Gorengan adalah camilan sore hari favorit sejuta umat, apalagi ketika dimakan hangat-hangat. Akan tetapi, Anda pasti sudah tahu benar soal risiko jangka panjang dari makan makanan gorengan yang serba berminyak. Semakin banyak gorengan yang Anda makan, semakin meningkat pula risiko Anda terkena diabetes, penyakit jantung, hingga kegemukan dan obesitas. Nah, satu efek samping jangka pendek dari makanan gorengan ini mungkin sering diabaikan: sakit kepala.
Ya. Tanpa disadari, makanan gorengan bisa jadi penyebab sakit kepala yang sering Anda keluhkan belakangan ini. Kenapa bisa begitu?
Makanan gorengan dan berminyak mengandung lemak trans
Minyak yang digunakan untuk menggoreng termasuk dalam sumber lemak trans yang dihasilkan dari proses hidrogenasi minyak sayur. Hidrogenasi membuat makanan menjadi lebih awet. Menariknya lagi, jenis lemak ini dapat membuat produk makanan terasa lebih enak.
Kenyataannya, lemak trans termasuk sebagai lemak jahat yang meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Penumpukan plak kolesterol akibat lemak trans bisa menyebabkan pembuluh darah arteri (pembuluh darah utama untuk mengalirkan aliran darah ke jantung) tersumbat.
Jika pembuluh darah arteri tersumbat, organ-organ vital tubuh tidak mendapatkan asupan darah beroksigen sebagai sumber energinya, termasuk otak. Ketika saraf-saraf di otak tidak mendapatkan oksigen, maka timbullah sensasi pening, kepala berputar, dan sakit kepala.
Selain itu, kolesterol jahat pada lemak trans juga bisa memperburuk kondisi seseorang yang memiliki penyakit hipertensi. Saat gejala hipertensi memburuk, Anda bisa merasakan sakit kepala yang tak tertahankan setelah mengonsumsi terlalu banyak makanan berminyak.
Kebanyakan makan makanan berminyak tingkatkan risiko penyakit jantung
Penumpukan plak kolesterol dalam jangka panjang membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit jantung, seperti aritmia dan gagal jantung. Risiko stroke juga bisa meningkat sebagai efek kebanyakan makan makanan gorengan. Ketiga penyakit serius ini ditandai dengan sakit kepala yang terasa dashyat dan sensasi pening. Bedanya, gejala sakit kepala tanda penyakit jantung dan stroke tidak serta-merta langsung terjadi setelah makan.
Jangan terlalu banyak makan gorengan
Oleh karenanya, hindari asupan lemak trans dengan menghindari makanan gorengan yang berlemak tinggi untuk membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Lemak trans buatan juga dapat ditemukan di banyak makanan lainnya, termasuk:
- Biskuit
- Makanan beku olahan siap pakai
- Makanan ringan (seperti keripik kentang, dan keripik lainnya)
- Gorengan
- Fast food (ayam goreng, kentang goreng, burger)
- Krimer kopi
- Margarin
- Shortening
Food and Drug Administration (FDA) menyatakan bahwa lemak trans baiknya dikonsumsi tidak lebih dari 1 persen dari kalori harian Anda setiap harinya. Minyak zaitun dan kanola bisa menjadi alternatif pengganti minyak sayur yang terhidrogenasi.
Perbanyak konsumsi buah, sayuran, gandum utuh, produk susu rendah lemak, unggas, ikan dan kacang-kacangan sebagai gantinya. Juga, batasi konsumsi daging merah, makanan, serta minuman yang mengandung banyak gula. Jangan lupa biasakan untuk membaca label nilai informasi gizi pada setiap makanan kemasan yang Anda beli.
[embed-health-tool-bmi]