backup og meta

Selain Diminum, Apa Saja Cara Pemberian Obat Lainnya?

Selain Diminum, Apa Saja Cara Pemberian Obat Lainnya?

Obat-obatan tersedia dalam berbagai bentuk, dosis, dan cara pemberian. Penggunaan yang keliru justru dapat menurunkan efektivitas obat dan menimbulkan efek samping yang tidak diharapkan. Itu sebabnya setiap pasien harus memahami cara menggunakan obat sebelum mulai memakainya.

Berbagai macam cara pemberian obat

minum obat melebihi dosis

Cara pemberian obat-obatan dibedakan berdasarkan tiga faktor utama. Faktor tersebut di antaranya bagian tubuh yang perlu diobati, reaksi obat dalam tubuh, serta kandungan obat.

Sebagai contoh, terdapat obat-obatan tertentu yang akan hancur oleh asam lambung jika diminum secara langsung. Jenis obat seperti ini biasanya akan diberikan melalui suntikan guna menghindari dampak tersebut.

Untuk mengetahui dengan lebih jelas, berikut adalah berbagai macam cara pemberian obat:

1. Diminum secara langsung (oral)

Meminum obat secara oral umumnya ditujukan untuk obat berbentuk cair, tablet, kapsul, atau tablet kunyah.

Ini merupakan cara pemberian obat yang paling umum karena jauh lebih mudah, aman, dan murah dibandingkan metode lainnya.

Setelah diminum, obat akan diserap oleh dinding usus. Proses ini dapat dipengaruhi oleh makanan dan obat lain yang Anda konsumsi.

Obat yang telah diserap kemudian diuraikan oleh hati sebelum akhirnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

2. Suntikan (parenteral)

Terdapat beberapa cara pemberian obat menggunakan suntikan. Biasanya, cara ini dibedakan dari lokasi suntiknya. Beberapa di antaranya:

  • Subkutan. Obat ini disuntikkan ke jaringan lemak tepat di bawah kulit. Obat ini kemudian masuk ke pembuluh darah kecil (kapiler) menuju alirah darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Insulin adalah salah satu yang paling sering menggunakan cara pemberian obat yang satu ini.
  • Intramuskular. Metode ini ditujukan untuk pasien yang membutuhkan obat dengan dosis yang lebih besar. Obat disuntikkan langsung ke jaringan otot lengan atas, paha, atau pantat menggunakan jarum berukuran besar.
  • Intravena. Sering disebut sebagai infus, cara pemberian obat melalui intravena dilakukan dengan menyuntikkan cairan mengandung obat langsung ke pembuluh vena. Obat dapat diberikan dalam satu dosis atau berkelanjutan.
  • Intratekal. Cara ini ditujukan untuk mengobat penyakit pada otak, tulang belakang, serta lapisan pelindungnya. Obat disuntikkan melalui jarum yang dimasukkan ke celah antara dua tulang belakang bagian pinggang.

3. Topikal

Diflorasone adalah obat

Obat-obatan topikal merupakan jenis obat yang diserap secara langsung oleh permukaan tubuh, terutama kulit. Contoh obat topikal adalah salep, losion, krim, bedak, gel, dan plester yang ditempelkan ke kulit.

Menggunakan obat dengan cara topikal memiliki keunggulan, yakni efek obat akan langsung terasa pada bagian tubuh yang memerlukannya.

Risiko efek sampingnya pun lebih kecil karena obat-obatan tidak melalui area tubuh lainnya secara langsung.

4. Supositoria (rektal)

Supositoria merupakan jenis obat-obatan yang dimasukkan melalui dubur. Jenis obat ini ditujukan bagi pasien yang tidak bisa menelan obat secara langsung, mengalami mual parah, atau harus menjalani puasa sebelum dan setelah operasi.

Obat-obatan supositoria berbentuk padat dan mengandung sejenis zat lilin yang mudah terurai begitu berada dalam rektum. Dinding rektum terdiri dari permukaan tipis dengan banyak pembuluh darah sehingga obat dapat diserap dengan cepat.

5. Cara lainnya

abrasi kornea

Selain beragam cara di atas, Anda juga dapat menggunakan obat melalui metode lain sesuai kebutuhan. Misalnya:

  • Tablet yang ditempelkan di bawah lidah (sublingual) atau di bagian dalam pipi (bukal)
  • Tablet, cairan, gel, krim, atau cincin obat yang dimasukkan ke dalam vagina
  • Obat tetes mata berbentuk cair
  • Obat tetes telinga berbentuk cair
  • Partikel obat yang dihirup secara langsung atau melalui uap

Cara pemberian obat berpengaruh besar terhadap kesembuhan Anda. Pastikan bahwa Anda selalu mengonsumsi obat dengan cara dan dosis yang tepat guna mengurangi risiko efek samping maupun masalah kesehatan lainnya.

Bertanyalah kepada dokter bila terdapat hal yang belum Anda pahami seputar konsumsi obat. Jangan mengubah dosis ataupun menghentikan penggunaan tanpa izin maupun anjuran dari dokter.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Drug Administration. https://www.msdmanuals.com/home/drugs/administration-and-kinetics-of-drugs/drug-administration Diakses pada 31 Mei 2019.

Medication Administration: Why It’s Important to Take Drugs the Right Way. https://www.healthline.com/health/administration-of-medication#takeaway Diakses pada 31 Mei 2019.

The administration of medicines. https://www.nursingtimes.net/clinical-archive/medicine-management/the-administration-of-medicines/288560.article Diakses pada 31 Mei 2019.

Topical Medications Administration. https://www.vnhcsb.org/media/data/papers/pdf/340_16.29.3.pdf Diakses pada 31 Mei 2019.

Versi Terbaru

20/11/2020

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

5 Fakta Tentang Sabu, Gejala Kecanduan dan Penanganan

ACE Inhibitor


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 20/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan