pekerja normal. Bahkan, sebuah riset tahun 2010 di Italia memperlihatkan hubungan antara bekerja shift, risiko kelahiran dini, dan berat bayi lahir rendah.
Menurut data yang dikumpulkan dari US Nurses Health Study yang melibatkan 240.000 perawat dan diamati selama 30 tahun, menunjukkan, perempuan yang bekerja shift malam selama beberapa tahun memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker endometrium.
Bagaimana cara mencegah efek buruk kerja malam?
Jika Anda sedang hamil, perhatikan kecukupan waktu tidur dan berat badan Anda. Minta bantuan tenaga ahli jika Anda kurang mendapatkan waktu tidur atau mengalami kesulitan tidur. Dan, jika Anda bekerja malam selama beberapa tahun, bicara dengan dokter tentang kemungkinan untuk mengonsumsi suplemen melatonin. Suplemen ini cenderung aman, tetapi cukup kompleks dan Anda membutuhkan bimbingan seorang pakar untuk menggunakannya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar