Beberapa wanita yang pernah aborsi karena kondisi kesehatan tertentu terkadang jadi waswas kalau ingin hamil lagi. Sebab, riwayat pernah aborsi dianggap akan memengaruhi kehamilan selanjutnya. Mulai takut jadi tidak bisa hamil, takut muncul banyak komplikasi, dan bingung kapan seharusnya bisa hamil lagi. Nah, agar tidak bingung simak di bawah ini hal-hal yang harus diperhatikan sebelum kembali merencanakan untuk hamil lagi.
Bagaimana jika saya mau hamil lagi setelah aborsi?
Tak ada salahnya mencoba hamil lagi setelah kemarin gagal. Aborsi tidak menutup kemungkinan Anda untuk hamil lagi kok. Namun, sebelum merencanakan kehamilan, sebaiknya Anda perhatikan dulu berbagai hal berikut ini.
1. Aborsi tidak memengaruhi kesuburan
Aborsi, jika dilakukan oleh dokter ahli dengan prosedur yang benar, pada umumnya akan aman-aman saja bagi kondisi kesuburan.
Yang perlu Anda khawatirkan adalah jika prosedur aborsi yang dilakukan tidak sesuai prosedur dan tidak dalam pengawasan dokter yang ahli. Tanpa prosedur yang tepat, organ reproduksi seperti indung telur atau rahim jadi rusak. Jika organ ini mengalami kerusakan, ini baru bisa memengaruhi kesuburan Anda.
BIla semua prosedur dilakukan dengan tepat, kemungkinan terjadinya infeksi dan komplikasi setelah aborsi sangatlah kecil dan Anda bisa hamil kembali.
2. Tak perlu menunggu lama untuk hamil
Tidak usah khawatir, Anda memiliki kesempatan untuk hamil lagi dalam beberapa minggu setelah aborsi. Seberapa cepatnya bisa hamil lagi ini tergantung dengan siklus menstruasi masing-masing orang.
Aborsi pada umumnya tidak memengaruhi siklus menstruasi. Jadi, hitung-hitung lagi kapan waktu subur atau ovulasi Anda terjadi. Biasanya, fase ovulasi akan terjadi pada hari ke-14 hingga ke-28 dalam jadwal menstruasi Anda.
Bila sudah tanggalnya dan Anda ingin cepat hamil, Anda dan pasangan bisa melakukan hubungan seks di waktu tersebut.
3. Jangan buru-buru jika mengalami kondisi tertentu
Dalam beberapa kasus, aborsi bisa membuat rahim melunak akibat obat yang digunakan. Maka itu, para ahli memang menyarankan untuk tidak merencanakan kehamilan terlalu cepat setelah aborsi.
Idealnya, Anda bisa kembali hamil setelah melewati 3-6 bulan setelah aborsi. Efek obat yang tersisa juga dapat memicu kontraksi, sehingga berisiko pada kehamilan selanjutnya.
Jika kurang dari 3 bulan Anda menemukan tanda-tanda kehamilan, sebaiknya periksa ke dokter kandungan Anda. Dokter dapat memeriksa apakah itu benar hamil, atau efek dari sisa hormon kehamilan yang sebelumnya setelah diaborsi.
4. Ada risiko komplikasi pada kehamilan berikutnya
Jika punya riwayat pernah aborsi ini dipercayai bisa meningkatkan risiko komplikasi di kehamilan selanjutnya. Lantas, apa ini benar? Nah, ini tidak selalu terjadi dan kejadiannya cukup jarang.
Terjadinya komplikasi di masa hamil yang akan datang akan tergantung dengan kondisi ibu hamil itu sendiri. Memang ada beberapa risiko yang bisa muncul tergantung dengan jenis aborsi yang dilakukan sebelumnya
[embed-health-tool-due-date]
Aborsi medis
Aborsi medis adalah aborsi yang dilakukan dengan meminum pil untuk menggugurkan janin. Pada dasarnya tidak ditemukan bukti adanya gangguan kehamilan di masa yang akan datang setelah melakukan aborsi jenis ini. Namun memang amannya diberikan jeda setelah menggunakan pil aborsi dengan kehamilan selanjutnya.
Aborsi surgical
Aborsi surgical merupakan jenis aborsi yang dilakukan menggunakan metode dilatasi dan kuret. Pada prosedur aborsi ini, alat akan dimasukkan untuk mengangkat janin.
Nah, dalam beberapa kasus, metode ini bisa saja melukai dinding rahim. Belum lagi jika Anda telah pernah beberapa kali melakukan metode ini, kemungkinan akan terbentuk jaringan parut di atas leher rahim.
Prosedur ini juga dapat membuat serviks melebar, sehingga pada kehamilan berikutnya Anda mungkin rentan mengalami masalah seperti keguguran atau bayi lahir mati.
Namun, jangan cemas. Jika Anda memang harus melakukan aborsi ini demi kesehatan, sebaiknya lakukan sesuai anjuran dokter. Metode ini tidak akan berdampak buruk jika dilakukan dengan benar.
Bila Anda merasa takut dan bingung, lebih baik konsultasi dan diskusikan hal ini pada dokter kandungan Anda.
5. Konsultasikan ke dokter untuk merencanakan kehamilan
Agar kehamilan selanjutnya jauh lebih lancar dan aman, sebaiknya libatkan dokter ahli kandungan untuk merencanakan kehamilan Anda. Meskipun Anda telah menunggu cukup lama agar rahim sembuh seperti sedia kala setelah aborsi, Anda masih perlu berbicara dengan dokter kandungan.
Tes diagnostik tertentu mungkin dibutuhkan sebelum terjadi konsepsi sehingga Anda bisa mengetahui kondisi kesehatan Anda sendiri maupun kondisi janin ke depannya selama di dalam rahim Anda.