Tidak jarang salah satu pihak bisa ngambek dan mendiamkan yang lain ketika sedang bertengkar. Jika saat ini Andalah yang sedang dicuekin oleh si dia, apa yang Anda lakukan? Balik mengabaikannya saja atau malah jadi kepikiran dan merasa serba salah — “Apa dia sakit hati karena aku menyinggung perasaannya?”. Kalau pasangan ngambek, jangan terus dibiarkan apalagi dicuekin balik. Ngambek sebenarnya termasuk perilaku pasif agresif, yang lama-lama bisa berdampak negatif pada hubungan Anda.
Cara jitu menghadapi pasangan ngambek
Didiamkan pasangan sendiri rasanya memang tidak enak dan bikin serba salah. Nah sebaiknya turunkan sedikit ego Anda dan perlahan dekati pasangan Anda dengan berbagai cara jitu ini, supaya hubungan Anda berdua mesra kembali.
1. Cari tahu penyebab pasangan ngambek
Orang yang sedang ngambek itu membingungkan. Sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya ia inginkan karena ia sedang mogok bicara. Namun meski besar kemungkinannya ia masih akan tetap ngambek dengan Anda, tidak ada salahnya untuk mencoba cari tahu apa yang jadi penyebabnya.
Mungkin ada perilaku atau perkataan Anda yang membuat pasangan Anda marah, tapi ia tidak bisa mengungkapkannya. Mungkin ia ngambek sebagai cara untuk memendam emosinya agar tidak menyakiti Anda. Kemungkinan lainnya, ia merasa bahwa Anda tidak bisa memahami keinginannya, tetapi ia tidak bisa marah dan malah mendiamkan Anda sampai Anda menyadari kesalahan Anda.
Dengan terus mencoba memulai percakapan dengannya, Anda menunjukkan padanya bahwa Anda peduli dan ingin memperbaiki hubungan yang sedang alot ini. Bersabarlah saat Anda mencoba untuk mencari tahu akar dari penyebab ngambeknya itu.
2. Berikan pasangan Anda waktu sendiri
Jika setelah bertanya baik-baik dan ia masih “tetap dingin”, sebaiknya mengalah saja dulu dan berikan waktu untuknya menyendiri sementara. Coba cek kabarnya lagi beberapa jam kemudian atau di hari lain, daripada terus memaksa yang akhirnya bisa berlanjut ke pertengkaran sesi kedua.
3. Tetap tunjukkan rasa peduli pada pasangan Anda
Berbalik mendiamkan pasangan bukanlah strategi perdamaian yang baik. Justru ketika salah satu pihak sedang ngambek, yang lainnya harus tetap berusaha menjaga komunikasi tetap berjalan antar keduanya.
Komunikasi pun tidak hanya selalu ada dalam bentuk ucapan. Tunjukkan dengan sikap dan perilaku bahwa Anda masih perhatian dan peduli terhadapnya saat suka dan duka. Misalnya, dengan diam-diam menyelipkan payung di dalam tas kerjanya sebelum ia berangkat kerja begitu Anda tahu cuaca hari itu akan buruk. Atau, kirimkan makanan favoritnya ke kantor ketika Anda tahu ia sudah berhasil menggolkan proyeknya.
Seperti batu yang akan perlahan hancur ketika terus dibasuh air, sikap keras kepala pasangan pun juga perlahan mereda ketika dibanjiri oleh kasih sayang dan kepedulian Anda.
4. Ajak bicara lagi saat emosi pasangan sudah mulai stabil
Setelah emosinya sudah mulai stabil dan ia sudah bisa diajak bicara, coba ajak ia bicara lagi dengan baik. Tanyakan kembali apa yang membuatnya ngambek.
Biarkan pasangan Anda tahu bahwa Anda akan senang jika ia terbuka dengan Anda tentang apa yang ia rasakan. Jelaskan bahwa ia tidak perlu takut dengan reaksi Anda, dan bahwa Anda akan mencoba menerima dan bersama dalam masalah apa pun yang sedang dihadapi. Jika memang Anda yang salah, berbesar hatilah untuk tulus minta maaf padanya.
Sampaikan juga pada pasangan Anda bagaimana sebaiknya Anda berdua menghadapi masalah agar hal ini tidak terjadi lagi di masa depan agar hubungan Anda semakin membaik.
Jika perlu, Anda dan pasangan bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mengatasi perilaku pasif agresif. Cari psikolog atau psikiater terdekat dari lokasi Anda dan booking via Hello Sehat.