backup og meta

Bukan Tanda Gagal Move On, Inilah 5 Manfaat Nostalgia

Bukan Tanda Gagal Move On, Inilah 5 Manfaat Nostalgia

Ada sebagian orang yang memiliki sifat sentimental dan hobi bernostalgia. Sampai-sampai, mereka tak mau menyingkirkan barang-barang yang memiliki banyak kenangan walau sudah tak diperlukan. Orang-orang ini kerap dicap terlalu berperasaan. Namun jangan salah, faktanya nostalgia justru bisa memberikan manfaat yang baik untuk kesehatan mental, lho

Manfaat nostalgia untuk kesehatan mental

Kenangan akan masa lalu dapat menimbulkan rasa nyaman dan senang dalam hati Anda. Tak cuma meningkatkan rasa bahagia, nostalgia ternyata juga bisa memberikan berbagai manfaat yang tak kalah penting untuk kesehatan mental. 

1. Mencegah kesepian

Biasanya, nostalgia tidak terlepas dari kehadiran orang lain. Sebuah penelitian pernah mengungkapkan, bernostalgia sering menjadi cara seseorang untuk merasa lebih baik ketika sedang kesepian

Nostalgia membangkitkan kenangan akan hal-hal yang pernah Anda lalui bersama orang-orang terdekat. Kenangan ini sering diikuti dengan refleksi tentang hubungan Anda dengan orang tersebut. 

Sebagai contoh, Anda teringat akan kejutan yang diberikan seorang teman pada momen ulang tahun Anda.

Lantas, Anda jadi tak terlalu merasa sendirian karena tahu bahwa Anda masih memiliki teman-teman baik yang bisa dihubungi setiap Anda membutuhkannya. 

2. Lebih menghargai hidup

Berbeda dengan ingatan biasa, nostalgia melibatkan respons emosional Anda. Ketika suatu peristiwa menjadi nostalgia, berarti peristiwa tersebut memiliki makna dan aspek-aspek berharga yang memberikan pelajaran atau kesan yang lebih dalam untuk Anda. 

Ada kalanya nostalgia berupa kenangan masa-masa sulit yang pernah Anda jalani. Kesannya memang tidak selalu menyenangkan, tapi dapat menjadi pengingat yang menguatkan Anda saat sedang sedih.

Toh, ternyata Anda masih bertahan sampai sekarang walau telah diterpa kesusahan.

Melalui nostalgia, Anda belajar lebih bersyukur dengan apa yang dimiliki. Selain itu, Anda juga jadi optimistis untuk melakukan hal yang lebih berarti di masa depan. 

3. Meningkatkan pertahanan diri dari stres

betah hidup sendiri

Orang-orang yang kerap menggunakan nostalgia sebagai cara untuk merasa bahagia dipercaya memiliki tingkat ketahanan yang tinggi. Artinya, ketika mereka mengalami stres, mereka akan lebih mudah bangkit kembali dan tidak terlarut dalam emosi negatif. 

Bahkan, hal ini juga bermanfaat ketika mereka menghadapi tantangan yang sulit. Misalnya, mereka mengingat saat-saat berhasil lulus ujian yang ketat di masa lalu. 

Ingatan tersebut akan meyakinkan bahwa mereka bisa melalui tantangan yang baru dengan sama baiknya seperti dulu. Tak disadari, nostalgia semacam ini dapat memberikan keberanian dan rasa percaya diri. 

4. Mengurangi depresi

Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, ketahanan diri yang baik bisa bantu mencegah Anda dari stres berat. Pasalnya, kenangan yang positif akan mengurangi risiko depresi pada orang-orang yang lebih rentan.

Sebuah penelitian pada 2019 pernah mengungkapkan, orang-orang yang bernostalgia dengan kenangan bahagia yang lebih spesifik memiliki tingkat kortisol yang lebih rendah.

Perlu diketahui, orang-orang dengan kadar kortisol atau hormon stres lebih rendah memiliki risiko terhadap depresi yang lebih rendah pula selama tahun berikutnya. 

5. Mengurangi persepsi rasa sakit

Siapa sangka, ternyata nostalgia juga dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa sakit, lho. Pernyataan ini telah terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh tim dari Chinese Academy of Sciences dan Liaoning Normal University. 

Pada penelitian tersebut, 34 peserta diminta untuk menilai rasa sakit dari rangsangan panas. Sembari itu, peserta juga diberikan gambar-gambar yang dapat memicu nostalgia. Selama uji coba, peneliti menggunakan mesin MRI untuk memindai otak para peserta.

Hasilnya, mengamati gambar yang penuh dengan ingatan masa kecil dapat mengurangi sakit yang dirasakan oleh peserta. Kesimpulan ini tak lepas dari peran talamus di otak. 

Talamus bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi sensoris dan sinyal motorik ke korteks serebral. Kenangan yang positif dari nostalgia yang diterima talamus otak dapat mengurangi aktivitas pada dua area otak yang dapat memicu rasa sakit. 

Meski dapat memberikan banyak manfaat, Anda juga sebaiknya tidak terlalu larut dalam nostalgia. Terlena akan kenangan masa lalu malah akan menghalangi Anda untuk hidup sepenuhnya di masa sekarang. 

Jadikanlah nostalgia sebagai cara untuk membuat Anda lebih terhubung dengan orang-orang di sekitar dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Nostalgia: 8 Benefits of this Beautiful Emotion. (2021). PsyBlog. Retrieved April 13, 2022, from  https://www.spring.org.uk/2021/09/nostalgia.php

Zhang, M., Yang, Z., Zhong, J., et al. (2022). Thalamocortical Mechanisms for Nostalgia-Induced Analgesia. The Journal Of Neuroscience42(14), 2963-2972. Retrieved April 13, 2022.

Does Nostalgia Enhance Life Meaning? (2021). Psychology Today. Retrieved April 13, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/finding-meaning-in-imperfect-world/202105/does-nostalgia-enhance-life-s-meaning

Speaking of Psychology: Does Nostalgia Have a Psychological Purpose? (2019). American Psychology Association. Retrieved April 13, 2022, from https://www.apa.org/news/podcasts/speaking-of-psychology/nostalgia

Feeling Nostalgic in Moderation Might Be Good for You. (n.d.). White Swan Foundation. Retrieved April 13, 2022, from https://www.whiteswanfoundation.org/mental-health-matters/wellbeing/nostalgia

Versi Terbaru

28/04/2022

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Eustress

3 Manfaat Menulis Jurnal untuk Kesehatan Mental dan Cara Memulainya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 28/04/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan