Delirium tremens (DT) – merupakan gejala paling serius dalam sindroma putus alkohol. Namun tidak semua penderita putus alkohol mengalaminya, diperkirakan hanya 5% penderita yang mengalami DT. Seseorang yang mengalami DT akan cenderung berhalusinasi dan mengalami disorientasi yang disertai dengan beberapa tanda fisik sepeti peningkatan detak jantung dan tekanan darah serta panas tubuh. DT dianggap serius karena terjadi akibat gangguan hemostasis cairan dan elektrolit pada individu alkoholisme yang berakibat pengurangan aliran darah ke otak dan memicu gagal jantung.
Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi sindroma putus alkohol?
Gejala putus alkohol dapat dihentikan untuk menjadi bertambah parah jika seseorang benar-benar berhenti mengonsumsi alkohol sejak munculnya gejala ringan. Gejala putus alkohol akan bertambah parah di setiap episodenya sesuai dengan lamanya konsumsi alkohol secara rutin. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan adalah menghentikan bertambah parahnya ketergantungan minuman beralkohol dan mencegah terjadinya DT pada penderita.
Seseorang yang sudah pernah mengalami gejala kejang dan halusinasi akibat putus alkohol sebaiknya segera berobat. Hal ini diperlukan untuk memantau tekanan darah, suhu, dan detak jantung dalam mengantisipasi terjadinya DT. Penderita juga mungkin akan membutuhkan obat penenang untuk mengatasi kejang dan halusinasi.
Kesembuhan penderita sindroma putus akohol bergantung pada kerusakan dan fungsi tubuh dalam beradaptasi kembali serta seberapa baik perkembang untuk berhenti dari konsumsi alkohol. Sebagian besar gejala putus alkohol dapat hilang dengan sempurna, namun risiko kematian tetap ada, terutama jika DT terjadi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar