Self healing menjadi istilah yang cukup populer belakangan ini, tapi tidak banyak orang yang memahaminya. Sebenarnya, apa itu self healing? Berikut ulasan lengkapnya.
Pengertian dan tujuan self healing
Self healing adalah proses penyembuhan luka batin bukan dengan obat, melainkan dengan mengeluarkan perasaan maupun emosi yang terpendam di dalam tubuh.
Luka batin yang berlangsung dalam waktu lama bisa membuat seseorang merasakan stres kronis, depresi, dan gangguan kecemasan yang semakin memperburuk kesehatan mental.
Parahnya lagi, hal ini bisa membuat seseorang melukai diri sendiri atau mencoba bunuh diri.
Mengobati luka batin utamanya memang dengan bantuan tenaga kejiwaan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Di dalam perawatannya, self healing mungkin menjadi salah satu hal yang perlu diterapkan.
Dalam buku Self Healing Is Knowing Your Own Self, perbaikan pada diri bertujuan untuk mengeluarkan emosi yang terpendam.
Entah itu marah, kecewa, penyesalan, atau kenangan buruk yang disimpan sejak lama dan mengganggu pikiran.
Kemampuan untuk menerapkan proses penyembuhan diri ini berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada kecocokan model perbaikan diri yang dilakukan.
Macam-macam self healing
Untuk memahami lebih dalam mengenai perbaikan dalam diri, berikut beberapa jenis bentuk tindakan self healing yang bisa dilakukan.
1. Forgiveness
Secara sederhana, Anda bisa mengartikan forgiveness sebagai tindakan berdamai dengan diri sendiri dan orang lain yang mungkin telah melakukan kesalahan terhadap Anda.
Prosesnya dengan melepaskan emosi negatif menjadi pikiran positif sehingga bisa membuat orang lain menjadi lebih berempati, bersimpati, dan melakukan kebaikan.
Salah satu cara menerapkan forgiveness ialah dengan meditasi lewat langkah-langkah berikut ini.
- Pejamkan mata Anda, tenangkan pikiran, dan fokus untuk mengatur pernapasan jadi lebih santai selama tiga menit.
- Letakkan jari Anda pada kening.
- Cobalah untuk berterima kasih atas kesehatan atau hal lainnya Anda miliki saat ini.
- Ingatkan diri Anda akan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan.
- Kemudian, pelan-pelan mintalah maaf pada diri sendiri atas kesalahan-kesalahan tersebut.
2. Gratitude
Gratitude ialah jenis self healing yang diartikan dengan mengekspresikan kebahagiaan dan rasa terimakasih terhadap segala kebaikan yang diterima.
Penerapan tindakan ini bisa membuat Anda jadi lebih bersyukur, mengurangi ketidakpuasan, dan mengubah pikiran negatif menjadi positif.
Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk menunjukkan rasa syukur, seperti beribadah atau menulis surat kepada orang yang memberikan pengaruh positif pada Anda, lalu memberikan surat tersebut kepada orang yang dituju.
3. Self compassion
Self compassion artinya Anda menunjukkan sikap terbuka terhadap aspek-aspek pada diri sendiri dan kehidupan yang tidak Anda disukai.
Langkah ini bisa menumbuhkan sikap baik kepada diri sendiri, empati, dan pikiran positif. Anda bisa menerapkan self compasion dengan mengikuti terapi seni.
Dalam menjalankan self compassion, Anda akan belajar untuk mengekspresikan diri, membangun hubungan baru, dan mengenali kelebihan diri.
4. Mindfulness
Mindfulness merupakan meditasi yang melatih seseorang untuk fokus terhadap situasi sekitar.
Artinya, orang tersebut punya kesadaran penuh dalam mengambil tindakan, berperilaku, dan menghadapi segala sesuatu yang ada di sekitarnya.
Penerapan metode ini bisa membantu seseorang memiliki konsep lebih baik tentang dirinya sendiri dan mengurangi stres. Biasanya, penerapan mindfullness dilakukan lewat terapi meditasi.
5. Positive self talk
Sederhananya, positive self talk merupakan bicara pada diri sendiri dengan tujuan yang positif.
Metode self healing ini dlakukan dengan berdialog positif dengan diri sendiri terkait hal-hal yang berhubungan dengan diri Anda maupun dunia.
Manfaat melakukan positive self talk yakni mengubah suasana hati jadi lebih baik dan membantu seseorang mencapai tujuan dengan memberikan semangat, menambah kepercayaan diri, memperjelas tujuan, dan tidak mudah putus asa.
Kesemua jenis self healing ini bisa Anda lakukan secara mandiri. Namun, tidak menutup kemungkinan Anda membutuhkan bantuan psikolog maupun psikiater untuk menerapkannya dengan lebih baik.