Pada kasus tertentu, balita jatuh bisa mengalami cedera yang serius pada bagian kepala, dada, anggota gerak. Bahkan jika penyebab jatuhnya dipicu oleh gangguan keseimbangan tubuh, maka bisa menandakan adanya masalah dalam otak kecil, otot kaki, dan gangguan pada sistem saraf.
1. Gangguan sistem saraf
Gangguan pada sistem saraf yang sering ditandai dengan anak sering terjatuh bila berjalan antara lain Guillain Barre Syndrome dan Duchenne Muscular Dystrophy. Guillain Barre Syndrome merupakan penyakit autoimun yang menyerang mielin saraf-saraf motor. Penyebabnya kebanyakan dipicu oleh infeksi. Mula-mula gejalanya diperlihatkan dengan kelemahan otot bagian kaki, kemudian kelemahan otot naik ke anggota gerak atas sampai ke otot napas.
Sementara pada Duchenne Muscular Dystrophy, kelemahan otot terjadi ketika anak berusia 3-4 tahun. Otot – otot yang mengalami kelemahan, antara lain otot pinggul, panggul, paha dan bahu. Pada awal remaja otot-otot jantung dan pernapasan akan mulai mengalami kelemahan juga.
2. Gegar otak
Kepala atau leher balita yang mengalami benturan dengan benda keras saat terjatuh dapat menyebabkan cedera kepala atau yang biasa dikenal dengan gegar otak. Peristiwa ini kemudian membuat otak di dalam tengkorak tersentak, sehingga otak bergerak ke bagian depan dan belakang kepala menekan tulang tengkorak bagian dalam. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya gangguan fungsi otak sementara.
Tanda-tanda atau gejala terjadinya gegar otak pada balita jatuh meliputi:
- Anak merasa nyeri yang luar biasa di bagian kepala.
- Otot di sekitar leher anak menjadi kaku dan menegang.
- Anak merasa mual dan tak berhenti muntah-muntah.
- Anak merasa gelisah, bingung, dan sulit mengenali lingkungan sekitarnya.
- Keluarnya cairan dari lubang telinga dan hidung
- Pada balita di bawah usia 18 bulan, terdapat tonjolan di bagian ubun-ubun.
- Anak mengalami kejang-kejang.
Selain mengobservasi gejala, diagnosis gegar otak bisa dilakukan dengan melakukan CT scan. Selanjutnya dokter akan menentukan pengobatan seperti apa yang tepat bergantung dari klasifikasi jenis cedera kepala yang dialami oleh balita apakan cedera kepala ringan, sedang, atau berat.
3. Cedera tulang belakang dan leher
Jika benturan akibat balita jatuh mengenai tulang belakang atau tulang ekornya, cedera tulang belakang bisa diidentifikasi dengan munculnya gejala seperti rasa kaku dan lemas di bagian anggota gerak, seperti tangan dan kaki. Gejala ini dapat berlangsung selama 30 menit sampai 4 hari setelah terjatuh.
Akan tetapi, balita juga mungkin mengalami cedera pada anggota tubuh lainnya saat mengalami benturan di tulang belakang. Anak di bawah 10 tahun sebenarnya memiliki rata-rata terendah untuk terkena cedera tulang belakang. Mereka lebih berpotensi terkena cedera leher akibat benturan di tulang belakang saat terjatuh.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar