backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

5 Obat Golongan Antispasmodik yang Bisa Redakan Gejala IBS

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    5 Obat Golongan Antispasmodik yang Bisa Redakan Gejala IBS

    Irritable Bowel Syndrome (IBS) biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut, sehingga orang dengan IBS perlu mengonsumsi obat pereda sakit. Beberapa obat antipasmodik dinilai secara efektif mampu menenangkan otot saluran pencernaan. 

    Pasti rasanya tak nyaman jika gangguan IBS menyerang di saat Anda sedang beraktivitas. Oleh karena itu ketahui obat antipasmodik untuk mengurangi gejalanya.

    Obat antipasmodik untuk IBS

    Gangguan yang menyerang usus besar ini biasanya ditandai dengan kram perut, rasa sakit pada perut bagian atas, perut kembung, diare, ataupun konstipasi. Biasanya, orang dengan IBS perlu mengelola gangguan dalam jangka panjang. Salah satunya melalui konsumsi obat antipasmodik.

    Obat antipasmodik merupakan golongan obat yang digunakan untuk mengobati ragam kondisi medis, termasuk IBS. Lantas, obat golongan antipasmodik seperti apa yang bisa dikonsumsi oleh orang dengan gangguan IBS? Simak poin-poinnya berikut.

    1. Bentyl

    Obat ini biasa dikenal dengan dicyclomine dapat mengatasi IBS. Bentyl bekerja untuk merelaksasi gerakan usus dengan dengan melemaskan otot perut dan usus. Sehingga obat ini mampu meredakan gejala seperti kram perut pada penderita IBS.

    Bentyl dapat diminum secara oral 4 kali sehari. Namun, konsumsi bentyl perlu mendapatkan anjuran dari dokter. Untuk meminimalkan efek samping, Anda perlu memulainya dari dosis rendah dan secara berkala meningkatkan dosis sesuai dengan rekomendasi dokter.

    Namun, bila obat IBS ini menimbulkan efek samping seperti pusing, keringat, dan muntah, konsumsi dosis obat perlu diturunkan.

    2. Mabeverine

    Obat antipasmodik ini juga memiliki efek yang hampir sama dengan bentyl. Mabeverine meredakan kram otot perut, sakit perut pada bagian atas, kembung, angin, diare, maupun konstipasi pada orang dengan IBS. 

    Melansir dari Netdoctor, mabeverine tablet 135 mg dikonsumsi 20 menit sebelum makan besar. Obat pereda IBS dapat diminum dengan segelas air dan konsumsi tidak disarankan lebih dari 3 kali dalam sehari.

    Untuk sebagian orang, mabeverine memberikan reaksi alergi, seperti bengkak pada wajah, tenggorokan dan lidah, kesulitan bernapas, gatal pada kulit. Bila timbul alergi, segera hentikan pemakaian obat.

    3. Minyak peppermint

    Minyak peppermint merupakan obat antipasmodik yang dapat digunakan orang dengan IBS. Minyak peppermint mengandung mentol dan dapat merelaksasi otot perut. Sebuah studi tahun 2015 menyebutkan bahwa minyak peppermint tiga kali lipat dapat meredakan gejala orang dengan IBS.

    Meskipun dianggap aman untuk penggunaan jangka pendek, minyak peppermint diketahui menyebabkan efek samping seperti mulas. Oleh karenanya, Anda perlu berkonsultasi ke dokter untuk penggunaan minyak peppermint.

    4. Buscopan

    Obat antipasmodik ini juga dapat meredakan kram perut dan nyeri pada bagian atas perut. Buscopan dapat mencegah terjadinya kram perut.

    Obat ini dapat bekerja sangat cepat. Cukup 15 menit setelah buscopan diminum, orang dengan IBS dapat merasakan kelegaan pada perutnya.  

    Namun pada beberapa orang ada efek samping yang bisa ditimbulkan, seperti mulut terasa kering, konstipasi, hingga penglihatan kabur. Ada baiknya, Anda perlu berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi buscopan.

    5. Levsin

    Obat levsin atau hysocamine dapat mengatasi gejala IBS atau Irritable Bowel Syndrome dan meringankan kram otot perut. Levsin dapat dikonsumsi 30-60 menit sebelum makan besar. Perlu diketahui, konsumsi levsin lebih baik tidak dikonsumsi bersamaan dengan obat antasida karena dapat menurunkan absorpsi levsin pada tubuh Anda.

    Melansir Verywell, obat ini tidak dianjurkan untuk mereka penderita asma, penyakit paru kronik, glaukoma, hipertensi, down syndrome, gagal jantung, penyakit liver, penyakit ginjal, dan penyakit kronik lainnya.

    Levsin dapat menyebabkan efek samping, diantaranya penurunan produksi saliva dan keringat. Untuk penggunaannya, jangan ragu untuk konsultasikan kepada dokter.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Maria Amanda · Tanggal diperbarui 07/09/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan