Peregangan (stretching) adalah bagian penting dari latihan fisik supaya mengurangi risiko cedera, menghambat degenerasi sendi, membuat otot rileks, serta meningkatkan sirkulasi tubuh selama olahraga. Ada beberapa jenis peregangan yang bisa menjadi pilihan Anda, salah satunya yakni peregangan statis dan balistik. Nah, diantara kedua jenis peregangan ini, mana yang lebih baik untuk tubuh?
Apa yang dimaksud peregangan statis?
Peregangan statis adalah jenis peregangan yang paling sering diterapkan ketika berolahraga. Peregangan ini dilakukan dengan menahan beberapa gerakan selama selama 10 hingga 60 detik.
Saat melakukan peregangan statis, Anda memperpanjang gerak sendi sejauh kemampuan Anda. Contohnya gerakan menekuk paha ke atas dan menahannya beberapa detik.
Peregangan statis memiliki manfaat yang baik jika dilakukan dengan benar sebelum olahraga. Hal ini dibuktikan dengan penelitian di tahun 2015 dalam Journal Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, yang mengatakan bahwa peregangan statis yang dilakukan sebelum latihan bisa mengurangi kemungkinan Anda mengalami cedera.
Namun peregangan statis tidak terlalu dianjurkan untuk dilakukan sebelum olahraga dengan intensitas tinggi atau olahraga angkat beban. Pasalnya, dilansir dari laman Very Well Fit, menurut studi di tahun 2014 dalam The Journal of Strength and Conditioning Research menyatakan bahwa melakukan peregangan ini sebelum latihan hanya menghambat gerakan ketika berolahraga.
Ini bukan berarti peregangan ini tidak efektif, hanya saja untuk olahraga intensitas tinggi, Anda lebih dianjurkan untuk melakukannya setelah berolahraga.
Apa yang dimaksud peregangan balistik?
Berbeda dengan peregangan statis, peregangan balistik justru dilakukan dengan gerakan yang berubah-ubah dengan cepat supaya otot dapat meregang. Metode yang dilakukan pada peregangan ini mendorong tubuh Anda untuk bergerak melampaui rentang gerak yang normal.
Peregangan balistik lebih banyak direkomendasikan pada atlet, seperti pemain sepak bola, bela diri, serta bola basket, sebab akan lebih bermanfaat dalam membantu meningkatkan performa gerakan saat latihan.
Contoh dari gerakan peregangan balistik adalah melakukan lompatan tinggi, menendang, hingga berlari di tempat, dan semua gerakan tersebut dilakukan dalam satu rangkaian. Itu sebabnya, peregangan balistik tidak terlalu direkomendasikan untuk orang-orang yang baru mulai membiasakan diri berolahraga.
Pasalnya, hal ini bisa meningkatkan risiko otot tertarik ataupun cedera, karena melakukan gerakan perenggangan yang terlalu kuat bisa merusak jaringan lunak yang terdapat di sekitar sendi, seperti ligamen dan tendon (sekumpulan jaringan lunak yang menghubungkan jaringan otot dengan tulang).
Pada akhirnya, kondisi ini bisa menimbulkan risiko tendonitis, yang seiring berjalannya waktu bisa mengakibatkan berkurangnya kelenturan gerakan otot-otot tubuh.
Jadi lebih baik pilih peregangan statis atau peregangan balistik?
Kedua jenis peregangan ini sama-sama bermanfaat, asal dilakukan sesuai dengan kondisi tubuh. Meskipun menurut penelitian dari British Journal of Sports Medicine, bahwa peregangan balistik dipercaya memberikan hasil yang lebih baik daripada peregangan statis jika Anda ingin meningkatkan kelenturan otot di bagian paha.
Namun yang harus Anda pertimbangan adalah peregangan balistik tidak selalu aman untuk dilakukan bagi pemula, karena bisa menyebabkan cedera jika tidak dilakukan dengan benar karena mengharuskan gerakan yang cepat. Itu sebabnya peregangan ini lebih dianjurkan untuk dilakukan oleh atlet ataupun mereka yang telah terbiasa dengan olahraga intensitas tinggi.
Jika Anda masih termasuk pemula dalam olahraga, maupun belum terbiasa melakukan olahraga dengan intensitas yang tinggi, sebaiknya pilihlah peregangan jenis ini. Pasalnya, peregangan statis memang lebih aman bagi semua orang, bahkan orang tua sekali pun. Gerakannya yang tidak rumit dan mudah, membuat peregangan statis cocok bagi semua kalangan.
[embed-health-tool-bmr]