Membiarkan anak tidur sekamar dapat membantu mereka untuk memahami satu sama lain. Apalagi, jika sang adik tidak bisa tidur sendiri, sang kakak bisa menemaninya. Sebelum tidur, kakak dan adik sangat mungkin membuka obrolan ringan. Entah itu mengenai pengalaman, mainan baru, acara TV kesukaan, dan lain-lain.
Mengajarkan anak untuk berbagi
Membiarkan kakak dan adik tidur di kamar yang sama tidak hanya mempererat hubungan mereka, tapi juga mengajarkan anak untuk berbagi. Belajar berbagi melibatkan banyak emosi dalam diri anak, seperti empati dan simpati (merasakan apa yang dirasakan orang lain) dan sifat murah hati untuk memberikan apa yang dimiliki anak.
Selain itu, tidur sekamar juga mengajarkan sang kakak dan adik untuk memahami batasan dan peraturan. Misalnya, sang adik tidak boleh membuat kasur sang kakak berantakan atau mengotorinya. Begitu pula sebaliknya.

Kekurangan jika kakak dan adik tidur sekamar
Anak menjadi tidak leluasa
Meski terdapat keuntungan, ada pula kekurangannya jika membiarkan anak tidur sekamar. Salah satunya adalah anak jadi tidak leluasa mengeksplorasi kamar tidurnya.
Contohnya, sang kakak sangat suka dengan bunga sehingga ingin mendekorasi kamarnya dengan sticker bunga, sementara sang adik tidak menyukainya. Bisa juga kebalikannya, sang adik asyik bermain di kamar padahal sang kakak hendak belajar.
Keadaan itu tentu bisa memicu pertengkaran di antara keduanya.
Anak tidak merasa tidak memiliki privasi dan tidak nyaman
Tidak hanya itu, kakak dan adik yang tidur sekamar terkadang membuat mereka merasa tidak memiliki privasi. Padahal, anak membutuhkan ruang untuk dirinya sendiri.
Baik itu mengerjakan sesuatu dengan tenang, merias kamar sesuai keinginannya, dan memberinya tempat ketika mereka sedang bersedih atau ingin sendiri.
Ruang pribadi untuk anak sangat mereka butuhkan, terutama ketika mereka bertambah besar atau menuju pubertas. Apalagi jika sang kakak dan adik memiliki jenis kelamin yang berbeda.
Semakin dewasa, anak akan mengalami perubahan pada tubuh mereka. Mereka perlu menjaganya dari pandangan dan sentuhan orang lain, termasuk saudara kandungnya sendiri.
Lantas, apa yang harus dilakukan orangtua?
Boleh-boleh saja membiarkan anak tidur di kamar yang sama. Namun, Anda perlu bertanya pada anak lebih dahulu, apakah ia mau atau tidak. Jangan memaksa jika sang kakak atau adik menolak hal ini.
Jika anak mantap untuk berbagi kamar yang sama dengan kakak atau adiknya, Anda juga perlu menanyakannya secara berkala untuk memastikannya. Misalkan, apabila sewaktu-waktu anak Anda mungkin membutuhkan kamar sendiri.
Meski tidak ada batasan usia spesifik, anak-anak yang mulai memasuki sekolah biasanya mulai mengembangkan sikap mandiri. Mereka sudah bisa memiliki kamar sendiri karena sudah berani tidur sendiri dan bertanggung jawab menjaga kebersihan kamarnya. Itu sebabnya, menanyakan dan meyakinkannya menjadi penting.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar