Pada awalnya, seluruh peserta riset diperlihatkan gambar dengan kategori tertentu, misalnya kategori buah dengan gambar pisang, jeruk, dan lemon. Mereka kemudian diminta untuk mengurutkan mana yang paling berat sampai paling ringan. Dalam penelitian ini, tim ahli menyembunyikan maksud penelitian yang sebenarnya, yaitu hasrat untuk menikah. Ini bertujuan agar para peserta tidak merasa kalau para ahli menggiring opini mereka.
Selanjutnya, peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan foto benda mati dan kelompok yang diberikan foto bayi yang sedang tersenyum. Tugas selanjutnya adalah peserta diminta mengisi kuesioner tentang rencana masa depan mereka. Salah satu pertanyaan yang paling menarik dan menjadi fokus para periset adalah pada usia berapa mereka ingin menikah.
Hasilnya, rata-rata wanita ingin menikah lebih cepat ketimbang pria, yaitu sekitar 6 tahun ke depan sedangkan bagi pria 7,5 tahun. Akan tetapi, rencana ini tampak berubah sejak wanita diperlihatkan foto bayi. Mereka melaporkan bahwa mereka ingin menikah dalam 5,5 tahun ke depan daripada yang tidak melihat foto bayi. Ini cukup membuktikan bahwa foto bayi memberikan pengaruh cukup signifikan pada kemauan wanita untuk ikatan sakral tersebut lebih cepat daripada target sebelumnya.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar