Saat ini makin banyak anak remaja yang menyadari betapa pentingnya untuk hidup sehat dan rajin berolahraga. Kemudian untuk mempercepat menggapai impian punya bentuk tubuh ideal, banyak anak remaja yang mulai coba-coba membeli susu pembentuk otot. Namun, apakah susu pembentuk otot aman untuk diminum bagi remaja?
Apa yang terkandung dalam susu pembentuk otot?
Susu pembentuk otot biasanya memiliki beberapa varian. Whey protein adalah suplemen otot yang paling umum ditemui. Whey protein bersifat anabolik, artinya whey protein lebih berfungsi untuk membentuk otot. Hal ini bisa terjadi karena whey protein mengandung BCAA, asam amino yang berperan penting untuk meningkatkan pembentukan protein dalam otot dan menghambat pemecahan protein dalam tubuh. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa konsumsi whey meningkatkan pembentukan otot sebesar 68% dibanding protein kasein yang hanya sebesar 31%
Protein whey dikenal sebagai protein yang cepat dicerna oleh tubuh. Pasalnya tubuh hanya membutuhkan beberapa jam saja untuk mencerna whey protein dalam susu. Whey protein dapat dicerna tubuh dengan cepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein otot dalam tubuh dengan cepat. Karena fungsinya tersebut, maka susu whey protein sangat cocok digunakan saat sebelum, selama, atau setelah olahraga.
Whey juga mengandung sistein, satu jenis asam amino yang mengandung antioksidan. Sistein dapat membantu tubuh melawan berbagai penyakit. Beberapa penelitian juga membuktikan bahwa orang yang mengonsumsi whey protein lebih jarang terinfeksi bakteri atau virus.
Tapi jangan mudah terlena dengan sejumlah manfaat whey protein ini. Ingat bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak baik untuk tubuh, dan ini termasuk protein. Kebanyakan asupan protein di luar batas dapat menghadirkan risiko kesehatannya tersendiri.
Kebanyakan asupan protein justru tidak baik
Walaupun susu pembentuk otot punya banyak manfaat, Anda tetap tidak boleh mengonsumsinya sembarangan. Apalagi anak-anak remaja. Ketahuilah bahwa susu pembentuk otot bukanlah suplemen pengganti makan yang bisa menggantikan gizi dan nutrisi alami dari makanan seimbang. Susu pembentuk otot juga bukan satu-satunya cara untuk membentuk otot tanpa didampingi dengan olahraga rutin.
American Academy of Pediatrics menyebutkan bahwa pada dasarnya suplemen protein tidak dibutuhkan oleh remaja, bahkan bagi mereka yang atlet sekalipun. Dengan catatan, mereka sudah makan makanan dengan gizi yang seimbang. Bahkan, suplemen protein disebutkan bisa mengurangi daya tahan mereka ketika bertanding.
Pandangan juga datang dari para ahli. Manny Alvarez, seorang dokter dan kepala departemen ObsGyn Hackensack University Medical Center di Hackensack, New Jersey Amerika Serikat, menjelaskan lebih jauh mengenai bahaya kelebihan protein pada remaja. Dikutip dalam Foxnews, umumnya whey protein memiliki berat 24 gram per sendoknya. Seorang anak usia 13 tahun minum satu sendok whey protein, segelas susu 2% protein seberat 8 gram dan makan sebuah hamburger dengan protein seberat 18g untuk makan siangnya.
Minum susu pembentuk otot harus didampingi dengan olahraga rutin dan makanan bergizi
[embed-health-tool-bmi]