Adanya perubahan status mental seperti emosi dan perubahan mood secara tiba-tiba sering kali dikaitkan dengan gangguan kognitif. Namun apakah benar demikian? Guna membuktikannya, Anda bisa melakukan pemeriksaan yang disebut mini mental state examination atau MMSE.
Apa itu mini mental state examination?
Mini mental state examination (MMSE) adalah suatu metode skrining singkat untuk mendeteksi gangguan kognitif dengan cara memberikan sederet pertanyaan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Gangguan kognitif berhubungan dengan pemahaman, memori, komunikasi, dan pemikiran seseorang.
Tes ini sebenarnya sudah dikembangkan sejak 1975. Saat itu, MMSE telah banyak digunakan untuk mengukur penurunan mental seseorang dari waktu ke waktu dengan hasil penilaian yang bersifat kualitatif.
Skala penilaian MMSE bervariasi di setiap negara. Namun, secara garis besar interpretasinya kurang-lebih sama, yaitu 25–30 tergolong ke dalam kategori normal.
Adapun skor di bawah 24 berarti terdapat gangguan kognitif pada pasien. Skor ini kemudian dikelompokkan lagi ke dalam gangguan kognitif ringan, sedang, hingga berat.
Pada umumnya, skor rendah menunjukkan bahwa pasien mengalami demensia. Meski demikian, ada juga beberapa faktor lain yang bisa mempersulit penilaian, contohnya kondisi mental, cedera fisik, dan kesulitan saat memahami bidang bahasa dan matematika.
Perlu diketahui bahwa MMSE sebenarnya tidak bisa digunakan sebagai satu-satunya alat untuk mendiagnosis demensia. Namun, tes ini sangat berguna sebagai alat pelengkap sekaligus untuk melacak perkembangan pasien penyakit ini.
Kelebihan lain dari mini mental state examination yaitu pelaksanaannya cepat, datanya mudah dikelola, dan ada sistem penilaian standard.
Fungsi mini mental state examination
Kegunaan MMSE adalah untuk mengetahui kondisi mental seseorang usai mengalami cedera kepala atau penyakit infeksi. Selain itu, tes ini juga sudah sering digunakan untuk mendiagnosis pasien demensia sekaligus memantau perkembangannya.
MMSE juga menjadi tes yang lebih penting dilakukan saat seseorang mempunyai masalah psikologis sehingga mereka bisa segera mendapatkan perawatan yang tepat.
Lebih jelasnya, berikut beberapa bidang kemampuan mental yang bisa diperiksa dengan mini mental state examination.
- Orientasi waktu dan tempat.
- Konsentrasi.
- Kemampuan dalam berbahasa.
- Ingatan jangka pendek.
- Kemampuan visuospasial (hubungan visual dan ruang antarobjek).
- Kemampuan memahami serta mengikuti instruksi.
Siapa yang harus menjalani tes mental ini?
Kriteria orang yang harus menjalani MMSE antara lain pernah terdiagnosis demensia, pernah mengalami cedera di kepala dan terinfeksi, serta dicurigai mengalami masalah kognitif terkait penuaan di luar masalah memori normal.
Khusus demensia, meskipun hasilnya dapat dilihat dari MMSE, biasanya dokter tetap mempertimbangkan skor yang didapatkan dengan melihat riwayat, gejala, pemeriksaan fisik, dan hasil tes lainnya.
Dokter sendiri memang harus berhati-hati dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan ini. Jika ragu, biasanya dokter menyarankan agar pasien menerima tes lebih lanjut.
Ini karena skor mini mental state examination yang tinggi tidak selalu mengartikan bahwa Anda tidak mempunyai gangguan kognitif. Begitu pun dengan skor rendah, bukan berarti Anda mengidap demensia.
Ada kalanya fungsi kognitif seperti proses berpikir, memori, bahasa, reorganisasi, dan pengambilan keputusan bisa menurun.
Mungkin penurunannya disebabkan oleh faktor usia atau riwayat penyakit stroke, trauma kepala, dan penyakit degeneratif (diabetes melitus dan hipertensi).
Di samping itu, kadang-kadang tingkat pendidikan dan perbedaan budaya di suatu wilayah juga menentukan skor MMSE seseorang.
Prosedur mini mental state examination
Prosedur mini mental state examination hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaannya kurang-lebih akan memakan waktu hingga 10 menit.
Berikut beberapa poin yang akan dinilai dari tes ini menurut Dementia.org. Ada berbagai variasi tes dan alokasi poin, tetapi cakupan yang dinilai tetap sama.
- Orientasi: menanyakan waktu (5 poin) dan tempat (5 poin).
- Registrasi: meminta pasien agar mengingat tiga benda yang sudah disebutkan, lalu mengulanginya kembali (5 poin)
- Fokus perhatian dan perhitungan: menghitung mundur dari 100 dengan kelipatan 7 atau memberikan soal matematika dasar guna menentukan kemampuan aritmatika pasien (5 poin).
- Recall: menentukan apakah pasien bisa mengingat daftar benda yang ada di tahap registrasi atau tidak (3 poin).
- Bahasa: meminta pasien menyebutkan macam-macam objek umum (2 poin).
- Pengulangan: meminta pasien untuk mengulangi kembali frasa yang sudah diberikan (1 poin).
- Perintah kompleks: memberikan instruksi seperti menggambar objek untuk menguji kemampuan kognitif pasien dalam hal yang lebih kompleks (6 poin).
Anda tidak perlu cemas saat menjalani mini mental state examination. Tidak perlu juga untuk belajar atau mempersiapkan diri, sebab ini bukanlah seperti tes IQ atau kecerdasan pada umumnya.
Jika Anda mengalami masalah kognitif yang tidak wajar, segeralah berkonsultasi kepada dokter guna mendapatkan penanganan lebih awal.