Pengobatan utama untuk osteoporosis adalah obat-obatan resep dokter, seperti bifosfonat, dan mungkin juga meliputi terapi fisik. Namun di samping itu, ada beberapa obat herbal yang diyakini berpotensi membantu mengatasi gejala osteoporosis dan mengendalikan keparahan penyakitnya.
Obat herbal untuk osteoporosis
Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang kerap menyerang orang lebih tua dan wanita. Saat osteoporosis menyerang tandanya kepadatan mineral tulang menurun sehingga rentan patah dan rapuh. Untuk membantu meringankan pengeroposan tulang atau osteoporosis, berikut berbagai obat herbal yang bisa dikonsumsi:
1. Semanggi merah (red clover)
Dilansir dari penelitian yang diterbitkan dalam Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, ekstrak semanggi merah dipercaya dapat menjadi obat herbal bagi pengidap osteoporosis.
Hasil penelitian tersebut menemukan, mengonsumsi esktrak semanggi merah selama 12 minggu berefek baik untuk kesehatan tulang wanita menopause. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa suplemen ini membantu melindungi tulang punggung dari efek penuaan tulang akibat usia dan osteoporosis.
Penelitian lain juga menyebutkan proses penurunan kepadatan tulang terjadi lebih lebih lambat pada wanita yang rutin mengonsumsi herbal ini. Mengapa? Semanggi merah dilaporkan mengandung isoflavon yang secara struktur mirip dengan estrogen alami dalam tubuh manusia.
Estrogen itu sendiri adalah hormon yang membantu melindungi kepadatan dan kekuatan tulang. Penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko osteoporosis.
2. Black cohosh
Black cohosh adalah herbal yang populer digunakan oleh masyarakat Indian Amerika untuk mengatasi masalah kesehatan wanita. Black cohosh banyak digunakan untuk mengobati gejala menopause, sindrom PMS, nyeri haid, jerawat, serta menginduksi persalinan. Namun selain itu, obat herbal yang satu ini juga kerap digunakan untuk mengatasi osteoporosis.
Black cohosh mengandung fitoestrogen (zat mirip estrogen) yang diyakini mampu membantu mencegah pengeroposan tulang. Sebuah penelitian dalam jurnal Bone menemukan bukti bahwa black cohosh mendukung pembentukan tulang pada tikus.
Meski begitu, black cohosh tidak bisa dijadikan sebagai pengganti estrogen dalam pengobatan apa pun termasuk terapi hormon. Di beberapa bagian tubuh, black cohosh ditemukan bisa meningkatkan efek estrogen. Sementara di bagian lainnya black cohosh justru diamati mengurangi efek estrogen yang merugikan tubuh.
Tetap dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memperkuat bukti apakah obat herbal ini benar-benar efektif untuk osteoporosis atau tidak. Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai manfaat dan efek samping obat herbal yang satu ini sebelum dikonsumsi.
3. Paku ekor kuda (horsetail)
Paku ekor kuda termasuk obat herbal yang diduga kuat bisa membantu mengatasi osteoporosis. Biasanya tanaman herbal ini dikonsumsi sebagai suplemen, teh, atau kompres herbal.
Kandungan silikon di dalam paku ekor kuda dipercaya mampu membantu mengurangi pengeroposan tulang. Selain itu, tanaman dengan nama latin Equisetum arvense ini juga diduga kuat bisa merangsang regenerasi tulang.
Paku ekor kuda termasuk tanaman yang mengandung antioksidan dan antiradang. Kandungan ini memiliki senyawa yang bekerja seperti pil diuretik, atau dengan kata lain membuat Anda jadi sering kencing. Oleh karena itu, Anda biasanya disarankan untuk banyak minum air agar cairan yang hilang dan keluar dapat tergantikan.
Selain untuk osteoporosis, obat herbal ini juga digunakan untuk mengatasi penumpukan cairan di tubuh seperti edema. Kadar kolesterol yang tinggi, haid yang berat, dan batu ginjal juga bisa diringankan gejalanya dengan obat herbal yang satu ini. Namun, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan keefektifannya.
Obat herbal bukanlah pengobatan utama osteoporosis
Meski alami, perlu diingat bahwa obat herbal bukanlah pengganti pengobatan utama. Belum ada penelitian yang menjamin 100 persen bahwa obat herbal bisa menggantikan obat medis untuk osteoporosis. Masih dibutuhkan banyak penelitian untuk memperkuat bukti laporan potensi obat herbal untuk osteoporosis.
Tujuan obat herbal itu sendiri bukanlah menyembuhkan melainkan meringankan gejala dan keparahan. Oleh karena itu, obat herbal biasanya hanya diberikan sebagai pelengkap obat dokter lainnya. Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memutuskan mana obat herbal yang aman dan cocok untuk kondisi Anda. Sebab, bahan aktif di dalamnya mungkin bisa mengganggu kerja obat utama.
Obat herbal yang dikonsumsi bisa saja bereaksi negatif terhadap obat-obatan yang Anda konsumsi. Bukannya meringankan kondisi, obat herbal malah bisa memperparah kesehatan tulang dan tubuh.
Oleh sebab itu, selalu konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat herbal baik dalam bentuk suplemen atau ekstrak lainnya.
Cara memilih obat herbal yang tepat
Memilih obat herbal tak bisa sembarangan. Oleh karenanya, Anda perlu meminta izin dan persetujuan dokter terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko obat yang mungkin mengacaukan pengobatan utama.
Jika dokter sudah memberikan lampu hijaunya pada Anda untuk minum obat herbal tertentu, berhati-hatilah sebelum membelinya. Jangan mudah tergiur oleh harga yang murah dan iklan yang menjanjikan. Akan jauh lebih baik jika Anda meminta dokter untuk merekomendasikan beberapa produk yang tepat.
Produk yang Anda beli di pasaran sebenarnya bisa dicek terlebih dahulu di laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) http://cekbpom.pom.go.id/.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat keamanan obat apakah sudah terdaftar di BPOM atau belum. Biasanya Anda bisa mengeceknya melalui nomor registrasi yang tertera di kemasan, merek, atau nama produknya.
Pastikan juga untuk mengecek tanggal kedaluwarsa obat herbal untuk osteoporosis yang Anda beli. Hal ini untuk mengantisipasi obat kedaluwarsa yang ternyata masih beredar di pasaran.
Setelah semuanya aman, bacalah petunjuk penggunaan mengenai kapan harus diminum dan berapa kali penggunaannya.
[embed-health-tool-bmr]