backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Bagaimana Membedakan Kanker Hati dan Hepatitis?

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/09/2021

    Bagaimana Membedakan Kanker Hati dan Hepatitis?

    Hati merupakan salah satu organ penting di dalam tubuh manusia. Organ ini dapat mengalami gangguan seperti hepatitis dan kanker. Karena keduanya sama-sama menyerang organ hati, terkadang kedua penyakit tersebut menunjukkan gejala yang serupa dan sulit untuk dibedakan. Kira-kira, apa saja perbedaan kanker hati dan hepatitis? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

    Apa itu kanker hati?

    Sebelum mengetahui perbedaan hepatitis dan kanker hati, ada baiknya Anda mengenali terlebih dahulu  masing-masing penyakit tersebut.

    Kanker dimulai dari adanya sel-sel abnormal di dalam tubuh yang berkembang dan berlipat ganda secara tidak terkendali. Apabila sel-sel abnormal tersebut ditemukan di hati, itu bisa jadi pertanda kanker hati.

    Pada dasarnya, kanker hati terbagi menjadi 2 jenis, yaitu kanker hati primer dan sekunder. Jika sel kanker pertama kali muncul di hati, kanker akan tergolong dalam jenis primer. Nama lain kanker hati primer adalah hepatoma atau karsinoma hepatoseluler (HCC).

    Sementara itu, apabila sel-sel kanker datangnya dari organ tubuh lain yang terkena kanker sebelumnya, kanker hati akan masuk dalam tipe sekunder. Proses persebaran sel kanker dari satu organ ke organ tubuh lainnya disebut dengan metastasis.

    Berikut adalah beberapa tanda dan gejala kanker hati:

    • sering merasa lelah,
    • perut kembung atau merasa kenyang,
    • rasa sakit di bagian kanan atas perut atau punggung dan bahu,
    • mual,
    • kehilangan nafsu makan,
    • berat badan turun tanpa sebab,
    • tubuh lemah,
    • demam, dan
    • jaundice (kulit dan bagian putih bola mata menguning).

    Menurut laman American Cancer Society, tanda dan gejala kanker hati biasanya tidak terasa jika kanker masih di stadium awal. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan salah satu atau beberapa gejala di atas dapat muncul lebih cepat. Segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang tak wajar.

    Kanker hati disebabkan oleh adanya mutasi pada DNA sel tubuh. Beberapa kasus kanker hati berkaitan dengan adanya penyakit dan kondisi medis tertentu, seperti hepatitis. Namun, tidak jarang kanker hati muncul tanpa ada penyebab yang pasti.

    Apa itu hepatitis?

    virus hepatitis

    Sementara itu, hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus. Ada 5 jenis virus yang dapat menyebabkan hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Masing-masing tipe penyakit hepatitis menandakan jenis virus yang menjadi penyebabnya.

    Tanda-tanda dan gejala hepatitis terkadang tidak muncul hingga beberapa minggu sejak pasien tertular virus. Di bawah ini merupakan sejumlah gejala hepatitis.

    • Kelelahan
    • Mual dan muntah
    • Sakit perut di bagian atas kanan perut
    • Urine berwarna gelap
    • Demam
    • Nyeri sendi
    • Penurunan nafsu makan
    • Jaundice
    • Pembengkakan di kaki

    Penularan virus hepatitis dapat terjadi melalui berbagai cara seperti di bawah ini.

  • Mengonsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita hepatitis.
  • Minum air yang terkontaminasi virus.
  • Menggunakan jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus.
  • Berhubungan intim dengan penderita hepatitis.
  • Masing-masing jenis hepatitis memiliki tingkat keparahan yang berbeda. Ada jenis hepatitis yang jarang menimbulkan komplikasi, seperti hepatitis A. Namun, beberapa tipe hepatitis berpotensi menimbulkan komplikasi seperti kanker hati dan sirosis, terutama jika pasien sudah mengidap hepatitis selama bertahun-tahun.

    Perbedaan kanker hati dan hepatitis

    Baik kanker hati dan hepatitis sama-sama memengaruhi fungsi serta kinerja hati. Namun, apa yang membedakan kedua penyakit tersebut? Salah satu perbedaan yang paling utama adalah penyebab dari kedua penyakit.

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kanker hati disebabkan oleh adanya mutasi atau kelainan pada DNA sel-sel tubuh. Kelainan atau mutasi DNA tersebut yang menyebabkan sel-sel di dalam tubuh berlipat ganda secara tidak terkendali. Akibatnya, sel abnormal yang berlipat ganda tadi akan membentuk tumor.

    Tidak diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya mutasi DNA sel. Namun, ada beberapa faktor risiko yang memicu mutasi, salah satunya adalah hepatitis kronis.

    Jenis hepatitis yang sering kali berujung dengan kanker hati adalah tipe B dan C. Kedua tipe tersebut paling sering memicu terjadinya infeksi kronis yang berlangsung lebih dari 6 bulan.

    Pengobatan kanker hati dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung pada tingkat keparahan serta stadium kanker yang diderita. Biasanya, kanker dapat ditangani dengan obat kemoterapi atau transplantasi hati.

    Berbeda dengan kanker hati, hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang ditularkan melalui berbagai cara, seperti kontak fisik dengan penderita dan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

    Hepatitis juga tidak menyebabkan munculnya sel-sel abnormal pada hati. Kerusakan hati pada penyakit hepatitis biasanya disebabkan oleh peradangan parah.

    Pengobatan untuk pasien kanker hati dan hepatitis juga berbeda. Jika kanker biasanya ditangani dengan obat kemoterapi atau radioterapi, hepatitis diobati dengan resep antivirus atau obat injeksi interferon.

    Meski kanker hati dan hepatitis memiliki perbedaan, keduanya adalah penyakit yang bisa berhubungan satu sama lain. Pasalnya, seseorang yang terkena hepatitis, terutama yang berjenis B dan C, memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker hati.

    Oleh karena itu, untuk mencegah terkena kanker hati, Anda bisa melakukan langkah-langkah di bawah ini.

    • Mendapatkan vaksinasi hepatitis B.
    • Berhenti minum alkohol dan mengurangi konsumsi junk food.
    • Melakukan tes screening hepatitis, terutama jika Anda termasuk dalam kelompok berisiko.
    • Mempraktikkan hubungan seksual yang aman dan bebas risiko.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 08/09/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan