Masalah refraksi mata, seperti rabun dekat atau rabun jauh bisa terjadi pada anak-anak. Kondisi ini membuat anak kesulitan untuk melihat dengan baik. Untuk membantunya melihat dengan baik, biasanya dokter merekomendasikan anak untuk pakai kacamata atau lensa kontak.
Penggunaan kacamata pada anak bisa dimulai saat usia anak mencapai 6 tahun. Ini jelas berbeda dengan penggunaan kontak lensa yang cenderung lebih sulit. Sebenarnya, kapan anak boleh menggunakan lensa kontak? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut.
Kapan anak boleh pakai lensa kotak?
Menurut American Optometric Association (AOA), usia yang tepat untuk anak pakai kacamata dan lensa kontak itu berbeda.
AOA merekomendasikan bahwa mengenalkan lensa kontak pada anak dapat mulai dilakukan pada usia 10 hingga 12 tahun. Barulah penggunaannya dapat dilakukan pada rentang usia 13 hingga 14 tahun.
Perbedaan usia pemakaian kacamata dan lensa mata ini, dipengaruhi oleh cara pemakaian dan perawatan kedua alat tersebut.
Menggunakan kacamata terbilang lebih mudah ketimbang lensa kontak. Pasalnya, kacamata hanya perlu dipasang dengan dikaitkan di antara daun telinga.
Sementara, lensa kontak perlu diletakkan tepat di atas permukaan mata. Ini membutuhkan usaha anak yang ekstra untuk menempatkannya ke mata.
Di samping itu, perawatan lensa kontak juga jauh lebih sulit karena harus selalu steril agar terbebas dari bakteri dan kotoran.
Para ahli sepakat bahwa di atas 12 tahun adalah usia yang tepat untuk anak pakai lensa kontak. Selain cara menggunakan lensa mata yang cukup sulit, para ahli juga melihat kesiapan anak.
Mereka berpendapat bahwa anak di bawah usia 12 tahun belum benar-benar bisa bertanggung jawab, meskipun mereka sudah lebih tangkas dalam melakukan sesuatu.
Kesiapan anak untuk pakai lensa kontak dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Terutama dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan di sekitarnya, misalnya:
- Paham jika kebersihan diri itu penting sehingga rajin menggosok gigi, membersihkan rambut, dan mencuci tangan dengan sabun.
- Dapat melaksanakan sesuatu dengan baik, seperti menjaga kerapian dan kebersihan kamar atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Dua hal tersebut bisa menjadi tolok ukur kesiapan anak yang akan pakai lensa kontak. Namun, jangan lupa konsultasi lebih dahulu pada dokter mata mengenai hal ini.
Kenapa memilih lensa kontak ketimbang kacamata?
Kemudahan bergerak secara aktif adalah satu alasan kenapa orangtua memilih lensa mata ketimbang kacamata. Berbagai aktivitas anak, seperti berlari, bermain, aktif olahraga tentu akan jadi terbatas ketika menggunakan kacamata.
Kacamata akan lebih mudah terlepas, jatuh, dan rusak. Kondisi ini juga membuat anak jadi sulit bergerak dengan bebas karena ia harus beberapa kali membetulkan posisi kacamata.
Dilansir dari laman Todays Parent, Christine Misener, seorang optometris menuturkan pendapatnya mengenai hal ini.
Menurutnya, lensa mata menjadi pilihan tepat untuk anak dengan masalah penglihatan yang jauh lebih buruk di satu sisi mata.
Meski begitu, tidak semua anak cocok untuk pakai lensa mata. Contohnya, anak dengan kelainan bentuk mata atau anak dengan astigmatisme (mata silindris).
Anak dengan kondisi ini biasanya akan sulit menemukan lensa kontak yang tepat. Sebelum memutuskan untuk menggunakan lensa kontak, ada baiknya Anda berkonsultasi terlebih dulu untuk mengetahui cara yang tepat anak Anda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]