Pernahkah Anda mendengar penyakit endometriosis? Kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri perut yang cukup parah saat menstruasi. Seperti apa tanda dan bisakah ditangani? Berikut ulasan lengkapnya.
Apa itu endometriosis?
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang seharusnya melapisi dinding rahim (endometrium) tumbuh dan menumpuk di luar rahim.
Dalam keadaan normal, jaringan dinding rahim akan menebal ketika Anda akan mengalami masa subur.
Hal ini terjadi sebagai persiapan agar calon janin dapat menempel pada rahim jika terjadi pembuahan.
Bila tak ada pembuahan, endometrium yang telah menebal akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk darah. Nah, saat itulah Anda mengalami haid.
Dikutip dari Mayo Clinic, jika Anda mengalami penyakit ini, jaringan dinding rahim yang tumbuh di luar rahim juga akan ikut meluruh saat mengalami haid.
Namun, jaringan yang meluruh itu tidak keluar melalui vagina seperti jaringan normal yang terdapat di dalam rahim.
Sisa-sisa endometrium yang luruh tersebut akan mengendap di sekitar organ reproduksi.
Lama-lama, endapan ini akan menyebabkan peradangan, kista, jaringan parut, dan akhirnya menimbulkan berbagai gangguan.
Kista endometriosis adalah jenis kista yang terbentuk ketika jaringan endometrium tumbuh di ovarium (indung telur). Isinya berupa cairan berukuran besar pada indung telur, bahkan dapat membungkusnya.
Pada kebanyakan kasus, kondisi ini muncul akibat endometriosis yang tak diobati dengan cepat dan tepat.
Itu sebabnya, beberapa wanita dengan kondisi ini berisiko mengalami kista endometriosis.
Kista endometriosis memengaruhi wanita selama beberapa tahun dan dapat menyebabkan nyeri panggul kronis yang terkait dengan menstruasi.
Seberapa umum kondisi ini?
Endometriosis adalah penyakit yang sering terjadi pada wanita berusia 30—40 tahun. Meski begitu, penyakit ini juga dapat terjadi pada wanita dengan usia berapa saja.
Penyakit ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko seperti masalah kesuburan wanita.
Tanda dan gejala endometriosis
Tanda dan gejala endometriosis adalah rasa nyeri pada perut bagian bawah. Tingkat keperahan nyeri dapat berbeda-beda pada setiap wanita.
Namun, secara umum rasa nyeri ini biasanya akan bertambah parah saat Anda menstruasi atau melakukan hubungan seksual.
Beberapa wanita juga mengeluhkan nyeri yang terasa menjalar dari perut bagian bawah, punggung, hingga kaki.
Ada pula yang mengatakan ciri-ciri dari rasa nyeri endometriosis terasa seperti kram, dan bisa disertai dengan mual, muntah, atau diare.
Selain itu, rasa nyeri akibat gejala endometriosis juga bisa dipengaruhi oleh lokasi di mana jaringan endometrium itu tumbuh.
Jika jaringan tumbuh di bagian organ berkemih, Anda mungkin akan mengalami masalah saat buang air kecil.
Sementara jaringan tumbuh di usus, mungkin akan mengalami masalah pencernaan, misalnya sembelit atau diare.
Ketika jaringan tumbuh pada indung telur atau tuba falopi, ini mungkin dapat menimbulkan infertilitas.
Apabila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala endometriosis tertentu, segera konsultasikanlah dengan dokter.
Kapan harus periksa ke dokter?
Anda harus menghubungi dokter bila mengalami gejala-gejala berikut ini.
- Merasakan sakit saat menstruasi, padahal sebelumnya tidak pernah.
- Aktivitas sehari-hari terganggu dengan rasa sakit.
- Merasakan sakit saat berhubungan seks.
- Sakit saat buang air kecil, terdapat darah pada urine, atau tidak dapat mengendalikan aliran urine.
- Mempunyai masalah kesuburan, alias tidak kunjung hamil setelah mencoba selama 12 bulan
Penyebab endometriosis
Penyebab utama endometriosis masih belum diketahui. Namun, diduga adanya faktor genetik, lingkungan, dan anatomi tubuh yang turut berperan dalam munculnya kondisi ini.
Beberapa kondisi yang diduga jadi penyebab edometriosis adalah berikut.
1. Menstruasi retrograde
Menstruasi retrograde atau menstruasi dua arah, terjadi ketika sel endometrium dan jaringan yang seharusnya terbuang ke vagina juga ikut mengalir ke arah leher rahim dan tuba falopi.
Sel endometrium ini menempel pada dinding pelvis dan permukaan organ pelvis, tumbuh, terus menebal, dan berdarah sepanjang siklus menstruasi.
Dalam banyak kasus, menstruasi retrograde merupakan penyebab endometriosis yang paling sering terjadi.
2. Perubahan sel embrio
Sel embrio menghasilkan sel yang melapisi perut dan rongga panggul.
Apabila satu atau beberapa area kecil dari lapisan perut berubah menjadi jaringan endometrium, ini bisa menjadi penyebab endometriosis.
Kondisi ini umumya dipengaruhi oleh hormon estrogen yang tidak seimbang.
3. Gangguan sistem imun
Apabila sistem imun bermasalah, kemungkinan dapat membuat tubuh tidak dapat mengenali dan menghancurkan jaringan endometrium yang tumbuh di luar rahim.
Maka dari itu, kondisi endometriosis dapat terjadi.
4. Bekas luka bedah
Jika Anda pernah menjalani operasi seperti histerektomi atau operasi Caesar sebaiknya lebih berhati-hati.
Implantasi bekas operasi yang terbentuk dapat membuat sel menempel sehingga bisa jadi penyebab endometriosis.
5. Pengedaran sel endometrium
Apabila sel endometrium dihantarkan oleh pembuluh darah atau cairan jaringan ke bagian tubuh lainnya, hal ini bisa jadi penyebab endometriosis.
Faktor-faktor risiko endometriosis
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena penyakit endometriosis adalah berikut.
- Tidak pernah melahirkan.
- Salah satu anggota keluarga (ibu, tante, atau saudara perempuan) memiliki riwayat penyakit ini.
- Darah menstruasi terhambat oleh suatu kondisi medis.
- Pernah mengalami infeksi pelvis.
- Memiliki kelainan pada rahim.
- Mengalami menstruasi pertama sebelum berusia 12 tahun.
- Bentuk abnormal pada rahim, leher rahim, atau vagina yang menghambat atau memperlambat menstruasi.
Apakah bisa hamil jika mengalami kondisi ini?
Endometriosis dapat menyebabkan peradangan pada organ reproduksi. Namun, kondisi ini tidak selalu menyebabkan masalah kesuburan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh World Endometriosis Research Foundation menyatakan bahwa 1 dari 3 wanita yang mengalami endometriosis dapat hamil dengan normal tanpa dibantu perawatan kesuburan sama sekali.
Namun, hal ini pun tergantung tingkat keparahan endometriosis.
Apabila berada di tahap yang cukup berat, maka bisa membuat pergerakan sel telur sehingga tidak bisa mencapai tuba falopi.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan wanita dengan kondisi endometriosis agar cepat hamil, yakni.
Diagnosis endometriosis
Sama seperti mendiagnosis penyakitnya, Anda diminta untuk menjelaskan secara detil terkait gejala yang dialami pada dokter. Dalam hal ini, termasuk lokasi rasa sakit dan kapan rasa sakit muncul.
Pada beberapa kasus, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menjalani serangkaian tes untuk memastikan diagnosis.
Beberapa tes yang sering dilakukan dokter untuk mendiagnosis penyakit endometriosis adalah berikut.
1. Pemeriksaan pelvis
Pada pemeriksaan pelvis, dokter akan menggunakan tangan atau kekuatan fisik untuk memeriksa adanya kelainan pada pelvis. Seperti kista pada organ reproduksi atau luka di belakang rahim.
2. Ultrasound
Ultrasound memerlukan gelombang suara berfrekuensi tinggi untuk menciptakan gambar dari bagian dalam tubuh.
Melalui alat ini, dokter dapat mengenali kista yang terkait dengan edometriosis.
3. Laparoskopi
Apabila penanganan di atas tidak dapat memastikan kondisi Anda, ahli bedah akan merekomendasikan untuk melihat bagian dalam perut dengan prosedur operasi laparoskopi.
Pengobatan endometriosis
Sampai sekarang, penyebab kondisi ini belum diketahui, maka pengobatan untuk mengatasi endometriosis secara akurat pun belum dapat ditentukan.
Pengobatan yang ada umumnya hanya untuk meringankan gejala, memperlambat pertumbuhan jaringan abnormal endometrium, meningkatkan kesuburan, serta mencegah kambuhnya gejala.
Secara umum, berikut ini beberapa pilihan pengobatan untuk penyakit endometriosis.
1. Minum obat pereda nyeri
Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri jenis NSAID, seperti ibuprofen atau naproxen, untuk meringankan nyeri haid yang menyakitkan.
Obat-obatan tersebut dapat Anda dapatkan tanpa resep dokter di toko obat atau apotek.
Namun, penting untuk diperhatikan bahwa obat pereda nyeri terdiri dari beberapa tingkatan dari obat untuk nyeri skala ringan hingga nyeri skala berat.
Penggunaan obat pereda nyeri skala berat harus berada di bawah pengawasan dokter karena dapat berdampak buruk jika digunakan secara berlebihan dan dalam jangka waktu yang panjang.
2. Terapi hormon
Terapi hormon terkadang efektif untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit akibat gejala penyakit ini.
Namun, terapi hormon bukanlah pengobatan permanen untuk kondisi ini.
Gejala penyakit ini bisa saja kambuh kembali setelah Anda menghentikan pengobatan.
Berikut ini beberapa terapi hormon yang digunakan untuk mengobati penyakit endometriosis.
Pil KB, patch, ataupun cincin vagina dapat membantu menghambat proses penebalan jaringan endometrium setiap bulan.
Sebagian besar wanita melaporkan menstruasinya jadi lebih ringan dan lebih sebentar ketika menggunakan kontrasepsi hormon.
Terapi yang hanya mengandung hormon progestin saja seperti seperti kontrasepsi implan atau suntik dapat meringankan gejala endometriosis.
Pengobatan ini dapat menghambat pertumbuhan jaringan endometrium.
Caranya adalah dengan menghalangi produksi hormon perangsang ovarium, serta meringankan gejala endometriosis.
Namun, pengobatan ini tidak disarankan jika Anda sedang hamil karena dapat menyebabkan efek samping serius yang dapat berbahaya bagi janin.
3. Operasi endometriosis
Operasi endometriosis adalah tindakan medis paling akhir jika berbagai pengobatan yang sudah disebutkan di atas tidak berjalan maksimal.
Meskipun operasi tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, setidaknya ini dapat mengendalikan gejala endometriosis yang dirasakan.
Berikut adalah beberapa jenis operasi endometrosis.
- Operasi endometriosis dengan laparoskopi
Operasi endometriosis adalah prosedur paling umum yang digunakan untuk mendiagnosis atau mengatasi penyakit ini.
Laparoskopi dilakukan dengan mengangkat kista atau jaringan parut yang ada di dalam perut dengan menggunakan panas atau laser untuk menghancurkan jaringan.
Setelah operasi selesai, sayatan lalu ditutup dengan beberapa jahitan.
Sayatan yang diberikan tergolong kecil, maka efek laparoskopi tidak banyak menimbulkan rasa sakit. Bahkan beberapa pasien boleh pulang di hari yang sama setelah operasi.
Meskipun operasi dengan laparoskopi dapat membantu meringankan, gejala endometriosis tetap dapat kambuh sewaktu-waktu.
- Operasi endometriosis dengan angkat rahim
Pada kasus yang parah, operasi histerektomi dan ooforektomi merupakan perawatan terbaik. Kedua operasi endometriosis ini sama-sama melibatkan pengangkatan rahim.
Operasi endometriosis ini hanya dilakukan bagi wanita yang sudah tidak memiliki rencana untuk hamil lagi. Akan tetapi, hati-hati dengan kemungkinan risiko komplikasi yang mungkin terjadi.
Oleh karena itu, selalu konsultasikan ke dokter sebelum Anda memutuskan untuk melakukan operasi.
Pertimbangkan dengan baik segala efek samping dan risiko komplikasi.
Pengobatan rumahan endometriosis
Beberapa perubahan gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi penyakit endometriosis adalah berikut.
1. Perhatikan asupan makanan
Asupan makanan yang tepat menjadi salah satu cara mengobati serta membantu mengatasi peradangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh endometriosis.
Coba pilih sayuran dan buah-buahan ketimbang menu daging merah.
Sayur dan buah mengandung banyak vitamin dan anti-oksidan seperti vitamin A, vitamin C, dan beta-karoten yang baik untuk tubuh.
Selain sayur dan buah, pilih menu dengan kandungan omega-3 yang tinggi, seperti ikan tuna, ikan salmon, ikan sarden, atau telur.
2. Olahraga teratur
Seringkali orang yang mengalami nyeri tak mau berolahraga karena takut rasa nyeri tersebut malah terasa tambah parah.
Padahal, berolahraga secara teratur justru menjadi cara mengobati serta mengurangi nyeri menstruasi akibat endometriosis.
Berikut ini beberapa manfaat olahraga untuk wanita dengan endometriosis adalah:
- Melancarkan sirkulasi darah ke organ tubuh.
- Menjaga nutrisi dan aliran oksigen ke sistem dalam tubuh.
- Mengurangi stress.
- Memicu hormon endorfin dalam otak yang dapat mengurangi rasa sakit.
Suatu studi menunjukkan bahwa wanita yang rutin melakukan olahraga seperti jogging, aerobik, dan bersepeda memiliki risiko lebih rendah untuk terkena penyakit ini.
3. Hindari stres
Gejala penyakit ini dapat menjadi lebih berat bila seseorang merasa stres. Untuk itu, Anda harus belajar untuk mengelola stres dan tekanan batin.
Cobalah menggunakan teknik relaksasi yang dapat membantu Anda fokus pada hal-hal yang menenangkan sehingga bisa mengurangi produksi hormon stres.
Teknik relaksasi yang dapat Anda coba dengan mudah adalah menarik napas dalam melalui hidung, kemudian keluarkan perlahan lewat mulut.
Teknik lainnya yang dapat dilakukan untuk meringankan gejala endometriosis adalah:
- Relaksasi otot untuk melepaskan ketegangan atau melemaskan otot-otot.
- Melakukan gerakan yoga sederhana juga dapat membantu memperkuat dan meregangkan otot-otot panggul dan perut.
Seperti kondisi kronis lainnya, penting sekali bagi wanita dengan penyakit ini untuk mengenal tubuhnya sendiri dan mengetahui cara mengatasi gejala yang dirasakan.
Hal tersebut dapat dimulai dengan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.
Bila perubahan gaya hidup belum bisa mengatasi masalah, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut serta pilihan terapi yang cocok.
[embed-health-tool-ovulation]