backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

5 Pertanda Bahwa Anda Termasuk Orang yang Egois Dalam Hubungan

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 17/02/2019

    5 Pertanda Bahwa Anda Termasuk Orang yang Egois Dalam Hubungan

    Menilai orang lain memang mudah tetapi menilai diri sendiri yang justru sangat sulit dilakukan. Dalam hubungan, Anda pasti dengan mudah memberikan sederet penilaian pada pasangan. Akan tetapi, pernahkah Anda melakukan hal yang sebaliknya? Keegoisan menjadi salah satu masalah yang paling sering dibahas. Berikut ciri orang egois dalam hubungan. Apakah Anda termasuk ke dalamnya?

    Ciri orang egois dalam hubungan

    bergantung pada pasangan

    1. Selalu ingin didengarkan

    Ciri pertama orang yang egois adalah selalu ingin didengarkan tapi tak pernah mau melakukan hal yang sama pada pasangannya. Selama ini coba ingat-ingat, kapan terakhir kali Anda mendengarkan curhatan pasangan dengan saksama tanpa menyelanya?

    Sangat wajar jika Anda ingin dipahami dan didengarkan saat memiliki keluhan hidup. Akan tetapi, tidak melakukan hal yang sama pada pasangan menjadi sebuah kesalahan besar yang perlu segera diperbaiki. Pasangan Anda juga pasti butuh orang yang bisa mendengarkannya saat ia dirundung masalah dan Anda salah satu orangnya. Belajar lebih peka, dengarkan dengan baik, dan berikan respon sesuai ceritanya.

    2. Selalu merasa benar

    Saat ada dua orang yang berhubungan tandanya ada dua kepala yang memiliki dua argumen berbeda. Ciri orang egois adalah ia yang selalu merasa bahwa pendapatnya benar dalam segala hal. Sekarang, pernahkah Anda merasa begitu? Pernahkah Anda memberikan ruang untuk pasangan berpendapat dan mendengarkan pendapatnya?

    Jika selama ini Anda selalu memaksakan kehendak dan menganggap semua keputusan yang dibuat adalah benar, itu hanya untuk diri Anda sendiri. Pasangan yang tidak egois adalah ia yang mencari jalan tengah dalam masalah saat berbeda pendapat. Bukannya justru memaksakan pendapatnya sendiri yang menurutnya benar padahal belum tentu.

    3. Tidak memikirkan keinginan dan kebutuhan pasangan

    Dalam sebuah hubungan yang sehat biasanya satu sama lain akan memikirkan kebutuhan atau kesenangan pasangannya. Sebaliknya, hubungan yang egois terjadi ketika salah satu pihak tidak berlaku saling. Contoh mudahnya, Anda sangat suka masakan Jepang sementara pasangan tidak menyukainya dan lebih suka makanan Indonesia.

    Namun dalam setiap kencan, Anda selalu harus ke restoran Jepang tanpa menanyakan terlebih dahulu pada pasangan. Hal sederhana seperti ini sangat menunjukkan keegoisan Anda dalam berhubungan. Cobalah untuk sedikit lebih peka dan menurunkan keegoisan dengan memikirkan juga apa yang pasangan Anda senangi.

    Anda tidak akan pernah rugi melakukan hal ini. Justru hal ini membuat hubungan Anda berdua semakin kuat karena saling memahami dan peduli akan keinginan masing-masing.

    4. Mendiamkan pasangan saat marah

    Menurut Marni Feuerman, seorang ahli terapi pernikahan dan keluarga di Amerika Serikat, mendiamkan pasangan saat Anda merasa marah ternyata bisa membuatnya tertekan. Bagi Anda mungkin ini jalan terbaik karena Anda sudah terlalu malas untuk berbicara.

    Namun, bagaimana masalah bisa selesai jika tidak dibicarakan? Pasangan bukanlah cenayang yang bisa menebak keinginan Anda. Untuk itu, bicarakan baik-baik, temukan penyebab masalahnya, dan cari solusinya bersama-sama agar salah satu ciri orang egois yang satu ini tak lagi melekat pada Anda.

    5. Mengancam untuk mengakhiri hubungan jika tak dituruti keinginannya

    Di dunia ini, tidak semua hal yang Anda inginkan bisa Anda dapatkan, begitupun dalam hubungan. Ketika ancaman mengakhiri hubungan selalu dilontarkan setiap kali tak mendapat yang diinginkan, tandanya Anda egois. Padahal bisa jadi pasangan tidak mengabulkannya karena hal itu buruk untuk Anda dan hubungan yang sedang dijalin.

    Ingat, tidak semua hal yang Anda mau itu adalah yang terbaik. Ketika menjalin hubungan, Anda harus lebih terbuka akan perbedaan pendapat dan keinginan. Solusi yang terbaik bukanlah mengancam putus atau bercerai, melainkan mencari jalan tengah agar kedua belah pihak sama-sama terakomodir keinginannya.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 17/02/2019

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan