Trombosis vena dalam atau DVT adalah kelainan trombosit yang memerlukan pengobatan rutin. DVT bisa terjadi karena pembekuan darah pada pembuluh darah vena yang terletak di sekitar kaki. Sebagaimana penyakit pada umumnya, trombosis vena dalam juga membutuhkan pengobatan rutin. Berikut perawatan trombosis vena dalam (DVT) yang perlu Anda lakukan.
Berbagai pengobatan trombosis vena dalam (DVT)
Jika Anda atau orang terdekat mengalami trombosis vena dalam, mungkin muncul pertanyaan: apakah DVT bisa sembuh?
Mengutip dari Mayo Clinic, trombosis vena dalam adalah kondisi darurat medis. Kondisi ini perlu cepat mendapatkan penanganan setelah merasakan pasiennya gejala.
DVT atau trombosis vena dalam bisa sembuh bila mendapat penanganan cepat setelah merasakan berbagai gejala yang mengganggu.
Pada dasarnya, ada tiga target utama dalam pengobatan dan perawatan DVT, yaitu:
- mencegah bekuan darah lebih besar,
- cegah bekuan darah agar tidak lepas dan mengalir ke paru-paru,
- mengurangi peluang mengalami DVT tipe lain.
Untuk mencapai hasil di atas, berikut ini perawatan dan pengobatan trombosis vena dalam yang perlu pasien lakukan.
1. Minum obat pengencer darah
Pengobatan trombosis vena dalam yang paling sering adalah dengan obat pengencer darah antikoagulan.
Obat-obatan ini tidak memecah gumpalan darah yang ada, tetapi mencegah gumpalan menjadi lebih besar.
Pasalnya, kalau gumpalan membesar, bisa menimbulkan risiko yang berbahaya bagi pengidap DVT.
Pemberian obat pengencer darah bisa lewat oral atau suntikan bawah kulit atau melalui infusan.
Pengencer darah suntik yang paling umum petugas medis gunakan untuk DVT adalah enoxaparin (Lovenox) dan fondaparinux (Arixtra).
Setelah mendapat pengencer darah suntik selama beberapa hari, dokter akan menggantinya dengan tablet atau obat oral.
Contoh obat pengencer darah oral yang dokter berikan adalah warfarin (Jantoven) dan dabigatran (Pradaxa).
Dokter mungkin menyarankan Anda untuk melakukan pengobatan DVT dengan minum pengencer darah selama 3 bulan atau lebih.
Hal ini untuk mencegah efek samping yang lebih serius. Jika menggunakan warfarin, Anda perlu melakukan tes darah rutin untuk memeriksa berapa lama darah membeku.
2. Obat penghancur bekuan darah
Pengobatan DVT yang satu ini disebut juga trombolitik, biasanya dokter meresepkan bila Anda memiliki DVT yang serius.
Selain itu, trombolitik juga dokter resepkan bila obat lain tidak bekerja dengan maksimal.
Pemberian obat ini melalui intravena atau tabung kateter yang langsung dokter tempatkan ke dalam area bekuan darah.
Obat penghancur bekuan darah ini bisa menyebabkan perdarahan serius.
Oleh karena itu, biasanya obat ini hanya dokter berikan untuk orang dengan masalah pembekuan yang sangat parah.
3. Filter vena cava
Pengobatan DVT menggunakan filter vena cava biasanya dokter berikan ketika Anda tidak bisa minum obat pengencer darah.
Cara memakai filter vena cava yaitu dengan memasukkan filter ke dalam vena besar (vena cava) dalam perut.
Filter ini mencegah bekuan darah terlepas dan berjalan menuju paru-paru.
4. Pakai kaus kaki khusus
Selain menggunakan obat-obatan, pengobatan DVT juga menggunakan kaus kaki khusus sampai lutut.
Kaus kaki ini untuk mengurangi kemungkinan darah menumpuk dan menggumpal pada satu titik.
Untuk membantu mencegah pembengkakan yang berhubungan dengan trombosis vena dalam, Anda bisa memakai kaus kaki ini sampai ke lutut, seperti stoking.
Dokter dan petugas medis akan menyarankan Anda menggunakan kaus kaki ini di siang hari selama 2 tahun.
5. Menjalani prosedur trombektomi atau embolektomi
Pada kasus DVT yang sangat jarang terjadi, dokter akan melakukan pengobatan dengan prosedur pembedahan.
Mengutip dari Center for Disease Control and Prevention (CDC), pembedahan ini bertujuan untuk menghilangkan bekuan darah yang tidak bisa teratasi dengan obat-obatan.
Prosedur trombektomi akan mengangkat bekuan darah pada pasien dengan DVT. Kalau DVT sudah menyebar ke paru-paru, perlu melibatkan embolektomi.
Embolektomi adalah pengangkatan penyumbatan dalam paru-paru karena gumpalan pada pasien dengan emboli paru.
Pengobatan DVT dokter lakukan berdasarkan gejala DVT dengan pemeriksaan area yang bengkak atau perubahan warna kulit.
Hasil pemeriksaan ini akan menunjukan seberapa parah atau ringan kondisi trombosis vena dalam yang Anda alami.