Berolahraga memberikan banyak manfaat kesehatan untuk semua orang. Namun, tidak semua orang dapat berolahraga dengan leluasa karena mengidap penyakit tertentu. Permasalahan seperti ini acap kali dihadapi oleh pengidap hemofilia. Padahal, dengan olahraga yang tepat, penderita hemofilia justru dapat memelihara kebugaran tubuhnya untuk mengurangi risiko terjadinya perdarahan. Apa saja olahraga yang aman untuk hemofilia? Bagaimana tips aman melakukannya? Simak ulasannya berikut ini.
Apa saja manfaat olahraga untuk penderita hemofilia?
Banyak orang mengira hidup dengan penyakit hemofilia sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik terlalu sering untuk mencegah terjadinya perdarahan. Memang, kebanyakan kasus hemofilia membuat penderitanya lebih rentan terhadap komplikasi akibat cedera, masalah sendi, atau perdarahan dalam. Terluka atau terbentur sedikit saja mungkin bisa berakibat fatal bagi mereka.
Padahal, olahraga rutin justru sangat disarankan untuk penderita hemofilia. Mengapa demikian?
Menurut laman Hemophilia of Georgia, berolahraga bisa membantu pasien hemofilia memiliki otot yang lebih kuat. Dengan otot yang kuat, sendi-sendi di dalam tubuh akan terlindungi dari risiko perdarahan dalam. Perdarahan di sendi adalah kondisi yang umum ditemukan pada pengidap hemofilia. Selain itu, olahraga yang tepat juga melatih agar tubuh lebih seimbang, serta menjaga stamina tubuh.
Aktivitas fisik yang cukup juga turut menjaga berat badan ideal Anda bila diimbangi dengan pola makan yang tepat. Penderita hemofilia dianjurkan untuk selalu memiliki berat badan yang normal. Pasalnya, berat badan di atas normal memberikan tekanan berlebih pada tulang dan sendi. Hal ini yang meningkatkan risiko terjadinya perdarahan dalam sendi.
Tentu saja manfaat rutin berolahraga tidak hanya berdampak pada fisik. Olahraga dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan rasa percaya diri, sehingga aktivitas ini bisa berdampak baik pada kondisi mental pengidap hemofilia.
Yang perlu diperhatikan oleh pengidap hemofilia sebelum berolahraga
Ingat, tidak semua jenis olahraga cocok untuk penderita hemofilia. Tipe olahraga bisa saja bergantung pada usia, jenis hemofilia, serta tingkat keparahan yang dimiliki. Kebutuhan aktivitas fisik pada masing-masing penderita mungkin saja bervariasi, bahkan berubah seiring bertambahnya usia.
Yang perlu Anda ingat, dalam mencari pilihan olahraga yang tepat untuk kondisi Anda, mustahil untuk menghindari risiko perdarahan sama sekali. Namun, Anda juga perlu meyakini bahwa manfaat dari olahraga itu sendiri jauh lebih besar dibanding dengan risiko yang harus Anda hadapi.
Sebagai upaya meminimalisir risiko perdarahan, Anda sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter mengenai tipe olahraga apa yang cocok dengan kondisi Anda.
Pilihan olahraga yang sesuai untuk penderita hemofilia
Olahraga yang ideal untuk pasien hemofilia umumnya tidak melibatkan gerakan yang terlalu repetitif, tidak menggunakan tenaga berlebih, serta minim risiko. Maka dari itu, jenis olahraga seperti sepak bola, basket, boxing, panjat tebing, atau angkat beban sebaiknya dihindari.
Berikut adalah pilihan olahraga yang tergolong aman untuk dilakukan penderita hemofilia:
1. Berjalan
Mungkin jalan kaki terdengar seperti aktivitas fisik yang sepele. Namun, nyatanya banyak manfaat yang diberikan untuk penderita hemofilia sangat signifikan. Berjalan kaki secara rutin dapat membantu menguatkan otot kaki, tempat perdarahan sendi cukup sering ditemukan di bagian lutut dan pergelangan kaki.
Ditambah lagi, rutin berjalan kaki membantu memperlancar sirkulasi cairan sinovial pada sendi. Fungsi cairan sinovial adalah melumasi pergerakan sendi. Dengan demikian, pergerakan tubuh Anda menjadi lebih leluasa dan terhindar dari risiko masalah sendi.
2. Berenang
Olahraga lainnya yang dianjurkan untuk penderita hemofilia adalah berenang. Tidak hanya memberikan banyak manfaat, berenang juga termasuk olahraga yang menyenangkan untuk dilakukan.
Dikutip dari situs National Hemophilia Foundation, bergerak di dalam air tidak membutuhkan beban dan tekanan lebih pada tubuh, sehingga risiko mengalami cedera sangat kecil. Selain itu, berenang juga turut meningkatkan kekuatan, fleksibilitas, serta ketahanan tubuh tanpa perlu mengeluarkan energi berlebihan.
3. Yoga
Olahraga yang identik dengan teknik pernapasan dan pose bervariasi ini dinilai aman dan bermanfaat untuk penderita hemofilia. Yoga tidak membutuhkan tenaga yang terlalu besar, tapi efektif memperbaiki kekuatan sendi, otot, serta tulang. Hal ini tentunya berefek baik untuk mengurangi risiko perdarahan.
Selain itu, teknik pernapasan dalam yoga juga berguna untuk meningkatkan kesehatan mental, terutama kemampuan tubuh dalam mengatasi rasa nyeri.