backup og meta

Tips Mengajarkan Anak agar Bisa Memakai Baju Sendiri

Tips Mengajarkan Anak agar Bisa Memakai Baju Sendiri

Ketika anak semakin besar, mereka akan mulai senang dan ingin melakukan berbagai aktivitas tanpa bantuan orangtua. Sebagai orangtua, perkembangan ini tentunya harus didukung dengan melatih kemampuan si kecil saat melakukan sesuatu. Salah satunya adalah mengajarkan anak memakai baju sendiri. Selain melatih kemandirian anak, memakai baju juga akan merangsang kemampuan motorik anak.

Kapan anak bisa memakai baju sendiri?

Sebelum bisa memakai baju sendiri, biasanya anak sudah mulai menunjukkan kemampuannya saat melepas baju pada usia satu tahun atau 18 bulan. Terkadang anak juga sudah bisa membantu ketika Anda memakaikan bajunya, seperti mengangkat kedua tangan untuk melewati dua lengan baju atau berdiri dan menarik celananya sendiri.

Baru pada usia dua atau tiga tahun Anda bisa mulai mengajarkan anak bagaimana cara untuk memakai baju sendiri. Pada masa tersebut, si kecil mungkin akan menunjukkan ketertarikannya pada beberapa pakaian.

Meski demikian, perlu diingat bahwa perkembangan pada setiap anak berbeda-beda. Kegiatan memakai baju juga membutuhkan proses dan tidak bisa dikuasai hanya dalam waktu semalam. Hal yang penting adalah tetap membimbing dan membantu setiap si kecil merasa kesulitan.

Tips mengajarkan anak memakai baju sendiri

Mengajarkan anak memakai pakaian sendiri barangkali akan menjadi tantangan yang sedikit sulit untuk Anda. Jangan khawatir, berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda.

1. Mulai dengan pakaian sederhana

kesehatan gigi anak

Awali dengan pakaian sederhana yang tidak membutuhkan kemampuan khusus saat menggunakannya. Beberapa jenis yang bisa Anda pilih adalah kaus longgar atau celana bahan dengan karet elastis di bagian pinggangnya.

Beri tahu sisi mana yang seharusnya berada di depan maupun di belakang. Tunjukkan pada anak, sisi kaus yang bergambar adalah bagian depannya, sedangkan label kaus harus berada di belakang. Kemudian, mulailah memakai kaus dengan memasukkan kepala melalui lubang leher, lalu ikuti dengan memasukkan kedua tangan melewati lengan baju.

Setelah memakai kaus, lanjutkan dengan mengajari anak menggunakan celana. Masukkan kedua kaki ke dalam dua lubang celana yang ada di bawah, lalu tarik celana sampai pinggang. Untuk mempermudah, si kecil bisa melakukannya dengan posisi duduk agar ia tidak perlu susah payah menjaga keseimbangan tubuhnya.

Jika kemampuan anak saat memakai baju sendiri sudah semakin meningkat, Anda bisa mulai mengajari mereka menggunakan pakaian dengan kancing dan resleting.

2. Letakkan pakaiannya di tempat yang mudah dijangkau

anak memakai baju sendiri

Meletakkan pakaiannya di tempat yang terjangkau dapat memudahkan proses belajar anak supaya bisa memakai baju sendiri. Jika Anda biasa menyimpan pakaian si kecil di dalam lemari besar, siapkan baju yang akan dikenakan esok hari dan letakkan di atas kursi atau laci samping tempat tidur.

Cara lainnya, Anda juga bisa meletakkan pakaiannya di dalam susunan laci terendah. Bila perlu, beli laci atau lemari khusus untuk anak-anak yang tidak terlalu tinggi.

3. Lihat dan tirukan

anak menerima kekalahan

Beberapa anak mungkin akan lebih cepat belajar ketika melihat contoh dari orang di sekitarnya. Anda sendiri bisa menggunakan pakaian di depan si kecil dan biarkan dia meniru Anda. Pastikan untuk melakukannya dengan perlahan sembari dijelaskan agar anak dapat memahami setiap langkahnya.

4. Hargai pilihan anak pada pakaian yang ingin dikenakan

Sumber: Allaboutvision

Ketika anak sudah semakin lancar saat memakai baju sendiri, tumbuhlah keinginan untuk menggunakan pakaian dengan jenis yang berbeda. Mulai dari gaun dengan rok yang mengembang, kemeja dengan warna yang mencolok, sampai tambahan aksesoris seperti topi dan kacamata gaya.

Terkadang, anak juga mulai memiliki seleranya sendiri. Mungkin si kecil akan ngotot ketika Anda mulai menanyakan pilihannya. Hal ini wajar terjadi, selama anak masih merasa nyaman biarkan dia bereksperimen dengan pakaiannya.

Perilaku tersebut juga merupakan salah satu bentuk ekspresi kebanggaan si kecil karena sudah berhasil melewati satu tahap menjadi lebih mandiri. Anda tetap dapat membimbingnya dengan menyarankan baju yang sesuai dengan kondisi cuaca atau acara tertentu.

5. Beri dukungan dan semangat

Jangan kecewa jika anak Anda masih sering melakukan kesalahan seperti baju yang terbalik atau kancing yang tidak terpasang dengan benar. Perbaiki kesalahannya dengan perlahan, Anda juga bisa bantu menggerakkan tangannya saat mengancing baju atau mengikat tali sepatu.

Setiap perkembangan kecilnya juga patut dihargai. Meski belum sempurna, kalimat dukungan seperti “Wah, adek hebat sudah bisa pakai celana sendiri!” niscaya akan membuat anak semakin semangat untuk terus belajar memakai baju sendiri.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Learning How to Get Dressed Is a Life Lesson for Preschoolers. (2020). VeryWellFamily.com. Retrieved 27 January 2020, from https://www.verywellfamily.com/learning-to-get-dressed-2764709

When Do Toddlers Start Self-Dressing?. (2020). Parents.com. Retrieved 27 January 2020, from https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/growth/when-do-toddlers-dress-themselves/

Dressing and undressing: toddler development. (2020). Babycentre.co.uk. Retrieved 27 January 2020, from https://www.babycentre.co.uk/a556911/dressing-and-undressing-toddler-development

How to Teach Your Children to Dress Themselves?. (2020). Retrieved 27 January 2020, from https://parenting.firstcry.com/articles/effective-tips-to-teach-your-child-to-dress-themselves/

Versi Terbaru

25/02/2020

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Rachmadin Ismail


Artikel Terkait

10 Karakter Anak yang Penting untuk Dikembangkan sejak Dini

7 Cara Mengajarkan Anak Membereskan Kamar Sendiri


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 25/02/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan