Bagi pasangan yang sulit memiliki momongan dengan pembuahan secara alami, program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) menjadi salah satu cara yang patut dicoba.
Kesuksesan program IVF di Indonesia mencapai 30-50%, artinya tetap memiliki kemungkinan gagal sebesar 50-70%. Persentase keberhasilan ini mungkin terlihat tidak begitu besar, namun ini merupakan harapan besar bagi pasangan yang tadinya memiliki 0% kemungkinan untuk hamil.
Banyak cerita-cerita keberhasilan dan kegagalan IVF, dari mulai yang berhasil dalam sekali coba, berhasil pada percobaan di siklus kedua, hingga yang pantang menyerah mencoba hingga 3 sampai 4 kali.
“Kalau embrio masih ada, itu kita tinggal tanam ulang. Tapi kalau ingin memulai batch kedua, mengulang siklusnya dari awal, kita harus evaluasi bersama tim dokter untuk mencari di mana masalah yang harus diperbaiki,” kata dr. Thomas Cahyadi Sp.OG dalam acara IG Live Pusat Fertilitas Bocah Indonesia, Senin (26/4).
Apa yang perlu diperhatikan setelah satu kali gagal IVF dan ingin mencoba siklus kedua?
Apa yang perlu diperhatikan setelah satu kali gagal IVF dan ingin mencoba siklus kedua?
Setelah satu kali gagal program bayi tabung, berapa besar tingkat keberhasilan siklus kedua? Pertanyaan ini mungkin menjadi salah satu yang paling sering ditanyakan oleh pasangan yang hendak mengulang siklus kedua IVF.
Ini bukan pertanyaan yang bisa langsung dijawab, karena setiap pasangan bisa memiliki kemungkinan keberhasilan yang berbeda.
Setelah pasangan gagal melakukan IVF, tim dokter spesialis IVF akan meninjau ulang kondisi siklus pertama tersebut. Setiap langkah dalam siklus IVF yang gagal dievaluasi dengan hati-hati untuk mempelajari letak masalahnya. Alasan kegagalan mesti dipastikan apakah dalam proses stimulasi ovarium IVF, pengambilan sel telur, kualitas atau kuantitas sel telur, hasil pembuahan, perkembangan embrio, atau masalah pada prosedur transfer embrio.
Di pusat fertilitas, umumnya dokter spesialis obstetri dan ginekologi, ahli embriologi, ahli andrologi, dan tim ahli lainnya bekerja secara tim untuk mempelajari riwayat siklus pertama. Dari evaluasi ini dapat terlihat masalah-masalah yang terjadi dalam upaya IVF siklus pertama. Masalah tersebut kemudian diatasi terlebih dulu untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkinan timbul hal serupa di siklus kedua.
Peluang keberhasilan di siklus kedua tergantung beberapa faktor berikut
- Usia pasangan wanita
- Kualitas dan kuantitas telur
- Kualitas sperma
- Penyebab infertilitas Anda
- Jumlah telur yang diambil
- Masalah rahim
- Kompetensi genetik dan kromosom embrio
- Laju perkembangan embrio, kualitas embrio, dan laju henti embrio selama perkembangan di laboratorium.
Selain itu juga ada faktor keterampilan dan kualitas laboratorium, misalnya:
- Kualitas stimulasi ovarium IVF, tergantung pada keterampilan dokter yang mengendalikan proses ini
- Kualitas laboratorium IVF
- Keterampilan pengambilan telur dan efisiensi keseluruhan dari proses pengambilan telur.
- Keterampilan transfer embrio dari dokter IVF.
Seringkali satu pasangan memiliki masalah pada satu atau lebih faktor-faktor di atas. Pastikan Anda mengetahui perkiraan berapa persen tingkat keberhasilan IVF siklus kedua karena besarnya akan berbeda-beda tergantung kondisi setiap pasangan.
Oleh karena itu, tetap semangat untuk mencoba sebab kita tidak pernah tahu kapan usaha tersebut membuahkan hasil.
[embed-health-tool-ovulation]