backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mendidik Anak yang Sukses, Lakukan Tips Berikut Ini!

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 08/04/2020

    Mendidik Anak yang Sukses, Lakukan Tips Berikut Ini!

    Siapa yang tak ingin melihat anak menjadi orang yang sukses di masa depan? Semua orang tua pasti ingin anaknya mendapatkan kehidupan yang terbaik. Namun, keberhasilan seorang anak juga tak lepas dari peran orang tua sejak dini. Dibutuhkan cara mendidik yang tepat agar bisa membimbing anak lebih mudah untuk menggapai sukses.

    Mendidik anak sukses di masa depan

    Memang, tidak ada ukuran yang pasti tentang benar atau salah dalam mendidik anak, setiap orang tua pasti memiliki caranya masing-masing. Terlebih kesuksesan juga dapat diartikan sebagai hal yang berbeda-beda.

    Ada orang tua yang merasa anaknya sukses karena telah meraih berbagai pencapaian di bidang akademis, ada juga orang tua yang merasa anaknya sukses ketika telah melakukan sesuatu yang membantu orang-orang di sekitarnya.

    Terlepas dari itu, sebenarnya ada beberapa kebiasaan kecil yang bisa Anda lakukan ketika membimbing si kecil. Berikut beberapa di antaranya.

    1. Latih kemampuan komunikasi anak sejak dini

    melatih agar anak tidak cadel

    Kemampuan komunikasi yang baik akan membuka lebih banyak peluang bagi anak untuk sukses di masa depan. Anda tak perlu menunggu sampai anak mulai mengucapkan kata-kata pertamanya.

    Ketika Anda mengajaknya berbicara, reaksi seperti senyuman atau gumaman sebetulnya adalah pertanda bahwa bayi mulai mencerna dan mengetahui beberapa kata yang sering diucapkan.

    Selain itu, melatih anak berbicara lebih awal juga dapat melatih bagian otak yang disebut broca. Broca merupakan area otak yang berfungsi untuk memproses bahasa dan kemampuan seseorang saat berbicara.

    Jika area broca lebih aktif, anak akan lebih lancar dalam memproduksi kata-kata.

    2. Pastikan anak mendapat istirahat cukup setiap hari

    anak perlu tidur siang

    Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Arizona menemukan bahwa anak-anak yang tidur siang setelah mempelajari kata-kata baru lebih bisa mengingat dan menggunakannya dalam sebuah kalimat daripada anak-anak yang tidak tidur siang.

    Saat tidur, otak tentunya tetap melakukan tugasnya. Ketika seseorang memasuki tahapan tidur yang kedua, di mana kesadaran sudah menurun dan mata sudah tak bergerak, muncullah aktivitas otak bernama sleep spindle.

    Saat sleep spindle terjadi, otak akan mengukuhkan hal-hal yang telah dipelajari pada hari itu ke arsip jangka panjang.

    Oleh karena itu, pastikan anak Anda mendapatkan jam tidur yang cukup, terutama ketika mereka memasuki sekolah dasar. Setidaknya anak membutuhkan sekitar 9-11 jam tidur untuk mengingat semua hal yang dipelajari sebelum tidur.

    3. Ajari anak menghargai proses untuk mencapai sukses

    motivasi belajar anak

    Di tengah lingkungan yang terus bergerak cepat, anak sering kali terbebani dan berfokus pada hasil yang baik, terutama di sekolah. Akibatnya, mereka kerap merasa frustasi ketika hasilnya tak sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Padahal keberhasilan tersebut juga membutuhkan usaha yang bertahap dan berkelanjutan.

    Memberi rutinitas atas hal-hal yang harus dikerjakan untuk memperbaiki kesalahan serta menetapkan target keberhasilan dalam melewati tahapan-tahapannya dapat membantu anak lebih konsisten dalam mengejar impiannya.

    4. Batasi penggunaan gawai dan televisi

    kesehatan mata anak

    Penggunaan gawai dan televisi terlalu lama cenderung membuat anak menjadi malas bergerak. Ujungnya, hal ini membuat interaksi sosial anak dan lingkungan di sekitarnya berkurang.

    Berikanlah batasan durasi waktu anak boleh bermain dengan gawainya. Bimbing dan pastikan juga anak mengakses konten yang sesuai dengan golongan usianya.

    5. Ajak anak bermain

    ayah anak laki-laki bermain bola

    Mendidik anak yang sukses tidak melulu soal berapa banyak yang sudah dipelajarinya. Terkadang, belajar membuat anak merasa penat. Mengajaknya bermain akan menyeimbangkan waktu yang dihabiskan si anak.

    Para peneliti percaya orang tua yang melakukan interaksi dengan cara yang menyenangkan seperti bermain akan mempengaruhi perkembangan kadar oksitosin mereka.

    Keberadaan hormon oksitosin tentunya sangat penting untuk perkembangan mental anak. Keadaan mental yang baik nantinya juga berpengaruh terhadap performa anak selama melakukan proses pembelajaran.

    Tidak hanya membuat kenangan yang membuat hati bahagia, Anda akan mengenal anak lebih dekat. Masa-masa bermain biasanya akan memperlihatkan sisi kreatif anak dalam bagaimana mereka membentuk imajinasinya.

    Beberapa permainan juga dapat melatih kemampuan anak dalam memecahkan suatu masalah.

    Perlu diingat juga, faktor yang menentukan anak untuk menggapai sukses juga bisa dipengaruhi dari dunia luar seperti teman-teman dan guru di sekolah.

    Anda bisa mendukung kelancaran proses belajarnya di sekolah dengan berkonsultasi dan berbicara pada guru atau staf lainnya di sekolah. Dengan koordinasi yang tepat, Anda akan menciptakan sistem dukungan yang lebih baik untuk anak.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 08/04/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan