Sama halnya dengan karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral; protein merupakan nutrisi yang penting bagi tubuh yang harus dicukupi oleh semua orang – tak terkecuali pada anak-anak. Terlebih di masa pertumbuhan, kebutuhan protein anak harus terpenuhi dengan baik guna mendukung laju pertumbuhannya yang pesat.
Maka itu, sebagai orangtua pastikan Anda selalu memerhatikan kebutuhan protein yang tepat untuk si kecil, tidak kurang ataupun berlebihan. Lantas, berapa kebutuhan protein anak setiap harinya? Simak terus ulasan berikut ini.
Sebenarnya, seberapa penting kebutuhan protein untuk anak?
Meski jarang diketahui, protein memiliki andil besar dalam tumbuh kembang buah hati Anda. Pasalnya, protein merupakan salah satu pondasi utama untuk membangun, mempertahankan, serta mengganti jaringan yang rusak di dalam tubuh.
Tidak hanya itu, protein juga berperan dalam menjaga proses metabolisme tubuh yang sehat dan berperan sebagai antibodi guna menjaga sistem kekebalan tubuh. Menariknya lagi, kebutuhan protein anak yang terpenuhi dengan baik mampu menggantikan peran karbohidrat dalam menghasilkan kalori, guna menyediakan energi bagi tubuh.
Mengingat begitu pentingnya peran protein di dalam tubuh, penting bagi Anda untuk tidak hanya sekadar memenuhi asupan harian si kecil saja. Namun, pertimbangkan juga kebutuhan protein anak dari makanan dan minuman yang ia konsumsi sesuai dengan tingkat usianya.
Lalu, berapa banyak kebutuhan protein anak dalam sehari?
Menurut Angka Kecukupan Gizi dari Kementerian Kesehatan RI melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tahun 2013, kebutuhan protein anak tentu akan berbeda. Ini tergantung jenis kelamin, umur, serta aktivitas hariannya. Secara umum, berikut adalah kebutuhan protein yang harus dipenuhi anak setiap hari:
- Usia 0-6 bulan: 12 gram (g) per hari
- Usia 7-11 bulan: 18 g per hari
- Usia 1-3 tahun: 26 g per hari
- Usia 4-6 tahun: 35 g per hari
- Usia 7-9 tahun: 49 g per hari
Saat anak memasuki usia 10 tahun, kebutuhan protein anak akan dibedakan berdasarkan jenis kelamin:
Anak laki-laki
- Usia 10-12 tahun: 56 g per hari
- Usia 13-15 tahun: 72 g per hari
- Usia 16-18 tahun: 66 g per hari
Anak perempuan
- Usia 10-12 tahun: 60 g per hari
- Usia 13-15 tahun: 69 g per hari
- Usia 16-18 tahun: 59 g per hari
Acuan dari Kemenkes ini bisa Anda jadikan kisaran asupan protein harian untuk si kecil. Pasalnya, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, kebutuhan protein masing-masing anak mungkin saja berbeda karena usia, jenis kelamin, bahkan aktivitas harian anak tidak selalu sama.
Ada anak yang aktif bermain sepanjang hari atau mengikuti beberapa les, tapi ada juga anak yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk beristirahat, mengerjakan tugas, atau menggambar. Beberapa hal inilah yang sebaiknya Anda pertimbangkan guna menyesuaikan asupan protein dari makanan dan minuman anak.
Apa saja sumber protein yang baik untuk masa pertumbuhan anak?
Sumber makanan hewani seperti ikan, telur, dan daging sapi, terkenal dengan kandungan proteinnya tinggi. Meski begitu, ada berbagai sumber protein yang bisa Anda temukan dengan mudah, baik dari sumber nabati maupun hewani lainnya, yaitu:
- Tahu
- Tempe
- Kacang almond
- Brokoli
- Bayam
- Kacang kedelai
- Selai kacang
- Susu
- Yogurt
- Keju
- Daging ayam
- Makanan laut seperti ikan, udang, dan cumi.
Kandungan protein dalam suatu jenis makanan tidak selalu sama, melainkan berbeda-beda tergantung ukuran, proses pengolahan, dan lain sebagainya. Meski protein berperan penting dalam tubuh, Anda harus tetap mempertimbangkan seberapa banyak asupan protein yang dikonsumsi si kecil. Lagi-lagi, harus dalam porsi yang pas sesuai dengan jenis kelamin, usia, dan aktivitas hariannya.
Pasalnya, konsumsi protein dalam jumlah berlebih justru dapat membahayakan tubuh anak, karena mengakibatkan dehidrasi, memicu kehilangan kalsium, hingga menimbulkan masalah pada ginjal.
Kondisi ini dikarenakan makanan tinggi protein umumnya mengandung banyak nitrogen, saat nitrogen masuk ke dalam tubuh maka ginjal harus bekerja lebih keras guna mengeluarkan kelebihan nitrogen melalui urine (air kencing). Pada beberapa kasus, kerja ginjal yang berlebih tersebut akan berdampak pada kerusakan ginjal.
Namun, kembali lagi, jangan lantas benar-benar membatasi asupan protein si kecil. Tugas Anda adalah memastikan bahwa dalam menu makanan anak, terdapat sejumlah gizi seimbang yang baik untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]