Raw food diet atau diet makanan mentah adalah salah satu jenis diet yang diklaim dapat meningkatkan kesehatan tubuh. Latar belakang dari diet ini adalah proses pemanasan yang digunakan saat memasak makanan akan mengurangi kadar zat gizi dan enzim-enzim yang terdapat di dalam makanan. Padahal enzim-enzim tersebut baik bagi pencernaan dan membantu melawan berbagai macam penyakit terutama yang bersifat kronis.
Aturan dalam raw food diet
Sama seperti jenis diet lainnya, dalam diet makanan mentah juga terdapat beberapa aturan yang harus dijalankan bagi mereka yang hendak mengikuti diet ini.
1. Jangan makan makanan yang dimasak
Jika Anda menjalani diet makanan mentah 100%, maka makanan yang diproses lebih dari suhu 46 derajat celcius tidak boleh Anda konsumsi karena makanan yang dimasak atau diolah dengan suhu lebih dari 46 derajat celcius akan kehilangan sebagian enzimnya sekaligus membuat makanan lebih sulit untuk dicerna. Pengolahan makanan dalam raw food diet biasanya menggunakan prosesor makanan (food processor), dehidrator, dan blender.
2. Gunakan air yang sudah difilter atau didistilasi
Tujuan utama dari diet makanan mentah adalah menyuplai zat gizi yang bersifat membantu kerja sel-sel dalam tubuh dalam bentuk sealami mungkin. Karena penyajiannya yang dalam bentuk mentah, maka kebersihan menjadi salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Penggunaan air yang tidak steril dapat meningkatkan risiko munculnya racun atau parasit dalam makanan dan berpotensi menyebabkan penyakit. Sebagai salah satu komponen yang berperan dalam pemrosesan hidangan pada raw food diet (seperti untuk membuat smoothies dan jus) maka air yang sudah difilter atau didistilasi merupakan pilihan yang terbaik.
3. Gunakan bahan-bahan makanan organik
Karena dalam diet ini pengolahan makanan menggunakan panas sangatlah dihindari, maka Anda harus memastikan bahan makanan yang digunakan bebas dari berbagai jenis toksik, salah satunya yang berasal dari pestisida. Pengolahan dan pemasakan makanan menggunakan panas sebenarnya dapat membunuh berbagai macam toksik dan racun yang terdapat pada bahan makanan, tetapi jika Anda memutuskan untuk menjalani diet makanan mentah, maka memilih bahan baku yang dari sananya sudah ‘aman’ tentu akan lebih baik.
4. Konsumsi kacang-kacangan yang sudah direndam terlebih dahulu
Sebagai salah satu jenis bahan makanan yang banyak digunakan dalam raw food diet, pengolahan kacang-kacangan juga perlu diperhatikan. Kacang seperti kacang mede, kacang almond, atau hazelnut sebaiknya direndam dalam air (yang tentu saja sudah difilter) terlebih dahulu. Perendaman ini berfungsi untuk menghilangkan rasa pahit serta menjadikan kacang lebih mudah dicerna meskipun dikonsumsi mentah. Proses perendaman ini dapat menggantikan proses pemanggangan yang biasanya digunakan untuk mengolah kacang.
5. Hindari jenis makanan tertentu
Beberapa jenis makanan yang biasanya tidak diikutsertakan dalam diet makanan mentah ini adalah produk telur serta susu dan olahannya karena cenderung berbahaya jika dikonsumsi tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Untuk mensiasatinya, Anda bisa mengonsumsi susu yang terbuat dari kacang-kacangan misalnya susu kacang mede atau susu almond. Biji-bijian juga biasanya dihindari karena biasanya harus dimasak terlebih dahulu, jenis produk biji-bijian yang umum digunakan dalam raw food diet adalah oat mentah atau quinoa mentah yang harus direndam terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
Manfaat raw food diet
Konsep utama dari diet makanan mentah adalah pentingnya enzim-enzim alami yang terdapat dalam makanan. Adanya enzim alami ini membuat tubuh kita tidak perlu memproduksi enzim berlebihan hanya untuk mencerna makanan. Diet makanan mentah juga mempercayai bahwa pengolahan makanan menggunakan panas dapat mengurangi nilai gizi suatu makanan karena hilangnya sebagian besar vitamin dan mineral. Makanan yang diolah juga cenderung memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dan dapat menyumbat saluran pencernaan dan pembuluh arteri Anda dengan lemak, protein, dan karbohidrat yang dicerna secara kurang sempurna. Selain itu raw food diet juga diklaim dapat:
- Memberikan Anda energi lebih banyak.
- Memperbaiki penampilan dan kesehatan kulit.
- Meningkatkan efektivitas kerja sistem pencernaan.
- Menurunkan berat badan.
- Menurunnya risiko Anda menderita penyakit degeneratif terutama penyakit yang berhubungan dengan kesehatan kardiovaskular.
Risiko menjalani raw food diet
Meskipun diklaim dapat meningkatkan kesehatan Anda, tetapi sama seperti jenis-jenis diet lainnya, diet makanan mentah bukan tanpa risiko. Beberapa hal yang harus Anda perhatikan jika Anda mau menjalani raw food diet adalah:
- Karena tidak dimasak, bahan makanan yang Anda konsumsi mungkin mengandung toksik dan parasit berbahaya. Proses membersihkan bahan makanan yang tidak menyeluruh dapat meningkatkan risiko Anda mengalami keracunan makanan. Dan ada jenis makanan yang memang sebaiknya tidak dimakan mentah-mentah, misalnya singkong, daging, dan susu. Daging mentah yang tidak diolah dengan baik dapat mengandung bakteri, parasit, dan virus yang berbahaya. Susu yang tidak melalui proses pemanasan juga dapat mengandung Mycobacteria bovis, yang dapat menyebabkan penyakit TB non paru.
- Anda mungkin akan mengalami defisiensi vitamin B12. Vitamin ini berperan dalam menjaga fungsi otak serta produksi sel darah merah dan sintesis DNA. Vitamin B12 hanya dapat ditemukan dalam produk hewani seperti daging, susu, dan ikan. Jenis makanan ini merupakan tipe makanan yang sulit untuk dikonsumsi oleh mereka yang menjalankan raw food diet sehingga risiko mengalami defisiensi vitamin B12 meningkat.
- Risiko osteoporosis Anda juga mungkin meningkat. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepadatan tulang adalah konsumsi kalsium dan vitamin D yang kurang dari cukup serta berat badan yang kurang. Dalam raw food diet, makanan utamanya adalah jenis makanan yang rendah kalori seperti sayur dan buah-buahan. Meskipun kalsium dapat Anda peroleh dari sayuran berdaun hijau gelap (seperti kale dan brokoli) tetapi jumlah sayur yang harus Anda konsumsi menjadi lebih banyak. Berbeda dengan kalsium yang terdapat dalam susu misalnya. Satu gelas susu saja sudah bisa menyumbang 300 mg kalsium. Menjalankan diet yang cenderung rendah kalori dapat meningkatkan risiko menurunnya kepadatan tulang Anda lebih cepat sehingga berujung pada osteoporosis.
BACA JUGA:
- Diet Mediterania, Diet Terbaik Untuk Penyakit Jantung
- Diet DASH dan Diet Mayo, Mana yang Lebih Baik?
- Serba-serbi Diet Pisang untuk Menurunkan Berat Badan
[embed-health-tool-bmi]