backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

9 Tanda Anda Sedang Jatuh Cinta, Menurut Hasil Penelitian

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 17/09/2020

    9 Tanda Anda Sedang Jatuh Cinta, Menurut Hasil Penelitian

    Para peneliti telah menemukan bahwa saat jatuh cinta, otak terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Studi yang dipimpin oleh Helen Fisher, seorang antropolog di Rutgers University dan salah satu ahli terkemuka soal cinta telah mengungkapkan bahwa saat jatuh cinta adalah fase yang unik dan hampir selalu mengarah pada fase yang baik dalam kurun waktu tertentu. Dikutip dari livescience, berikut 13 tanda jika Anda sedang jatuh cinta:

    Merasa dia yang paling spesial

    Ketika Anda sedang jatuh cinta, Anda mulai berpikir jika dia adalah yang satu-satunya. Keyakinan tersebut didukung dengan ketidakmampuan untuk merasakan gairah romantis pada orang lain. Fisher dan rekan-rekannya percaya jika ini disebabkan oleh peningkatan kadar dopamin sentral, yaitu bahan kimia yang terlibat pada perhatian dan fokus di otak Anda.

    Tak peduli pada kekurangan si dia

    Orang-orang yang sedang kasmaran cenderung berfokus pada sisi positif sang pasangan dari pada melihat kekurangannya. Mereka juga lebih sensitif terhadap benda-benda yang mengingatkan dengan si dia, dan menganggap jika benda tersebut mewakili orang yang dicinta. Fokus ini juga diduga merupakan hasil dari peningkatan kadar dopamin sentral, serta lonjakan norepinefrin pusat yaitu zat kimia yang terkait dengan peningkatan memori dengan adanya rangsangan baru.

    Seperti kecanduan

    Seperti diketahui, saat sedang jatuh cinta kita jadi lebih sering merasakan ketidakstabilan emosional dan fisik. Anda tentu pernah merasakan sangat bahagia, perasaan senang, dan lebih bersemangat saat hubungan sedang mesra-mesranya, kan? Namun hal tersebut berbalik ketika mendadak Anda bertengkar dengan pasangan jadi susah tidur, kehilangan nafsu makan, gemetar, jantung berdegup kencang, cemas, panik dan perasaan putus asa. Perubahan suasana hati ini persis seperti pecandu narkoba. Saat seseorang jatuh cinta peneliti, mengatakan ini sebagai bentuk kecanduan.

    Masa sulit membuat hubungan semakin dekat

    Saat sudah memutuskan untuk menjalin sebuah hubungan, nantinya Anda akan merasakan masa-masa bahagia dan masa sulit. Saat berada pada titik tersulit dalam hubungan, Anda akan cenderung untuk mengintensifkan sisi romantis pada pasangan. Dalam reaksi ini, dopamin sentral yang paling bertanggung jawab. Penelitian juga menunjukkan jika neuron/sistem saraf pusat yang memproduksi dopamin di wilayah pertengahan otak menjadi lebih produktif.

    Terobsesi dengan si dia

    Orang yang yang sedang jatuh cinta menghabiskan rata-rata lebih dari 85 persen waktu bangun mereka untuk merenungi si dia. Hal yang dianggap mengganggu pikiran tersebut dianggap sebagai bentuk perilaku obsesif, yang disebabkan oleh penurunan tingkat serotonin pusat di otak. Ini adalah kondisi yang telah dikaitkan dengan perilaku obsesif.

    Ingin selalu bersama

    Seiring berjalannya waktu, orang yang sedang jatuh cinta akan menunjukkan tanda-tanda ketergantungan emosional pada hubungan mereka, misalnya menjadi posesif, cemburu, takut ditolak, dan takut putus. Mereka akan mencari cara bagaimana agar lebih dekat setiap harinya dan bersama-sama membangun mimpi masa depan untuk bertahan hidup.

    Melakukan apa pun untuknya

    Orang yang sedang jatuh cinta biasanya memiliki ikatan emosial yang kuat dan sangat empati terhadap orang-orang yang mereka cintai. Orang yang jatuh cinta bersedia mengorbankan apa saja untuk orang yang dicintainya.

    Mengikuti selera pasangan

    Jatuh cinta ditandai dengan adanya rasa kecenderungan untuk menyusun ulang prioritas harian seperti mengubah cara pakaian, perilaku, kebiasaan, atau nilai-nilai lainnya agar lebih selaras dengan orang-orang yang dicintai.

    Fisher dalam penelitiannya menemukan bahwa orang yang memiliki lebih banyak hormon testosteron dan memiliki kepribadian sangat analitis, kompetitif, dan emosional, sering medapatkan pasangan dengan kepribadian yang memiliki hormon estrogen dan oksitosin tingkat tinggi. Pasalnya, mereka yang memiliki hormon estrogen dan oksitosin tinggi  cenderung merupakan tipe orang yang empati, penyabar, dapat dipercaya, dan mudah bergaul.

    Tidak melulu soal seks

    Tidak jarang saat sedang bersama pasangan, ada gairah dan keinginan untuk bercinta. Namun sebuah studi menemukan bahwa 64 persen orang yang sedang jatuh cinta (persentase yang sama untuk kedua jenis kelamin) tidak setuju dengan pernyataan, “Seks adalah bagian paling penting dari hubungan saya dengan dengan pasangan’. Apa Anda setuju?

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Risky Candra Swari · Tanggal diperbarui 17/09/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan